FITNESS & HEALTH

Bukan Hanya di Otak, Stroke Juga Bisa Terjadi di Sumsum Tulang Belakang!

A. Firdaus
Selasa 15 Juli 2025 / 15:15
Jakarta: Tak sedikit masyarakat menganggap bahwa stroke hanya terjadi pada otak. Namun, pada salah satu kasus dari wanita muda yang ramai dibicarakan warganet, stroke bksa terjadi pada sumsum tulang belakang.

Hal ini dipaparkan oleh dr. Faldi Yaputra, Sp. N. selaku ahli neurologi. Ia mengatakan bahwa stroke pada sumsum tulang belakang memang bisa terjadi. Namun, kasus ini sangat jarang, hanya sekitar 1-2 persen di dunia.

"Kasusnya sangat jarang, apalagi wanita ini masih sangat muda. Total kasus stroke sumsum tulang belakang hanya mencakup 1 sampai 2 persen saja," tutur dr. Faldi dalam konten edukasi di Instagram miliknya @dokterfaldi, dikutip Senin, 14 Juli 2025.

Baca juga: Apakah Mandi Dimulai dari Kepala Menyebabkan Stroke? Ini Jawabannya
 

Apa itu stroke sumsum tulang belakang?


Dokter Faldi mengatakan bahwa sistem tubuh kita dikontrol oleh otak dan juga sumsum tulang belakang. Walaupun memang pada umumnya gangguan pembuluh darah terjadi pada otak besar atau kecil, tidak menampik kemungkinan dapat terjadi di bagian sumsum tulang belakang.

Mirip dengan stroke yang terjadi di otak, stroke tulang belakang terjadi ketika aliran darah ke tulang belakang tersumbat. Ketika sumsum tulang belakang tidak menerima cukup darah, ia tidak mendapatkan cukup oksigen dan nutrisi, sehingga merusak atau bahkan membunuh sel-sel di dalamnya.

Babak S. Jahromi, MD, PhD, seorang ahli bedah saraf di Northwestern Medicine mengatakan bahwa gejala awal stroke tulang belakang yang umum adalah nyeri leher dan lengan, diikuti oleh kelemahan, mati rasa, atau bahkan kelumpuhan. Namun, gejalanya dapat bervariasi tergantung pada bagian tulang belakang mana yang terkena stroke.

Walaupun sangat jarang, tetapi memang tidak dapat diremehkan. Jahromi menyatakan bahwa stroke sumsum tulang belakang dapat menyebabkan kelumpuhan dan terkadang kematian jika tidak segera ditangani.

Mayoritas stroke tulang belakang terjadi karena perubahan bentuk pembuluh darah. Misalnya, dinding pembuluh darah bisa menebal, sehingga menyebabkan pembuluh menyempit. Hal ini yang kadang-kadang dapat terjadi sebagai konsekuensi alami dari penuaan.

Namun, faktor-faktor tertentu meningkatkan kemungkinan hal ini terjadi, termasuk: 
- Kolesterol tinggi. 
- Tekanan darah tinggi. 
- Penyakit jantung atau riwayat keluarga penyakit jantung. 
- Obesitas. 
- Diabetes. 
- Merokok. 
- Mengonsumsi alkohol berlebihan.
- Kurang olahraga.

Jika dibiarkan tanpa pemeriksaan lebih lanjut, khawatir dengan efek jangka panjangnya. Adapun efek jangka panjang dari stroke tulang belakang meliputi:
- Kelemahan fisik atau kelumpuhan.
- Hilangnya sensasi di lengan atau kaki.
- Kesulitan berjalan atau menggunakan tangan.
- Kesulitan bernapas.
- Nyeri
- Inkontinensia urine atau usus.
- Masalah seksual.
- Masalah kesehatan mental, termasuk depresi.

Dokter Faldi pun menyarankan untuk menghindari kegiatan-kegiatan yang dapat mencederai bagian tulang belakang karena sangat berbahaya terhadap pembuluh darah. Pembuluh darah yang terdampak ini dikhawatirkan menyebabkan sumbatan dan sebabkan stroke.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH