FITNESS & HEALTH
Hindari Melakukan 6 Hal Ini untuk Jaga Kebersihan Area Kewanitaan
Mia Vale
Minggu 04 Mei 2025 / 07:39
Jakarta: Infeksi vagina merupakan masalah yang lebih umum di kalangan wanita. Di Amerika sendiri, diperkirakan 75 persen wanita dilaporkan mengalami setidaknya satu episode infeksi vagina yang disebut Kandidiasis Vulvovaginal (KVV) atau jamur spesies Candida yang menyebabkan inflamasi pada mukosa vulva dan vagina.
Dan 40–45 persen akan mengalami dua atau lebih dalam hidup mereka, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit. Menjaga kebersihan kewanitaan yang baik sangat penting untuk kesehatan dan kesejahteraan kita secara keseluruhan.
"Kunci untuk melakukan ini terletak pada pemahaman tentang susunan vagina serta memahami berbagai praktik untuk menjaganya tetap bersih" jelas dokter kandungan dan ginekolog, Dr Kavitha Kovi.
Namun, ada banyak kesalahan juga yang dilakukan wanita saat mencoba menjaga kebersihan area kewanitaannya. Nah, berikut ini adalah hal-hal yang tidak disarankan untuk kamu lakukan.
.jpg)
(Karena sabun mandi biasa yang memiliki aroma menyengat dan punya pH yang basa, maka tidak disarankan dipakai untuk membersihkan vagina. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Meskipun penting untuk membersihkan bagian kewanitaan, pastikan untuk menghindari penggunaan sabun, semprotan, atau cairan pembersih yang beraroma. Produk-produk ini tidak boleh digunakan untuk menjaga kebersihan kewanitaan karena dapat mengubah keseimbangan pH alami area vagina.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Women’s Health menyatakan bahwa beberapa produk vagina dapat membahayakan bakteri Lactobacillus, sejenis bakteri di vagina, dan mengubah lingkungan kekebalan vagina. Hal ini dapat menyebabkan iritasi dan infeksi seperti vaginosis bakterial.
Baca juga: Boyzilian dan Brazilian Waxing, dan Hubungannya dengan Kepuasan Seksual
Pastikan untuk tidak melakukan pembersihan vagina secara berlebihan. Hal ini akan menghilangkan flora baik yang melawan infeksi, sehingga mengakibatkan vaginosis bakterialis atau penyakit radang panggul.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Epidemiologic Reviews juga mengaitkan pembersihan vagina dengan banyak hasil buruk termasuk penyakit radang panggul, kanker serviks, berat badan lahir rendah, serta kelahiran prematur. Pastikan untuk menjaga kebiasaan membersihkan vagina secara lembut tanpa mengganggu keseimbangan alami.
Pakaian dalam yang ketat atau sintetis akan memerangkap kelembapan dan panas, yang berkontribusi terhadap pertumbuhan bakteri dan jamur, ujar Dr Kovi kepada HealthShots. Mengenakan pakaian longgar yang terbuat dari bahan yang menyerap keringat seperti katun mengurangi kemungkinan infeksi dan menjaga aliran udara. Hal ini sangat penting dalam hal kebersihan kewanitaan.
Penggunaan produk menstruasi yang tidak aman Membiarkan tampon, pembalut, atau cawan menstruasi tetap terpasang dalam waktu lama dapat menyebabkan bakteri berkembang biak dan meningkatkan risiko Sindrom Syok Toksik (TSS).
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit menyatakan bahwa mengenakan pembalut atau celana dalam menstruasi terlalu lama dapat menyebabkan ruam atau infeksi.
Pusat tersebut menambahkan bahwa penting untuk menjaga kebersihan area genital dengan mencuci bagian luar (vulva) dan bokong setiap hari selama menstruasi. Pastikan untuk mengganti produk setelah setiap 4 - 6 jam atau sesuai petunjuk dokter kandungan.
Sangat penting untuk mengikuti aturan ini sambil menjaga kebersihan kewanitaan. Selalu bersihkan dari depan ke belakang setelah menggunakan toilet untuk mencegah penyebaran bakteri dari anus ke vagina.
Anus mengandung bakteri dan dapat menyebabkan ISK. Saat membersihkan dari belakang ke depan, kamu dapat memindahkan bakteri ini ke uretra (lubang tempat urine keluar dari tubuh), sehingga meningkatkan risiko infeksi.
Baca juga: Sebelum Terlambat, Inilah 6 Cara Tingkatkan Kesuburan Wanita di Usia 30-an
Mengeringkan pembalut yang dapat dipakai ulang di dalam rumah dan menyimpannya di dalam toilet ditemukan berhubungan dengan prevalensi infeksi jamur kandida yang lebih tinggi, demikian menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Gynecology and Obstetrics Clinical Medicine.
Penelitian tersebut juga menambahkan bahwa mandi dalam posisi duduk selama menstruasi, tidak mengeringkan area genital atau menggunakan kain untuk mengeringkannya, dan tidak memperhatikan cara mencuci tangan, semuanya berhubungan dengan risiko infeksi genital yang lebih tinggi.
Ingat, gagal menjalankan praktik kebersihan kewanitaan yang mendasar dapat menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan, termasuk infeksi jamur, vaginosis bakterialis, atau ISK.
Akibatnya, tentu tidak nyaman, iritasi, bau busuk, dan risiko lebih serius seperti penyakit radang panggul (PID) atau Sindrom Syok Toksik (TSS). Kebersihan yang buruk juga dapat mengganggu keseimbangan pH area vagina, yang menyebabkan penurunan kesehatan reproduksi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Dan 40–45 persen akan mengalami dua atau lebih dalam hidup mereka, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit. Menjaga kebersihan kewanitaan yang baik sangat penting untuk kesehatan dan kesejahteraan kita secara keseluruhan.
"Kunci untuk melakukan ini terletak pada pemahaman tentang susunan vagina serta memahami berbagai praktik untuk menjaganya tetap bersih" jelas dokter kandungan dan ginekolog, Dr Kavitha Kovi.
Namun, ada banyak kesalahan juga yang dilakukan wanita saat mencoba menjaga kebersihan area kewanitaannya. Nah, berikut ini adalah hal-hal yang tidak disarankan untuk kamu lakukan.
1. Menggunakan pembersih beraroma
.jpg)
(Karena sabun mandi biasa yang memiliki aroma menyengat dan punya pH yang basa, maka tidak disarankan dipakai untuk membersihkan vagina. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Meskipun penting untuk membersihkan bagian kewanitaan, pastikan untuk menghindari penggunaan sabun, semprotan, atau cairan pembersih yang beraroma. Produk-produk ini tidak boleh digunakan untuk menjaga kebersihan kewanitaan karena dapat mengubah keseimbangan pH alami area vagina.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Women’s Health menyatakan bahwa beberapa produk vagina dapat membahayakan bakteri Lactobacillus, sejenis bakteri di vagina, dan mengubah lingkungan kekebalan vagina. Hal ini dapat menyebabkan iritasi dan infeksi seperti vaginosis bakterial.
Baca juga: Boyzilian dan Brazilian Waxing, dan Hubungannya dengan Kepuasan Seksual
2. Membersihkan vagina secara berlebihan
Pastikan untuk tidak melakukan pembersihan vagina secara berlebihan. Hal ini akan menghilangkan flora baik yang melawan infeksi, sehingga mengakibatkan vaginosis bakterialis atau penyakit radang panggul.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Epidemiologic Reviews juga mengaitkan pembersihan vagina dengan banyak hasil buruk termasuk penyakit radang panggul, kanker serviks, berat badan lahir rendah, serta kelahiran prematur. Pastikan untuk menjaga kebiasaan membersihkan vagina secara lembut tanpa mengganggu keseimbangan alami.
3. Mengenakan pakaian dalam ketat
Pakaian dalam yang ketat atau sintetis akan memerangkap kelembapan dan panas, yang berkontribusi terhadap pertumbuhan bakteri dan jamur, ujar Dr Kovi kepada HealthShots. Mengenakan pakaian longgar yang terbuat dari bahan yang menyerap keringat seperti katun mengurangi kemungkinan infeksi dan menjaga aliran udara. Hal ini sangat penting dalam hal kebersihan kewanitaan.
Penggunaan produk menstruasi yang tidak aman Membiarkan tampon, pembalut, atau cawan menstruasi tetap terpasang dalam waktu lama dapat menyebabkan bakteri berkembang biak dan meningkatkan risiko Sindrom Syok Toksik (TSS).
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit menyatakan bahwa mengenakan pembalut atau celana dalam menstruasi terlalu lama dapat menyebabkan ruam atau infeksi.
Pusat tersebut menambahkan bahwa penting untuk menjaga kebersihan area genital dengan mencuci bagian luar (vulva) dan bokong setiap hari selama menstruasi. Pastikan untuk mengganti produk setelah setiap 4 - 6 jam atau sesuai petunjuk dokter kandungan.
4. Tidak membersihkan dari belakang ke depan
Sangat penting untuk mengikuti aturan ini sambil menjaga kebersihan kewanitaan. Selalu bersihkan dari depan ke belakang setelah menggunakan toilet untuk mencegah penyebaran bakteri dari anus ke vagina.
Anus mengandung bakteri dan dapat menyebabkan ISK. Saat membersihkan dari belakang ke depan, kamu dapat memindahkan bakteri ini ke uretra (lubang tempat urine keluar dari tubuh), sehingga meningkatkan risiko infeksi.
Baca juga: Sebelum Terlambat, Inilah 6 Cara Tingkatkan Kesuburan Wanita di Usia 30-an
5. Tidak membersihkan pembalut reusable
Mengeringkan pembalut yang dapat dipakai ulang di dalam rumah dan menyimpannya di dalam toilet ditemukan berhubungan dengan prevalensi infeksi jamur kandida yang lebih tinggi, demikian menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Gynecology and Obstetrics Clinical Medicine.
Penelitian tersebut juga menambahkan bahwa mandi dalam posisi duduk selama menstruasi, tidak mengeringkan area genital atau menggunakan kain untuk mengeringkannya, dan tidak memperhatikan cara mencuci tangan, semuanya berhubungan dengan risiko infeksi genital yang lebih tinggi.
Ingat, gagal menjalankan praktik kebersihan kewanitaan yang mendasar dapat menyebabkan berbagai komplikasi kesehatan, termasuk infeksi jamur, vaginosis bakterialis, atau ISK.
Akibatnya, tentu tidak nyaman, iritasi, bau busuk, dan risiko lebih serius seperti penyakit radang panggul (PID) atau Sindrom Syok Toksik (TSS). Kebersihan yang buruk juga dapat mengganggu keseimbangan pH area vagina, yang menyebabkan penurunan kesehatan reproduksi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)