FITNESS & HEALTH
Mengeliminasi Tuberkulosis di Indonesia, Kemenkes Gandeng Fujifilm
A. Firdaus
Jumat 23 Agustus 2024 / 14:12
Jakarta: Tuberkulosis atau TB adalah penyakit yang tentunya sudah sangat umum kamu dengar. Ya, TB termasuk salah satu penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri, di mana bakteri ini berpotensi menyerang berbagai organ tubuh, termasuk paru-paru.
Fakta menunjukkan, Indonesia menempati peringkat ketiga dengan jumlah penderita TBC terbanyak di dunia, setelah India dan China. Diperkirakan 1 juta orang Indonesia terinfeksi tuberkulosis setiap tahun, namun hanya 820.000 kasus yang berhasil dideteksi akibat keterbatasan kemampuan
deteksi.
Terkait itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengambil langkah strategis untuk memperkuat komitmen kedua belah pihak dalam upaya mengeliminasi tuberkulosis di Indonesia, yaitu bekerja sama dengan PT Fujifilm Indonesia dalam upaya mengeliminasi TB.
Baca juga: Upaya Mengurangi Kasus TBC di Indonesia
"Kita perlu melakukan skrining secara masif dan meningkatkan angka pelaporan untuk mengidentifikasi lebih banyak kasus dengan cepat. Kami berharap kolaborasi dengan Fujifilm ini dapat membantu mengatasi masalah tersebut," ujar Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin.
"Target kami tahun ini adalah meningkatkan temuan kasus dini hingga 900.000 kasus," sambungnya.
Sejalan dengan visi ini, FUJIFILM Corporation kembali menegaskan komitmennya untuk mendukung upaya eliminasi TB. Dalam acara tersebut, Teiichi Goto, CEO Fujifilm Holdings Corporation mengatakan TB tetap menjadi masalah kesehatan global yang serius dan Fujifilm Group telah membuat kemajuan dalam memberantas tuberkulosis secara global dengan teknologi.
"Melihat risiko serius yang ditimbulkan oleh TB terhadap masyarakat Indonesia, kami berkomitmen untuk memerangi peningkatan kasus penyakit ini dengan memperluas akses terhadap solusi medis berkualitas tinggi. Fokus kami adalah meningkatkan akses pada layanan medis canggih, khususnya
solusi pencitraan untuk deteksi dini penyakit," ujar Goto.

Menkes Budi menyebut kemitraan strategi ini berupa inovasi teknologi diagostik yang canggih. Salah satunya Portable X-Ray. Dok. Ist
"Perangkat Portable X-ray Fujifilm yang disinggung dalam acara Hari Anak itu dilengkapi dengan teknologi Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence (AI) akan berkontribusi besar meningkatkan upaya skrining TB, terutama di daerah terpencil," ujar Masato Yamamoto, Presiden Direktur PT Fujifilm Indonesia.
Perangkat Portable X-ray dari Fujifilm mengintegrasikan algoritma AI canggih yang dirancang untuk membantu tenaga kesehatan dalam mendiagnosis tuberkulosis dengan lebih efisien.
Teknologi AI ini secara otomatis menganalisis X-ray dada untuk mendeteksi kelainan yang konsisten dengan TB, sehingga dapat menyoroti area yang berpotensi menjadi perhatian dan memungkinkan diagnosis yang lebih cepat dan akurat.
Yamamoto menguraikan tiga aspek utama dari MoU antara FUJIFILM Indonesia dan Kementerian Kesehatan:
1. Memberikan dukungan teknis dalam skala yang lebih luas untuk mempercepat kegiatan deteksi TB dalam Program Eliminasi TB.
2. Meningkatkan sistem informasi dan digitalisasi terkait pelaksanaan Program Eliminasi TB sebagai bagian dari solusi preventif untuk mencegah wabah.
3. Memberikan edukasi dan promosi terkait Program Eliminasi TB. Melalui kolaborasi ini, kedua belah pihak akan bersama-sama menjalankan beberapa inisiatif yang bertujuan mengeliminasi TB di Indonesia.
Sebagai langkah pelengkap, FUJIFILM berkomitmen untuk mendukung digitalisasi sistem kesehatan Indonesia dengan menyediakan sistem teknologi informasi yang komprehensif. Salah satunya kemudahan mengunggah hasil foto torax atau pecitraan medis skirining dari Portable X-ray
dari berbagai lokasi terjauh dan terpencil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Fakta menunjukkan, Indonesia menempati peringkat ketiga dengan jumlah penderita TBC terbanyak di dunia, setelah India dan China. Diperkirakan 1 juta orang Indonesia terinfeksi tuberkulosis setiap tahun, namun hanya 820.000 kasus yang berhasil dideteksi akibat keterbatasan kemampuan
deteksi.
Terkait itu, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengambil langkah strategis untuk memperkuat komitmen kedua belah pihak dalam upaya mengeliminasi tuberkulosis di Indonesia, yaitu bekerja sama dengan PT Fujifilm Indonesia dalam upaya mengeliminasi TB.
Baca juga: Upaya Mengurangi Kasus TBC di Indonesia
"Kita perlu melakukan skrining secara masif dan meningkatkan angka pelaporan untuk mengidentifikasi lebih banyak kasus dengan cepat. Kami berharap kolaborasi dengan Fujifilm ini dapat membantu mengatasi masalah tersebut," ujar Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin.
"Target kami tahun ini adalah meningkatkan temuan kasus dini hingga 900.000 kasus," sambungnya.
Sejalan dengan visi ini, FUJIFILM Corporation kembali menegaskan komitmennya untuk mendukung upaya eliminasi TB. Dalam acara tersebut, Teiichi Goto, CEO Fujifilm Holdings Corporation mengatakan TB tetap menjadi masalah kesehatan global yang serius dan Fujifilm Group telah membuat kemajuan dalam memberantas tuberkulosis secara global dengan teknologi.
"Melihat risiko serius yang ditimbulkan oleh TB terhadap masyarakat Indonesia, kami berkomitmen untuk memerangi peningkatan kasus penyakit ini dengan memperluas akses terhadap solusi medis berkualitas tinggi. Fokus kami adalah meningkatkan akses pada layanan medis canggih, khususnya
solusi pencitraan untuk deteksi dini penyakit," ujar Goto.

Menkes Budi menyebut kemitraan strategi ini berupa inovasi teknologi diagostik yang canggih. Salah satunya Portable X-Ray. Dok. Ist
"Perangkat Portable X-ray Fujifilm yang disinggung dalam acara Hari Anak itu dilengkapi dengan teknologi Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence (AI) akan berkontribusi besar meningkatkan upaya skrining TB, terutama di daerah terpencil," ujar Masato Yamamoto, Presiden Direktur PT Fujifilm Indonesia.
Perangkat Portable X-ray dari Fujifilm mengintegrasikan algoritma AI canggih yang dirancang untuk membantu tenaga kesehatan dalam mendiagnosis tuberkulosis dengan lebih efisien.
Teknologi AI ini secara otomatis menganalisis X-ray dada untuk mendeteksi kelainan yang konsisten dengan TB, sehingga dapat menyoroti area yang berpotensi menjadi perhatian dan memungkinkan diagnosis yang lebih cepat dan akurat.
Yamamoto menguraikan tiga aspek utama dari MoU antara FUJIFILM Indonesia dan Kementerian Kesehatan:
1. Memberikan dukungan teknis dalam skala yang lebih luas untuk mempercepat kegiatan deteksi TB dalam Program Eliminasi TB.
2. Meningkatkan sistem informasi dan digitalisasi terkait pelaksanaan Program Eliminasi TB sebagai bagian dari solusi preventif untuk mencegah wabah.
3. Memberikan edukasi dan promosi terkait Program Eliminasi TB. Melalui kolaborasi ini, kedua belah pihak akan bersama-sama menjalankan beberapa inisiatif yang bertujuan mengeliminasi TB di Indonesia.
Sebagai langkah pelengkap, FUJIFILM berkomitmen untuk mendukung digitalisasi sistem kesehatan Indonesia dengan menyediakan sistem teknologi informasi yang komprehensif. Salah satunya kemudahan mengunggah hasil foto torax atau pecitraan medis skirining dari Portable X-ray
dari berbagai lokasi terjauh dan terpencil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)