FITNESS & HEALTH
Dokter Imbau Tetap Jalankan Kompresi Dada meskipun Rumah Sakit Dekat
Aulia Putriningtias
Jumat 04 Oktober 2024 / 18:11
Jakarta: Ketika terjadi suatu peristiwa yang berisiko membuat nyawa seseorang melayang, BLS atau Basic Life Support perlu dilakukan. Meskipun rumah sakit dekat dengan posisi korban yang mengalami henti jantung.
Menurut dr. A. Sari Sri Mumpuni, Sp.JP dari Rumah Sakit Pondok Indah Jakarta, sedekat apapun jarak fasilitas layanan kesehatan terhadap korban, tetap harus dilakukan BLS. Ini dikarenakan waktu korban begitu penting, bahkan satu detik begitu berharga.
BLS dilakukan ketika korban dari peristiwa mengalami henti jantung. Henti jantung mendadak (sudden cardiact arrest) merupakan kondisi di mana jantung tiba-tiba berhenti berdetak sehingga gagal memompa jantung ke seluruh tubuh.
"Mau itu jaraknya cuma dua menit satu menit, tetap harus dilakukan BLS dulu. Karena degan melakukan BLS, tingkat keselamatan bisa lebih tinggi," kata dr. Sari dalam temu media di Jakarta, Kamis, 3 Oktober 2024.
Ketika seseorang mengalami henti jantung, otak akan mengalami kerusakan permanen dalam waktu singkat, yakni 3-6 menit. Jadi, penting untuk segera melakukan pertolongan pertama demi keselamatan nyawa.
Meskipun jarak rumah sakit begitu dekat, BLS harus tetap dilakukan. Jika hanya mengandalkan fasilitas pelayanan kesehatan terdekat, nyawa korban berisiko tinggi tidak terselamatkan.
Baca juga: Penting! Ini Penerapan Basic Life Support saat Pertolongan Pertama Henti Jantung
"Itu sebabnya korban harus segera ditolong dengan melakukan bantuan hidup dasar dalam 4 menit pertama agar aliran darah berjalan normal kembali," ungkapnya.
BLS yang benar akan membawa nyawa seseorang memiliki tingkat keselamatan yang tinggi. Jadi, penting bagi masyarakat untuk mempelajarinya untuk menyelamatkan seseorang tanpa pandang bulu.
Tahapan BLS memang tidak dapat dilakukan sembarangan, tetapi sangat diperlukan masyarakat untuk belajar. Ini digunakan pada masa-masa genting yang dapat terjadi kapan saja.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Menurut dr. A. Sari Sri Mumpuni, Sp.JP dari Rumah Sakit Pondok Indah Jakarta, sedekat apapun jarak fasilitas layanan kesehatan terhadap korban, tetap harus dilakukan BLS. Ini dikarenakan waktu korban begitu penting, bahkan satu detik begitu berharga.
BLS dilakukan ketika korban dari peristiwa mengalami henti jantung. Henti jantung mendadak (sudden cardiact arrest) merupakan kondisi di mana jantung tiba-tiba berhenti berdetak sehingga gagal memompa jantung ke seluruh tubuh.
"Mau itu jaraknya cuma dua menit satu menit, tetap harus dilakukan BLS dulu. Karena degan melakukan BLS, tingkat keselamatan bisa lebih tinggi," kata dr. Sari dalam temu media di Jakarta, Kamis, 3 Oktober 2024.
Ketika seseorang mengalami henti jantung, otak akan mengalami kerusakan permanen dalam waktu singkat, yakni 3-6 menit. Jadi, penting untuk segera melakukan pertolongan pertama demi keselamatan nyawa.
Meskipun jarak rumah sakit begitu dekat, BLS harus tetap dilakukan. Jika hanya mengandalkan fasilitas pelayanan kesehatan terdekat, nyawa korban berisiko tinggi tidak terselamatkan.
Baca juga: Penting! Ini Penerapan Basic Life Support saat Pertolongan Pertama Henti Jantung
"Itu sebabnya korban harus segera ditolong dengan melakukan bantuan hidup dasar dalam 4 menit pertama agar aliran darah berjalan normal kembali," ungkapnya.
BLS yang benar akan membawa nyawa seseorang memiliki tingkat keselamatan yang tinggi. Jadi, penting bagi masyarakat untuk mempelajarinya untuk menyelamatkan seseorang tanpa pandang bulu.
Tahapan BLS memang tidak dapat dilakukan sembarangan, tetapi sangat diperlukan masyarakat untuk belajar. Ini digunakan pada masa-masa genting yang dapat terjadi kapan saja.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)