FITNESS & HEALTH

Intermitten Fasting vs Makan Porsi Kecil, Ini yang Cocok untuk Diet

Aulia Putriningtias
Selasa 27 Agustus 2024 / 15:34
Jakarta: Kamu sedang ingin program menurunkan berat badan? Antara intermitten fasting dan makan porsi kecil, menjadi dua hal yang sering dilakukan banyak orang. Sebenarnya, mana yang lebih baik untuk tubuh?

Meskipun kedua metode ini bertujuan untuk menurunkan berat badan dan kesejahteraan secara keseluruhan, orang sering kali kesulitan membedakan kedua pola diet ini karena perbedaan fitur keduanya. Kedua metode tersebut berbeda dalam hal pendekatan dan potensi manfaatnya.

Puasa intermiten melibatkan siklus puasa dan makan dalam jangka waktu tertentu. Di sisi lain, diet makanan kecil menganjurkan mengonsumsi beberapa makanan kecil sepanjang hari untuk menjaga metabolisme tetap meningkat. 
 

Apa perbedaan intermitten fasting dan makan porsi kecil?


Anjana B Nair, Konsultan Ahli Diet, Rumah Sakit Ibu, HRBR Layout, Bengaluru dalam Healthshots menjelaskan baik intermitten fasting maupun makan dalam porsi kecil dan sering memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Namun, keefektifannya bergantung pada tujuan individu, tipe tubuh, metabolisme, dan lain-lain.

Puasa intermiten, seperti namanya, melibatkan periode puasa dan makan yang bergantian dalam jangka waktu tertentu. Selama masa puasa, tidak ada kalori atau hanya dikonsumsi dalam jumlah minimal, sehingga tubuh dapat memanfaatkan simpanan lemaknya untuk energi. 
 

Manfaat melakukan intermitten fasting


Ketika kita mengaplikasikan intermitten fasting dalam metode diet, kamu akan mendapatkan khasiat, seperti:
 

1. Pengelolaan berat badan


Dengan mengurangi asupan kalori secara keseluruhan, intermiten fasting berkontribusi terhadap penurunan berat badan. Pendekatan ini dapat membantu individu dalam mengendalikan nafsu makan dan mendorong pembakaran lemak selama periode puasa.


(Diet intermittent fasting umumnya bertujuan untuk menurunkan berat badan dengan cara puasa. Bisa dengan puasa 12 jam sehari, 16 jam sehari, hingga 24 jam seminggu. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
 

2. Sensitivitas insulin


Intermiten fasting terbukti menjanjikan dalam meningkatkan sensitivitas insulin. Hal ini sangat bermanfaat bagi individu dengan resistensi insulin atau diabetes tipe 2, karena kadar insulin yang stabil dapat menyebabkan kontrol gula darah yang lebih baik.
 

3. Perbaikan sel dan harapan umur panjang


Puasa memicu proses perbaikan sel, seperti autophagy, di mana sel menghilangkan komponen yang rusak. Pembaruan sel ini telah dikaitkan dengan potensi peningkatan umur panjang dan perlindungan terhadap penyakit yang berkaitan dengan usia.
 

Manfaat melakukan makan porsi kecil


Berbicara porsi makan kecil, sering melibatkan konsumsi beberapa makanan kecil atau camilan sepanjang hari. Biasanya setiap dua hingga tiga jam. Makanannya biasanya seimbang, terdiri dari protein tanpa lemak, lemak sehat, biji-bijian, dan buah-buahan atau sayuran.

Tujuan dari makan kecil adalah untuk menjaga metabolisme tetap aktif dan mencegah rasa lapar dengan menyediakan pasokan nutrisi yang stabil sepanjang hari. Jika kamu menerapkannya, akan mendapatkan manfaat seperti:
 

1. Pengaturan gula darah


Makan teratur dalam porsi kecil membantu menjaga kadar gula darah sepanjang hari dengan menyediakan pasokan nutrisi yang stabil. Pendekatan ini mendukung tingkat energi yang konsisten.
 

2. Pengendalian nafsu makan


Makan dalam porsi kecil sering dapat membantu mengendalikan rasa lapar dan mencegah makan berlebihan. Dengan menyediakan pasokan nutrisi yang berkelanjutan bagi tubuh, hal ini mengurangi kemungkinan ngemil berlebihan. 
 

3. Penyerapan nutrisi


Tubuh dapat secara efektif memproses dan memanfaatkan nutrisi dari setiap makanan sebelum dikonsumsi berikutnya. Sehingga, memaksimalkan penyerapan nutrisi.
 

Diet mana yang terbaik untuk menurunkan berat badan?


Penurunan berat badan adalah tujuan umum bagi banyak orang, dan puasa intermiten serta makan kecil bisa menjadi strategi yang efektif. Jadi, dua-duanya merupakan pilihan yang baik, asalkan tidak mengalami diet ekstrem.

Intermitten fasting mendorong defisit kalori dengan membatasi waktu makan, sehingga lebih mudah untuk mengonsumsi lebih sedikit kalori secara keseluruhan. Ini juga dapat meningkatkan pembakaran lemak karena periode puasa yang diperpanjang.

Sebaliknya, makan dalam porsi kecil berfokus pada pengendalian porsi dan dapat mencegah makan berlebihan dengan menyediakan makanan dalam jumlah yang teratur dan terkontrol. Makan dalam porsi kecil dan sering juga dapat membantu individu merasa kenyang sepanjang hari.


Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH