Jakarta: Hipospadia adalah cacat lahir di mana pembukaan uretra berada di bagian bawah penis, bukan di ujung. Penyebab kelainan hipospadia sampai sekarang belum diketahui dengan pasti.
Beberapa hal diperkirakan dapat meningkatkan risiko terjadinya hipospadia, seperti faktor genetik, kelahiran prematur, penggunaan kontrasepsi hormonal pada ibu yang tidak tepat, adanya paparan terhadap zat tertentu seperti asap rokok atau pestisida, serta perempuan yang hamil di atas usia 35 tahun yang mengalami obesitas.
Menurut dr. Gampo Alam Irdam, Sp.U, Dokter Spesialis Urologi dari Eka Hospital Cibubur hipospadia didiagnosis dengan cara pemeriksaan fisik yakni pemeriksaan penis yang dilakukan oleh dokter.
Pada pemeriksaan tersebut, posisi muara uretra akan dievaluasi, serta beberapa kelainan pada genital yang menyertai. Tingkat keparahan kelainan hipospadia ini tergantung pada posisi lubang kencingnya. Semakin jauh muara uretra dari ujung penis dihubungkan dengan semakin tingginya tingkat keparahan.

(Hipospadia terjadi ketika ada kerusakan pada aksi hormon-hormon ini yang menyebabkan uretra berkembang secara tidak normal. Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash.com)
Hipospadia ditatalaksana dengan tindakan operasi untuk memperbaiki letak muara uretra dan juga kelainan bentuk genital. Tindakan operasi biasanya dilakukan pada bayi usia 3-18 bulan. Dalam operasi akan dilakukan proses memperbaiki letak muara uretra ke lokasi semestinya serta memperbaiki bentuk dari kelainan genital yang menyertai.
Pada beberapa keadaan, operasi dapat dilakukan lebih dari satu tahap, terutama pada kelainan yang lebih berat. Setelah operasi berhasil, muara uretra, bentuk genital dan fungsinya diharapkan menjadi seoptimal mungkin dan bisa bertahan hingga penderita dewasa.
Pada beberapa kasus, kelainan hipospadia disertai dengan kelainan lain, seperti micropenis (ukuran penis di bawah standar) dan juga tidak turunnya biji kemaluan (testis) baik satu sisi maupun di kedua sisi.
Pada beberapa keadaan ini dibutuhkan tindakan diagnostik lebih lanjut dan tatalaksana sebelum tindakan operasi dilakukan, yang akan dilakukan bersama dengan dokter spesialis anak.
Penanganan kelainan hipospadia ini dapat dikerjakan di Eka Hospital. Eka Hospital memiliki layanan unggulan Urology and Couple Clinic yang merupakan pusat layanan untuk mengatasi sistem saluran kemih hingga reproduksi pria. Layanan unggulan ini dipimpin oleh Prof. Dr. dr. Akmal Taher, Sp.U(K) sebagai perintis ilmu uro-andrologi modern di negara ini.
Pesan bagi para orang tua, untuk tidak lupa memerhatikan kondisi alat reproduksi sang buah hati. Apabila didapatkan kelainan, sebaiknya diperiksakan sedini mungkin agar dapat ditatalaksana segera untuk mendapatkan hasil akhir yang lebih baik dan seoptimal mungkin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Beberapa hal diperkirakan dapat meningkatkan risiko terjadinya hipospadia, seperti faktor genetik, kelahiran prematur, penggunaan kontrasepsi hormonal pada ibu yang tidak tepat, adanya paparan terhadap zat tertentu seperti asap rokok atau pestisida, serta perempuan yang hamil di atas usia 35 tahun yang mengalami obesitas.
Menurut dr. Gampo Alam Irdam, Sp.U, Dokter Spesialis Urologi dari Eka Hospital Cibubur hipospadia didiagnosis dengan cara pemeriksaan fisik yakni pemeriksaan penis yang dilakukan oleh dokter.
Pada pemeriksaan tersebut, posisi muara uretra akan dievaluasi, serta beberapa kelainan pada genital yang menyertai. Tingkat keparahan kelainan hipospadia ini tergantung pada posisi lubang kencingnya. Semakin jauh muara uretra dari ujung penis dihubungkan dengan semakin tingginya tingkat keparahan.

(Hipospadia terjadi ketika ada kerusakan pada aksi hormon-hormon ini yang menyebabkan uretra berkembang secara tidak normal. Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash.com)
Tatalaksana hipospadia
Hipospadia ditatalaksana dengan tindakan operasi untuk memperbaiki letak muara uretra dan juga kelainan bentuk genital. Tindakan operasi biasanya dilakukan pada bayi usia 3-18 bulan. Dalam operasi akan dilakukan proses memperbaiki letak muara uretra ke lokasi semestinya serta memperbaiki bentuk dari kelainan genital yang menyertai.
Pada beberapa keadaan, operasi dapat dilakukan lebih dari satu tahap, terutama pada kelainan yang lebih berat. Setelah operasi berhasil, muara uretra, bentuk genital dan fungsinya diharapkan menjadi seoptimal mungkin dan bisa bertahan hingga penderita dewasa.
Pada beberapa kasus, kelainan hipospadia disertai dengan kelainan lain, seperti micropenis (ukuran penis di bawah standar) dan juga tidak turunnya biji kemaluan (testis) baik satu sisi maupun di kedua sisi.
Pada beberapa keadaan ini dibutuhkan tindakan diagnostik lebih lanjut dan tatalaksana sebelum tindakan operasi dilakukan, yang akan dilakukan bersama dengan dokter spesialis anak.
Penanganan kelainan hipospadia ini dapat dikerjakan di Eka Hospital. Eka Hospital memiliki layanan unggulan Urology and Couple Clinic yang merupakan pusat layanan untuk mengatasi sistem saluran kemih hingga reproduksi pria. Layanan unggulan ini dipimpin oleh Prof. Dr. dr. Akmal Taher, Sp.U(K) sebagai perintis ilmu uro-andrologi modern di negara ini.
Pesan bagi para orang tua, untuk tidak lupa memerhatikan kondisi alat reproduksi sang buah hati. Apabila didapatkan kelainan, sebaiknya diperiksakan sedini mungkin agar dapat ditatalaksana segera untuk mendapatkan hasil akhir yang lebih baik dan seoptimal mungkin.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)