FITNESS & HEALTH

Semakin Meningkat! Inilah Tanda-tanda Kanker Kolorektal pada Generasi Muda

Mia Vale
Minggu 09 Maret 2025 / 13:15
Jakarta: Insiden kanker kolorektal pada orang berusia 20-49 tahun telah meningkat secara mengkhawatirkan selama tiga dekade terakhir di AS dan negara-negara berpenghasilan tinggi lainnya. Kanker usus besar dan rektum sangat dapat diobati jika terdeteksi dini, tetapi lebih sulit diobati pada stadium lanjut. 

Sayangnya, banyak kasus kanker kolorektal pada orang dewasa muda didiagnosis saat sudah berkembang ke stadium lanjut. "Kurangnya kesadaran tentang penyakit dini dan gejalanya dapat menyebabkan keterlambatan diagnosis," jelas Frank Sinicrope, M.D., ahli gastroenterologi dan onkologi Mayo Clinic. 

Pada awal tahun 2023, American Cancer Society (ACS) melaporkan bahwa 20 persen diagnosis pada tahun 2019 terjadi pada pasien berusia di bawah 55 tahun, yang berarti berarti dua kali lipat dari angka pada tahun 1995, dan angka penyakit lanjut meningkat berkisar 3 persen per tahun pada orang yang berusia di bawah 50 tahun. 

ACS memperkirakan bahwa, pada tahun 2023, diperkirakan 19.550 diagnosis dan 3.750 kematian terjadi pada orang yang berusia di bawah 50 tahun. 

Berikut ini hal-hal yang ingin diketahui Dr. Sinicrope tentang kanker kolorektal kepada orang dewasa yang berusia di bawah 45 tahun.


(Kanker kolorektal adalah kanker yang terjadi pada usus besar dan rektum. Kanker ini juga dikenal sebagai kanker usus besar. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
 

Mengapa ada peningkatan? 


Tidak ada yang tahu pasti mengapa jumlah kanker kolorektal meningkat di kalangan anak muda. Gaya hidup yang tidak banyak bergerak, kelebihan berat badan dan obesitas, merokok, konsumsi alkohol berlebihan, diet rendah serat, tinggi lemak atau diet tinggi daging olahan, dan faktor lingkungan lainnya, semua dikaitkan dengan penyakit ini. 

Riwayat keluarga kanker kolorektal atau polip, dan kondisi seperti penyakit radang usus juga merupakan faktor risiko. Ketika seseorang didiagnosis menderita kanker di usia muda, orang-orang juga menduga adanya faktor genetik. Tapi para ahli masih belum dapat menggunakan faktor genetik untuk menjelaskan lonjakan tersebut. 

Kondisi genetik yang paling umum dikaitkan dengan kanker usus besar adalah Sindrom Lynch, yang biasanya melibatkan tumor di sisi kanan usus besar. Namun, bukan itu yang menyebabkan kasus-kasus ini. 

Menurut Yale Medicine, para dokter melihat banyak anak muda yang kanker kolorektalnya terjadi secara sporadis, bukannya disebabkan oleh sindrom genetik tertentu. Para ilmuwan di Yale dan di tempat lain tengah berupaya mempelajari lebih lanjut. 

"Mungkin ada gen lain yang terkait dengan kecenderungan kanker kolorektal yang belum ditemukan," ujar Jessica DiGiovanna, MS, seorang konselor genetika berlisensi dan bersertifikat untuk Program Genetika dan Pencegahan Kanker Smilow. 

Ada sekitar 20.000 gen manusia, tetapi para ilmuwan baru mampu memetakan sekitar sepertiga dari gen-gen ini ke kondisi manusia. Karena alasan ini, para ilmuwan masih berupaya mengidentifikasi gen yang dapat membantu memrediksi risiko seseorang terhadap penyakit tertentu. 

Sementara itu, para peneliti telah membuat kemajuan dalam bidang-bidang seperti profil tumor molekuler, yang menganalisis DNA dan karakteristik biologis lainnya dari sampel jaringan tumor. Hal ini dapat membantu menentukan keputusan pengobatan.

Baca juga: Pelawak Qomar Berpulang karena Kanker Usus Besar, Ketahui Lebih Jauh Penyakit Ini
 

Gejala yang harus diwaspadai


Gejala kanker kolorektal tidak boleh diabaikan. Menukil laman Mayo Clinic, berkisar 10 persen kanker kolorektal didiagnosis pada orang yang berusia di bawah 50 tahun. Orang muda harus mewaspadai tanda-tanda peringatannya. Bicaralah dengan dokter jika kamu memiliki gejala apa pun yang terkait dengan kanker kolorektal dini, termasuk: 
 
  • - Darah dalam tinja atau pendarahan rektal 
  • - Tinja berwarna gelap  
  • - Nyeri perut atau kembung secara teratur 
  • - Perubahan kebiasaan buang air besar atau konsistensi tinja

Sayangnya, banyak pasien yang terlambat mendapatkan diagnosis, hingga telanjur lebih sulit diobati. Bahkan jika kamu berusia 20-an atau 30-an. 

Kamu harus memeriksakan diri jika mengalami perdarahan rektal, perubahan kebiasaan buang air besar, perubahan nafsu makan (seperti merasa "kenyang" lebih awal), penurunan berat badan, atau nyeri perut yang tidak diketahui penyebabnya. Gejala yang kamh alami mungkin berbeda dengan gejala orang yang lain yang menderita kanker kolorektal.
 

Bisa tanpa gejala


Dari gejala yang ditimbulkan, ada beberapa orang yang justru tidak menunjukkan gejala sama sekali. Jadi, penting untuk berkonsultasi dengan dokter jika ada riwayat kanker kolorektal dalam keluarga. Dokter mungkin akan merekomendasikan kolonoskopi sebelum usia 45 tahun. 

Selain itu, jika pasien telah memeriksakan diri ke dokter dan gejalanya tidak kunjung membaik, dokter akan merekomendasikan kolonoskopi. 

Jangan takut dengan tes ini. Banyak orang yang merasa takut dengan persiapan kolonoskopi, yang meliputi minum obat pencahar kuat sehari sebelumnya untuk membersihkan usus. Namun, kolonoskopi dianggap sebagai standar utama untuk mendiagnosis kanker kolorektal, dan dapat menyelamatkan nyawa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH