FITNESS & HEALTH
Apakah Normal jika Ukuran Testis Besar Sebelah?
A. Firdaus
Jumat 13 Juni 2025 / 22:00
Jakarta: Testis atau juga dikenal sebagai buah zakar adalah organ reproduksi pria yang memiliki dua fungsi utama: memproduksi sperma dan hormon testosteron. Testis terletak di dalam skrotum, kantong kulit yang menggantung di belakang penis. Pria memiliki sepasang testis, masing-masing terletak di sebelah kanan dan kiri.
Ukuran testis yang tidak sama antara kanan dan kiri umumnya normal. Testis kanan cenderung lebih besar. Salah satunya juga biasanya menggantung sedikit lebih rendah di dalam skrotum daripada yang lainnya.
Meski berbeda ukuran, testis seharusnya tidak pernah terasa sakit. Bentuk kedua testis seharusnya sama walaupun tidak sama besar. Normalnya, kamu tidak merasakan sakit saat duduk, berdiri, atau bergerak. Testis juga tidak boleh bengkak atau kemerahan bahkan jika satu testis lebih besar.
Baca juga: Usia Muda, Tapi Kok Sperma Keluar Sedikit
Testis lebih berbentuk seperti telur, bukan bulat. Mereka biasanya halus, tanpa benjolan atau tonjolan. Benjolan lunak atau keras menunjukkan sesuatu yang tidak normal. Segera temui dokter jika menemukan benjolan atau tonjolan di testis.
Melansir Healthline, ada panduan melakukan pemeriksaan mandiri testis reguler (Testicular Self-Exam/TSE). TSE rutin dapat mengindentifikasi adanya benjolan, nyeri, nyeri saat ditekan, dan perubahan pada satu atau kedua testis. Skrotum harus longgar, tidak tertarik atau menyusut, saat TSE.
Kamu bisa mengikuti langkah ini:
1. Gunakan jari dan ibu jari untuk menelusuri testis dengan lembut. Jangan menekannya terlalu keras.
2. Sepanjang permukaan satu testis, periksa adakah benjolan, tonjolan, perubahan ukuran, dan area yang nyeri.
3. Rasakan di sepanjang bagian bawah skrotum, area epididimis yakni sebuah tabung penyimpan sperma yang melekat pada testis. Seharusnya akan terasa seperti sekelompok tabung.
4. Ulangi pemeriksaan untuk testis lainnya.
5. Dianjurkan untuk melakukan TSE setidaknya sebulan sekali.

Meski dikatakan normal, testis seharusnya tidak pernah terasa sakit. Ilustrasi Freepik
Jika salah satu testis membesar, ada beberapa kemungkinan penyebabnya:
Peradangan epididimis biasanya akibat infeksi. Ini merupakan gejala umum infeksi menular seksual (IMS) klamidia. Temui dokter jika ada rasa sakit yang tidak normal, terbakar ketika buang air kecil atau ada cairan keluar dari penis bersama urine.
Pertumbuhan epididimis akibat kelebihan cairan. Tidak berbahaya dan tidak memerlukan perawatan apa pun.
Orkitis adalah peradangan testis akibat infeksi, atau virus gondong. Temui dokter jika merasakan sakit, karena orkitis dapat menyebabkan kerusakan pada testis.
Hidrokel adalah penumpukan cairan di sekitar testis yang menyebabkan pembengkakan. Penumpukan cairan normal seiring bertambahnya usia, dan tidak memerlukan perawatan. Namun, dapat juga menunjukkan peradangan.
Varikokel adalah pembuluh darah yang membesar di dalam skrotum. Varikokel menyebabkan jumlah sperma rendah, tetapi biasanya tidak perlu diobati jika tidak disertai gejala lain.
Ini terjadi ketika testis berputar terlalu banyak. Akibatnya dapat memperlambat atau bahkan menghentikan aliran darah dari tubuh ke testis. Temui dokter jika merasakan nyeri persisten atau sakit yang hilang dan kembali tanpa peringatan. Torsi testis adalah keadaan darurat yang membutuhkan perawatan medis segera untuk menyelamatkan testis.
Kanker testis terjadi ketika sel-sel kanker menumpuk di testis. Temui dokter jika kamu melihat adanya benjolan atau pertumbuhan baru di sekitar testis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Ukuran testis yang tidak sama antara kanan dan kiri umumnya normal. Testis kanan cenderung lebih besar. Salah satunya juga biasanya menggantung sedikit lebih rendah di dalam skrotum daripada yang lainnya.
Meski berbeda ukuran, testis seharusnya tidak pernah terasa sakit. Bentuk kedua testis seharusnya sama walaupun tidak sama besar. Normalnya, kamu tidak merasakan sakit saat duduk, berdiri, atau bergerak. Testis juga tidak boleh bengkak atau kemerahan bahkan jika satu testis lebih besar.
Baca juga: Usia Muda, Tapi Kok Sperma Keluar Sedikit
Testis lebih berbentuk seperti telur, bukan bulat. Mereka biasanya halus, tanpa benjolan atau tonjolan. Benjolan lunak atau keras menunjukkan sesuatu yang tidak normal. Segera temui dokter jika menemukan benjolan atau tonjolan di testis.
Cara mengidentifikasi testis
Melansir Healthline, ada panduan melakukan pemeriksaan mandiri testis reguler (Testicular Self-Exam/TSE). TSE rutin dapat mengindentifikasi adanya benjolan, nyeri, nyeri saat ditekan, dan perubahan pada satu atau kedua testis. Skrotum harus longgar, tidak tertarik atau menyusut, saat TSE.
Kamu bisa mengikuti langkah ini:
1. Gunakan jari dan ibu jari untuk menelusuri testis dengan lembut. Jangan menekannya terlalu keras.
2. Sepanjang permukaan satu testis, periksa adakah benjolan, tonjolan, perubahan ukuran, dan area yang nyeri.
3. Rasakan di sepanjang bagian bawah skrotum, area epididimis yakni sebuah tabung penyimpan sperma yang melekat pada testis. Seharusnya akan terasa seperti sekelompok tabung.
4. Ulangi pemeriksaan untuk testis lainnya.
5. Dianjurkan untuk melakukan TSE setidaknya sebulan sekali.

Meski dikatakan normal, testis seharusnya tidak pernah terasa sakit. Ilustrasi Freepik
Jika salah satu testis membesar, ada beberapa kemungkinan penyebabnya:
1. Epididimitis
Peradangan epididimis biasanya akibat infeksi. Ini merupakan gejala umum infeksi menular seksual (IMS) klamidia. Temui dokter jika ada rasa sakit yang tidak normal, terbakar ketika buang air kecil atau ada cairan keluar dari penis bersama urine.
2. Kista epididimis
Pertumbuhan epididimis akibat kelebihan cairan. Tidak berbahaya dan tidak memerlukan perawatan apa pun.
3. Orkitis
Orkitis adalah peradangan testis akibat infeksi, atau virus gondong. Temui dokter jika merasakan sakit, karena orkitis dapat menyebabkan kerusakan pada testis.
4. Hidrokel
Hidrokel adalah penumpukan cairan di sekitar testis yang menyebabkan pembengkakan. Penumpukan cairan normal seiring bertambahnya usia, dan tidak memerlukan perawatan. Namun, dapat juga menunjukkan peradangan.
5. Varikokel
Varikokel adalah pembuluh darah yang membesar di dalam skrotum. Varikokel menyebabkan jumlah sperma rendah, tetapi biasanya tidak perlu diobati jika tidak disertai gejala lain.
6. Torsi testis
Ini terjadi ketika testis berputar terlalu banyak. Akibatnya dapat memperlambat atau bahkan menghentikan aliran darah dari tubuh ke testis. Temui dokter jika merasakan nyeri persisten atau sakit yang hilang dan kembali tanpa peringatan. Torsi testis adalah keadaan darurat yang membutuhkan perawatan medis segera untuk menyelamatkan testis.
7. Kanker testis
Kanker testis terjadi ketika sel-sel kanker menumpuk di testis. Temui dokter jika kamu melihat adanya benjolan atau pertumbuhan baru di sekitar testis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)