FITNESS & HEALTH
WHO Sebut Wabah Cacar Monyet Kini Mencapai 257 Kasus di Seluruh Dunia
Yuni Yuli Yanti
Senin 30 Mei 2022 / 10:00
Jakarta: Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menerima laporan dari 257 kasus cacar monyet yang dikonfirmasi dan sekitar 120 kasus yang dicurigai di 23 negara, dikutip dari CNN.
Di Amerika Serikat, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit telah melaporkan 12 kasus di delapan negara bagian pada Jumat, 27 Mei 2022. Sementara, di lima negara Afrika di mana cacar monyet banyak ditemukan, WHO mengatakan telah menerima laporan 1.365 kasus dan 69 kematian akibat virus tersebut.
Penyakit ini dilaporkan dalam berbagai periode mulai dari pertengahan Desember hingga akhir Mei. Namun, tidak ada kematian yang dilaporkan di negara-negara nonendemik.
“Sejak 2017, beberapa kematian orang dengan cacar monyet di Afrika Barat telah dikaitkan dengan usia muda atau infeksi HIV yang tidak diobati,” kata WHO dalam laporan pada Minggu, 29 Mei 2022.
WHO menyebutkan tingkat risiko kesehatan masyarakat global sedang, mengingat ini adalah pertama kalinya kasus dan kelompok cacar monyet dilaporkan secara bersamaan di wilayah geografis WHO yang sangat berbeda, dan tanpa hubungan epidemiologis yang diketahui dengan negara-negara non-endemik di Afrika Barat atau Tengah.
"Risiko kesehatan masyarakat bisa menjadi tinggi jika virus ini memanfaatkan kesempatan untuk menetapkan dirinya sebagai patogen manusia dan menyebar ke kelompok yang berisiko lebih tinggi terkena penyakit parah seperti anak kecil dan orang yang mengalami gangguan kekebalan," jelas WHO.

(Para ilmuwan sedang mengurutkan kode genetik sampel virus dari pasien dalam wabah ini untuk mempelajari lebih lanjut tentang asal-usulnya. Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com)
WHO juga menyarankan agar penyedia layanan kesehatan untuk memperhatikan dengan cermat kemungkinan gejala seperti ruam, demam, pembengkakan kelenjar getah bening, sakit kepala, sakit punggung, nyeri otot dan kelelahan, serta menawarkan pengujian kepada siapa saja yang memiliki gejala ini.
Monkeypox adalah penyakit virus yang sangat langka yang mirip dengan cacar, tetapi secara klinis dianggap kurang parah, menurut WHO. Penyakit ini akhirnya berkembang menjadi ruam dan lesi yang melepuh dan berkeropeng. Ini bisa terjadi di seluruh tubuh. Penyakit ini biasanya berlangsung dua sampai empat minggu.
Cacar monyet bukanlah penyakit menular seksual, tetapi dapat menyebar melalui kontak intim saat berhubungan seks ketika seseorang memiliki ruam aktif.
Menurut WHO, para ilmuwan sedang mengurutkan kode genetik sampel virus dari pasien dalam wabah ini untuk mempelajari lebih lanjut tentang asal-usulnya, tetapi data awal mengkonfirmasi bahwa genom tersebut milik virus cacar monyet Afrika Barat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(yyy)
Di Amerika Serikat, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit telah melaporkan 12 kasus di delapan negara bagian pada Jumat, 27 Mei 2022. Sementara, di lima negara Afrika di mana cacar monyet banyak ditemukan, WHO mengatakan telah menerima laporan 1.365 kasus dan 69 kematian akibat virus tersebut.
Penyakit ini dilaporkan dalam berbagai periode mulai dari pertengahan Desember hingga akhir Mei. Namun, tidak ada kematian yang dilaporkan di negara-negara nonendemik.
“Sejak 2017, beberapa kematian orang dengan cacar monyet di Afrika Barat telah dikaitkan dengan usia muda atau infeksi HIV yang tidak diobati,” kata WHO dalam laporan pada Minggu, 29 Mei 2022.
WHO menyebutkan tingkat risiko kesehatan masyarakat global sedang, mengingat ini adalah pertama kalinya kasus dan kelompok cacar monyet dilaporkan secara bersamaan di wilayah geografis WHO yang sangat berbeda, dan tanpa hubungan epidemiologis yang diketahui dengan negara-negara non-endemik di Afrika Barat atau Tengah.
"Risiko kesehatan masyarakat bisa menjadi tinggi jika virus ini memanfaatkan kesempatan untuk menetapkan dirinya sebagai patogen manusia dan menyebar ke kelompok yang berisiko lebih tinggi terkena penyakit parah seperti anak kecil dan orang yang mengalami gangguan kekebalan," jelas WHO.

(Para ilmuwan sedang mengurutkan kode genetik sampel virus dari pasien dalam wabah ini untuk mempelajari lebih lanjut tentang asal-usulnya. Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com)
WHO juga menyarankan agar penyedia layanan kesehatan untuk memperhatikan dengan cermat kemungkinan gejala seperti ruam, demam, pembengkakan kelenjar getah bening, sakit kepala, sakit punggung, nyeri otot dan kelelahan, serta menawarkan pengujian kepada siapa saja yang memiliki gejala ini.
Monkeypox adalah penyakit virus yang sangat langka yang mirip dengan cacar, tetapi secara klinis dianggap kurang parah, menurut WHO. Penyakit ini akhirnya berkembang menjadi ruam dan lesi yang melepuh dan berkeropeng. Ini bisa terjadi di seluruh tubuh. Penyakit ini biasanya berlangsung dua sampai empat minggu.
Cacar monyet bukanlah penyakit menular seksual, tetapi dapat menyebar melalui kontak intim saat berhubungan seks ketika seseorang memiliki ruam aktif.
Menurut WHO, para ilmuwan sedang mengurutkan kode genetik sampel virus dari pasien dalam wabah ini untuk mempelajari lebih lanjut tentang asal-usulnya, tetapi data awal mengkonfirmasi bahwa genom tersebut milik virus cacar monyet Afrika Barat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(yyy)