FITNESS & HEALTH
Pengacara Hotma Sitompul Meninggal Dunia, Sempat Jalani Cuci Darah
Aulia Putriningtias
Kamis 17 April 2025 / 08:11
Jakarta: Pengacara ternama Hotma Sitompul meninggal dunia pada Rabu, 16 April 2035. Hotma pun juga dikabarkan sempat dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) untuk menjalankan cuci darah.
“Benar, Hotma Sitompul tutup usia hari ini 16 April 2025, pukul 11.15 WIB,” kata advokat Hotma Sitompul Law Firm, Nico Poltak Sihombing, dikutip dalam Tempo.
Memiliki nama lengkap Hotma Parapatuan Daniel Sitompul ini dikabarkan sakit dan menjalani cuci darah dalam beberapa minggu belakang. Pendiri LBH Mawar Saron ini belum diketahui pasti penyakit yang dideritanya hingga sampai menjalani cuci darah.
Menurut dr. Nadia Nurotul Fuadah dalam Alodokter, cuci darah diperlukan bagi mereka yang mengalami masalah terhadap ginjal. Cuci darah dilakukan untuk menggantikan fungsi ginjal yang sudah rusak parah, atau disebut juga dengan gagal ginjal.
Baca juga: Pengobatan untuk Anak dengan Kerusakan Ginjal
Cuci darah atau hemodialisa adalah prosedur untuk membuang racun dari dalam tubuh akibat ginjal yang telah rusak. Ginjal sendiri memiliki berbagai fungsi, seperti menyaring zat sisa metabolisme dan racun di dalam tubuh lalu membuangnya, mengatur keseimbangan cairan di dalam tubuh, melepaskan hormon, dan mengendalikan produksi sel darah merah.
Gagal ginjal sendiri bisa terjadi karena banyak faktor, di antaranya:
- Penyebab gagal ginjal akut, yakni perdarahan hebat, serangan jantung, infeksi atau dehidrasi berat.
- Penyebab gagal ginjal kronis, yakni hipertensi, diabetes, glomerulonefritis, vaskulitis, penyakit ginjal polikistik.
Gagal ginjal kronis, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menjadi permasalahan dengan jumlah kejadian dan prevalensi yang meningkat setiap tahunnya. WHO mencatat, penyakit Chronic Kidney Disease (CKD) telah menyebabkan kematian pada 850 ribu orang setiap tahunnya.
Gagal ginjal kronis sendiri umumnya disebabkan oleh beberapa kondisi, yaitu:
- Hipertensi
- Diabetes
- Peradangan pada ginjal (glomerulonefritis)
- Peradangan pada pembuluh darah (vaskulitis)
- Penyakit ginjal polikistik
Cuci darah sendiri merupakan salah satu dari tiga terapi pengganti fungsi ginjal, selain continuous ambulatory peritoneal dialysis (CAPD) atau cuci darah lewat perut dan transplantasi ginjal. Beberapa pasien yang memenuhi syarat untuk transplantasi ginjal dapat menjalani prosedur hemodialisa sebagai pengobatan sementara sampai mendapatkan donor ginjal.
Pasien yang melakukan cuci darah atau hemodialisis dianjurkan untuk mengonsumsi cukup protein, serta membatasi asupan kalium, fosfor, dan garam (natrium). Hal ini termasuk natrium yang terkandung di dalam makanan kemasan, jus, dan minuman energi.
Selain itu, penting bagi pasien juga membatasi asupan cairan. Hal ini karena ginjal sudah tidak lagi mampu menjaga keseimbangan cairan tubuh dengan baik sehingga cairan dapat menumpuk di jantung dan paru-paru.
Cuci darah sendiri bertujuan untuk menyaring racun dan zat sisa metabolisme tubuh yang seharusnya dibuang oleh ginjal. Jadi, jika kamu mengalami gagal ginjal, sebaiknya untuk berkonsultasi kepada ahli, pengobatan apa yang cocok dilakukan untuk penyembuhan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
“Benar, Hotma Sitompul tutup usia hari ini 16 April 2025, pukul 11.15 WIB,” kata advokat Hotma Sitompul Law Firm, Nico Poltak Sihombing, dikutip dalam Tempo.
Memiliki nama lengkap Hotma Parapatuan Daniel Sitompul ini dikabarkan sakit dan menjalani cuci darah dalam beberapa minggu belakang. Pendiri LBH Mawar Saron ini belum diketahui pasti penyakit yang dideritanya hingga sampai menjalani cuci darah.
Penyakit apa saja yang memerlukan cuci darah?
Menurut dr. Nadia Nurotul Fuadah dalam Alodokter, cuci darah diperlukan bagi mereka yang mengalami masalah terhadap ginjal. Cuci darah dilakukan untuk menggantikan fungsi ginjal yang sudah rusak parah, atau disebut juga dengan gagal ginjal.
Baca juga: Pengobatan untuk Anak dengan Kerusakan Ginjal
Cuci darah atau hemodialisa adalah prosedur untuk membuang racun dari dalam tubuh akibat ginjal yang telah rusak. Ginjal sendiri memiliki berbagai fungsi, seperti menyaring zat sisa metabolisme dan racun di dalam tubuh lalu membuangnya, mengatur keseimbangan cairan di dalam tubuh, melepaskan hormon, dan mengendalikan produksi sel darah merah.
Gagal ginjal sendiri bisa terjadi karena banyak faktor, di antaranya:
- Penyebab gagal ginjal akut, yakni perdarahan hebat, serangan jantung, infeksi atau dehidrasi berat.
- Penyebab gagal ginjal kronis, yakni hipertensi, diabetes, glomerulonefritis, vaskulitis, penyakit ginjal polikistik.
Gagal ginjal kronis, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), menjadi permasalahan dengan jumlah kejadian dan prevalensi yang meningkat setiap tahunnya. WHO mencatat, penyakit Chronic Kidney Disease (CKD) telah menyebabkan kematian pada 850 ribu orang setiap tahunnya.
Gagal ginjal kronis sendiri umumnya disebabkan oleh beberapa kondisi, yaitu:
- Hipertensi
- Diabetes
- Peradangan pada ginjal (glomerulonefritis)
- Peradangan pada pembuluh darah (vaskulitis)
- Penyakit ginjal polikistik
Cuci darah sendiri merupakan salah satu dari tiga terapi pengganti fungsi ginjal, selain continuous ambulatory peritoneal dialysis (CAPD) atau cuci darah lewat perut dan transplantasi ginjal. Beberapa pasien yang memenuhi syarat untuk transplantasi ginjal dapat menjalani prosedur hemodialisa sebagai pengobatan sementara sampai mendapatkan donor ginjal.
Peringatan dalam menjalankan cuci darah
Pasien yang melakukan cuci darah atau hemodialisis dianjurkan untuk mengonsumsi cukup protein, serta membatasi asupan kalium, fosfor, dan garam (natrium). Hal ini termasuk natrium yang terkandung di dalam makanan kemasan, jus, dan minuman energi.
Selain itu, penting bagi pasien juga membatasi asupan cairan. Hal ini karena ginjal sudah tidak lagi mampu menjaga keseimbangan cairan tubuh dengan baik sehingga cairan dapat menumpuk di jantung dan paru-paru.
Cuci darah sendiri bertujuan untuk menyaring racun dan zat sisa metabolisme tubuh yang seharusnya dibuang oleh ginjal. Jadi, jika kamu mengalami gagal ginjal, sebaiknya untuk berkonsultasi kepada ahli, pengobatan apa yang cocok dilakukan untuk penyembuhan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)