FITNESS & HEALTH
Apakah Ngorok Dapat Sebabkan Gagal Jantung? Ahli Jelaskan Ini
Aulia Putriningtias
Minggu 23 Februari 2025 / 07:08
Jakarta: Sobat Medcom, apakah kamu salah satu yang tidak sadar ngorok saat tidur? Ngorok atau sleep apnea adalah salah satu isu yang sering terjadi pada orang dewasa. Setidaknya, ada 25 persen orang dewasa di Amerika yang mengalami ngorok saat tidur.
Nick Villalobos, MD selaku Ahli Penyakit Dalam dalam Healthline mengatakan bahwa ternyata mendengkur atau ngorok dapat mengarah menuju gagal jantung, jika berada di kondisi tertentu.
Gagal jantung atau diketahui sebagai gagal jantung kongestif adalah kondisi kronik di mana membutuhkan pantauan medis. Gagal jantung dapat menuju keparahan jika organ ini tidak memompa cukup darah dalam memenuhi kebutuhan tubuh.
Mendengkur bukan semata-mata akan membawamu untuk terjadi gagal jantung. Namun, dipastikan dapat membawamu mengalami sleep apnea.
Sleep apnea sendiri yang dapat menjadi tanda untuk terjadinya gagal jantung dan kondisi serius lainnya. Sleep apnea sendiri merupakan gangguan tidur di mana saat terlelap pernapasan seseorang terhenti sementara selama beberapa kali.
Baca juga: Kenapa Kurang Tidur Bikin Kamu Sulit Mengingat?
.jpg)
(Dr. Pittara dalam Alodokter mengatakan, mendengkur yang keras dan terjadi dalam jangka waktu lama (kronis) dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung atau stroke. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Sleep apnea adalah salah satu faktor risiko gagal jantung terjadi. Hal ini dikarenakan terjadinya perhambatan dalam bernapas ketika sedang tidur. Hambatan dalam bernapas ini terjadi 20-30 kali dalam satu jam.
Namun, hal ini kian didukung dengan stres hormonal, aktivitas yang berlebihan waktu, dan pola hidup yang tidak sehat lainnya. Napas yang terhentak ini akan menurunkan kadar oksigen darah di dalam tubuh.
Ketika oksigen berada di level yang tidak seharusnya, otak akan benar-benar terjaga, yang akhirnya akan mengirimkan sinyal untuk mengambil napas begitu dalam.
Orang yang terlelap tidak menyadari bahwa mereka mengalami ini, meski sudah dilakukan berkali-kali. Sayangnya, hanya orang yang menyaksikan seseorang tersebut yang sadar ketika tengah mengalami sleep apnea.
Gangguan pernapasan ini menyebabkan peningkatan produksi kortison dan juga dua hormon yang menyebabkan stres. Hormon-hormon ini berkontribusi untuk menyebabkan gagal jantung dan hipertensi. Hal ini juga dikhawatirkan menyebabkan serangan jantung, dikarenakan didukung dengan hadirnya hipertensi.
Hentakan napas yang terjadi ini dapat terus memberi tekanan berkelanjutan pada jantung dan seluruh sistem kardiovaskular. Sleep apnea juga dapat membuat kita terbangun di malam hari; tentunya ini akan menghilangkan waktu istirahat cukup kita yang berdampak pada kesehatan tubuh.
Menurut dr. Meva Nareza T dalam Alodokter, ada beberapa gejala yang terjadi di mana menandai seseorang mengalami sleep apnea, antara lain:
- Mengorok dengan keras
- Berhenti bernapas selama beberapa kali ketika sedang tidur
- Tersengal-sengal berusaha mengambil napas atau kesulitan bernapas
- Terbangun dari tidur akibat merasa tercekik atau batuk-batuk di malam hari
- Sulit tidur hingga insomnia
Kamu dapat konsultasikan ke dokter jika mengalami gejala di atas atau apabila orang lain mengatakan bahwa mengalami hal tersebut. Periksakan diri juga ke dokter jika kamu merasakan gejala-gejala di atas setelah bangun dari tidur. Dokter akan membantumu untuk menekan agar sleep apnea tidak terjadi padamu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Nick Villalobos, MD selaku Ahli Penyakit Dalam dalam Healthline mengatakan bahwa ternyata mendengkur atau ngorok dapat mengarah menuju gagal jantung, jika berada di kondisi tertentu.
Gagal jantung atau diketahui sebagai gagal jantung kongestif adalah kondisi kronik di mana membutuhkan pantauan medis. Gagal jantung dapat menuju keparahan jika organ ini tidak memompa cukup darah dalam memenuhi kebutuhan tubuh.
Mendengkur bukan semata-mata akan membawamu untuk terjadi gagal jantung. Namun, dipastikan dapat membawamu mengalami sleep apnea.
Sleep apnea sendiri yang dapat menjadi tanda untuk terjadinya gagal jantung dan kondisi serius lainnya. Sleep apnea sendiri merupakan gangguan tidur di mana saat terlelap pernapasan seseorang terhenti sementara selama beberapa kali.
Baca juga: Kenapa Kurang Tidur Bikin Kamu Sulit Mengingat?
Apakah sleep apnea dapat menyebabkan gagal jantung?
.jpg)
(Dr. Pittara dalam Alodokter mengatakan, mendengkur yang keras dan terjadi dalam jangka waktu lama (kronis) dapat meningkatkan risiko terjadinya penyakit jantung atau stroke. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Sleep apnea adalah salah satu faktor risiko gagal jantung terjadi. Hal ini dikarenakan terjadinya perhambatan dalam bernapas ketika sedang tidur. Hambatan dalam bernapas ini terjadi 20-30 kali dalam satu jam.
Namun, hal ini kian didukung dengan stres hormonal, aktivitas yang berlebihan waktu, dan pola hidup yang tidak sehat lainnya. Napas yang terhentak ini akan menurunkan kadar oksigen darah di dalam tubuh.
Ketika oksigen berada di level yang tidak seharusnya, otak akan benar-benar terjaga, yang akhirnya akan mengirimkan sinyal untuk mengambil napas begitu dalam.
Orang yang terlelap tidak menyadari bahwa mereka mengalami ini, meski sudah dilakukan berkali-kali. Sayangnya, hanya orang yang menyaksikan seseorang tersebut yang sadar ketika tengah mengalami sleep apnea.
Gangguan pernapasan ini menyebabkan peningkatan produksi kortison dan juga dua hormon yang menyebabkan stres. Hormon-hormon ini berkontribusi untuk menyebabkan gagal jantung dan hipertensi. Hal ini juga dikhawatirkan menyebabkan serangan jantung, dikarenakan didukung dengan hadirnya hipertensi.
Hentakan napas yang terjadi ini dapat terus memberi tekanan berkelanjutan pada jantung dan seluruh sistem kardiovaskular. Sleep apnea juga dapat membuat kita terbangun di malam hari; tentunya ini akan menghilangkan waktu istirahat cukup kita yang berdampak pada kesehatan tubuh.
Menurut dr. Meva Nareza T dalam Alodokter, ada beberapa gejala yang terjadi di mana menandai seseorang mengalami sleep apnea, antara lain:
- Mengorok dengan keras
- Berhenti bernapas selama beberapa kali ketika sedang tidur
- Tersengal-sengal berusaha mengambil napas atau kesulitan bernapas
- Terbangun dari tidur akibat merasa tercekik atau batuk-batuk di malam hari
- Sulit tidur hingga insomnia
Kapan seseorang perlu ke dokter ketika mengalami sleep apnea?
Kamu dapat konsultasikan ke dokter jika mengalami gejala di atas atau apabila orang lain mengatakan bahwa mengalami hal tersebut. Periksakan diri juga ke dokter jika kamu merasakan gejala-gejala di atas setelah bangun dari tidur. Dokter akan membantumu untuk menekan agar sleep apnea tidak terjadi padamu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)