FITNESS & HEALTH

Prosedur Minimal Invasif RFA untuk Nodul Tiroid Jinak

Aulia Putriningtias
Kamis 06 November 2025 / 16:09
Jakarta: Nodul tiroid yang dibiarkan dapat menimbulkan berbagai keluhan kesehatan. Ada prosedur medis Radiofrequency Ablation (RFA) sebagai solusi minimal invasif dalam penanganannya.

Nodul tiroid adalah benjolan atau pertumbuhan abnormal pada kelenjar tiroid yang dapat bersifat jinak atau ganas. Nodul ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya pertumbuhan jaringan tiroid (adenoma tiroid) berlebih yang umumnya bukan kanker dan tidak berbahaya.

Namun, nodul tiroid juga dapat menjadi indikasi adanya kanker tiroid. Meski kemungkinan nodul yang bersifat kanker relatif kecil, tetapi risikonya meningkat jika seseorang memiliki riwayat keluarga dengan kanker tiroid atau paparan radiasi. Gejala nodul tiroid bervariasi, mulai dari tidak ada gejala sama sekali hingga gejala kesulitan menelan atau perubahan suara. Untuk mendiagnosis nodul tiroid, umumnya dilakukan pemeriksaan fisik, tes darah, serta pencitraan seperti USG dan biopsi.
 

Mengenal Radiofrequency Ablation atau RFA


Radiofrequency Ablation (RFA) tiroid adalah prosedur medis minimal invasif yang digunakan untuk mengecilkan nodul tiroid. Prosedur ini dilakukan tanpa perlu dilakukan pembedahan.

Teknologi medis ini memanfaatkan teknik ablasi termal dengan gelombang radiofrekuensi untuk menghasilkan panas dan menghancurkan jaringan nodul tiroid secara selektif.

Dengan panduan ultrasonografi (USG), dokter akan memasukkan elektroda khusus ke dalam nodul dan memanaskannya hingga suhu 60-100°C untuk mengecilkan ukuran nodul secara bertahap. Dengan hasil klinis yang efektif dan waktu pemulihan yang singkat.

Menurut dr. M. Ikhsan Mokoagow, MMedSci, Sp. P.D, Subsp. E.M.D, FINASIM, FACE selaku Dokter Spesialis Penyakit Dalam Subspesialis Endokrinologi, Metabolik, dan Diabetes Rumah Sakit Pondok Indah Puri Indah, RFA direkomendasikan bagi pasien yang memiliki nodul tiroid jinak.


dr. M. Ikhsan Mokoagow, MMedSci, Sp. P.D, Subsp. E.M.D, FINASIM, FACE selaku Dokter Spesialis Penyakit Dalam Subspesialis Endokrinologi, Metabolik, dan Diabetes Rumah Sakit Pondok Indah Puri Indah. Dok. Ist

"Nodul jinak ini, meskipun tidak bersifat ganas, dapat menimbulkan berbagai keluhan seperti rasa tidak nyaman di leher, gangguan saat menelan, hingga suara serak yang dapat memengaruhi kualitas hidup," katanya.

RFA juga menjadi pilihan terapi yang efektif untuk pasien dengan toxic adenoma. Toxic adenoma ini adalah nodul tiroid yang aktif secara hormonal dan menyebabkan gejala hipertiroid ringan hingga sedang. 

Keunggulan RFA dibandingkan dengan tindakan pembedahan cukup signifikan. Prosedur ini tidak meninggalkan bekas luka sayatan karena hanya menggunakan jarum kecil. Pasien umumnya dapat kembali beraktivitas normal dalam waktu 1–2 hari setelah tindakan.

Selain itu, karena hanya jaringan nodul yang dihancurkan, fungsi tiroid tetap terjaga. Jadi, pasien tidak memerlukan terapi pengganti hormon seperti yang umum diberikan pasca operasi pengangkatan tiroid.

Tindakan RFA pun juga memiliki risiko komplikasi yang sangat rendah, seperti perdarahan, infeksi, atau gangguan pita suara. RFA menjadi alternatif terapi yang memberikan hasil klinis yang optimal dengan tetap mempertahankan kualitas hidup pasien.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)

MOST SEARCH