FITNESS & HEALTH
Dokter Jelaskan Kaitan antara Migrain dan Disabilitas
Aulia Putriningtias
Kamis 04 Juli 2024 / 14:15
Jakarta: Perhimpunan Dokter Spesialis Neurologi Indonesia (PERDOSNI) mengimbau masyarakat untuk mengetahui cara penanganan meredakan migrain. Jika tidak segera ditangani akan memengaruhi terhadap produktivitas seseorang.
"Sosialisasi pencegahan sangat penting bagi masyarakat, bagi tenaga kerja, karyawan, lingkungan, dan keluarga supaya mereka aware dan mencari pertolongan yang tepat sehingga dapat meningkatkan produktivitas," jelas Ketua Perdosni Dr. dr. Dodik Tugasworo P, Sp.N. Subsp.NIOO(K), MH, dalam diskusi Ambil Kendali, Atasi Migrain, Rabu, 3 Juli 2024.
Berdasarkan studi Global Burden of Disease 2019, migrain menempati urutan nomor dua sebagai penyakit penyebab disabilitas tertinggi di dunia baik bagi pria maupun wanita. Dikatakan sebagai disabilitas dikarenakan jika seseorang terkena migrain, maka aktivitas akan terhenti, dan produktivitas menurun.
Baca juga: Sering Sakit Kepala? Kenali Beda Penyebab Migrain Sebelah Kanan dan Kiri
Dr. Dodik pun menekankan betapa pentingnya dukungan seluruh pemangku kepentingan agar memperhatikan tata laksana migrain. Ini juga termasuk pada tempat kerja, di mana usia produktif paling sering diserang oleh migrain.
Ketua Pokja Nyeri Kepala Perdosni dr. Devi Ariani Sudibyo, Sp.N(K) menyebut pemicu migrain dapat diakibatkan beberapa hal. Pemicunya yakni perubahan hormonal, stres, konsumsi makanan tertentu (seperti keju, alkohol, kafein), pola makan dan istirahat tidak teratur, bau yang menyengat, cahaya terang, konsumsi terlalu banyak obat-obatan dan lainnya.
Sebanyak 25 persen dari penderita migrain akan mengalami empat hari atau lebih (per bulan) serangan migrain dengan skala nyeri berat. Lalu 35 persen hanya mengalami nyeri berat selama tiga hari, sedangkan 40 persen sisanya satu hari setiap bulan.
Jadi, penting sekali bagi masyarakat untuk mengetahui penyebab migrain beserta penanganannya. Ini akan memengaruhi tingkat produktivitas seseorang jika abai dalam mengetahui dan menangani migrain.
PERDOSNI sendiri telah bekerja sama dengan pemangku kepentingan, termasuk Kementerian Kesehatan, Kementerian Ketenagakerjaan, Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia. Hal ini untuk meningkatkan sosialisasi terkait pentingnya penanganan migrain bagi semua kalangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
"Sosialisasi pencegahan sangat penting bagi masyarakat, bagi tenaga kerja, karyawan, lingkungan, dan keluarga supaya mereka aware dan mencari pertolongan yang tepat sehingga dapat meningkatkan produktivitas," jelas Ketua Perdosni Dr. dr. Dodik Tugasworo P, Sp.N. Subsp.NIOO(K), MH, dalam diskusi Ambil Kendali, Atasi Migrain, Rabu, 3 Juli 2024.
Berdasarkan studi Global Burden of Disease 2019, migrain menempati urutan nomor dua sebagai penyakit penyebab disabilitas tertinggi di dunia baik bagi pria maupun wanita. Dikatakan sebagai disabilitas dikarenakan jika seseorang terkena migrain, maka aktivitas akan terhenti, dan produktivitas menurun.
Baca juga: Sering Sakit Kepala? Kenali Beda Penyebab Migrain Sebelah Kanan dan Kiri
Dr. Dodik pun menekankan betapa pentingnya dukungan seluruh pemangku kepentingan agar memperhatikan tata laksana migrain. Ini juga termasuk pada tempat kerja, di mana usia produktif paling sering diserang oleh migrain.
Ketua Pokja Nyeri Kepala Perdosni dr. Devi Ariani Sudibyo, Sp.N(K) menyebut pemicu migrain dapat diakibatkan beberapa hal. Pemicunya yakni perubahan hormonal, stres, konsumsi makanan tertentu (seperti keju, alkohol, kafein), pola makan dan istirahat tidak teratur, bau yang menyengat, cahaya terang, konsumsi terlalu banyak obat-obatan dan lainnya.
Sebanyak 25 persen dari penderita migrain akan mengalami empat hari atau lebih (per bulan) serangan migrain dengan skala nyeri berat. Lalu 35 persen hanya mengalami nyeri berat selama tiga hari, sedangkan 40 persen sisanya satu hari setiap bulan.
Jadi, penting sekali bagi masyarakat untuk mengetahui penyebab migrain beserta penanganannya. Ini akan memengaruhi tingkat produktivitas seseorang jika abai dalam mengetahui dan menangani migrain.
PERDOSNI sendiri telah bekerja sama dengan pemangku kepentingan, termasuk Kementerian Kesehatan, Kementerian Ketenagakerjaan, Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia. Hal ini untuk meningkatkan sosialisasi terkait pentingnya penanganan migrain bagi semua kalangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)