FITNESS & HEALTH

Jarang Terjadi, Anak 19 Bulan Lakukan Operasi Kanker Ovarium Stadium 3

Mia Vale
Senin 14 Oktober 2024 / 10:18
Jakarta: Orang tua mana yang tidak miris hatinya melihat buah hatinya tak berdaya lantaran sakit yang diidapnya. Itulah yang dirasakan Fallarystia Sintom, 25, seorang ibu (asal Malaysia) yang mengungkapkan keterkejutan dan kesedihannya saat mengetahui diagnosis putrinya, mengingat usianya yang masih batita dilansir dari detikHealth pada Jumat, 11 Oktober 2024.

Betapa tidak, seorang anak kecil yang masih berusia 19 bulan, Daneen Auni Riksi, didiagnosis menderita kanker ovarium stadium 3 setelah berbulan-bulan menderita dan menangis lantaran kembung berkepanjangan dan sembelit. 

"Saya tidak menyangka karena kanker ovarium biasanya banyak terjadi pada wanita berusia 40 tahun ke atas atau yang sudah mulai menstruasi,” ujar sang ibu, seperti dikutip dari Malay Daily, Sinar Harian. Menurut kabar yang dilaporkan, Daneen saat ini masih dirawat di Rumah Sakit Wanita dan Anak Sabah (HWKKS) dan akan segera memulai kemoterapi.
 

Apa itu kanker ovarium?


Perlu diketahui, kanker ovarium adalah pertumbuhan sel yang terbentuk di ovarium. Sel-sel tersebut berkembang biak dengan cepat dan dapat menyerang serta menghancurkan jaringan tubuh yang sehat.

Menukil laman Mayoclinic, kanker ovarium umumnya tak memicu gejala signifikan sampai pengidap sudah memasuki stadium lanjut.

Penyakit kanker ovarium atau indung telur ini, termasuk yang paling berbahaya, karena fungsi indung telur sebagai tempat di mana adanya sel telur maupun progesteron dan estrogen yang telah dihasilkan. Kanker ovarium pun menjadi salah satu kanker yang paling banyak diderita oleh wanita di Indonesia.


(Fallarystia Sintom, menyadari ada yang tidak beres pada anaknya, setelah mengeluhkan perut kembung dan sembelit. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
 

Gejala dan diagnosa


Jangankan dirinya sebagai ibu, para dokter pun masih memelajari kasus Daneen karena kasusnya sangat jarang terjadi. Fallarystia mengaku sangat terpukul ketika dirinya diberitahu kalau bidadari kecilnya harus menjalani pengangkatan ovarium sebelah kanan. 

"Gejala pertama Daneen muncul pada Agustus lalu saat ia mengalami perut kembung dan sembelit. Dia merasa tidak nyaman. Dan karena belum bisa berbicara, dia hanya menangis karena sakit di perutnya. Perutnya juga buncit, dan dia kesulitan melakukan gerakan. Dia menjadi kurang aktif, tidak mau berjalan, dan hanya ingin digendong,” papar Fallarystia panjang lebar.

Baca juga: Wanita Wajib Tahu, Ini Faktor Risiko dan Gejala Kanker Ovarium

Awalnya Fallarystia dan Riksi Tahir, 25, sang suami yang bekerja sebagai pemadam membawa Daneen kebakaran berobat ke Rumah Sakit Kota Marudu, namun dokter tidak dapat memastikan kondisinya. 

“Suatu hari, kadar darahnya turun drastis, dan dia langsung dirujuk ke HWKKS pada 28 September. Saat itulah mereka menemukan tumor dan pendarahan internal.

“Untuk mengangkat tumor berukuran 13,50 cm itu, dia harus segera menjalani operasi. Setelah operasi Rabu lalu, dokter memastikan dia menderita kanker ovarium,” terang Fallarystia.
 

Tahap penyembuhan


Saat ini, Daneen sedang dalam tahap pemulihan setelah operasi pengangkatan tumor. Setelah itu, ia baru bisa memulai kemoterapi. Mengenai prospek kesembuhan Daneen, sang ibu mengatakan dia menaruh harapannya pada Tuhan dan upaya rumah sakit.

“Saat ini dia sedang dalam tahap pemulihan pasca operasi. Setelah dia pulih, dia akan memulai kemoterapi. Para dokter meyakinkan saya bahwa ada pengobatan untuk kondisinya, dan selama ada obat, masih ada harapan. Pada saat yang sama, saya berdoa untuk kesembuhannya,” imbuh Fallarystia penuh harap.


Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH