FITNESS & HEALTH
Ibu Menyusui Rentan Kekurangan ASI karena Pandemi
Raka Lestari
Sabtu 07 Agustus 2021 / 06:14
Jakarta: Pandemi covid-19 memiliki dampak terhadap berbagai aspek kehidupan masyarakat. Salah satu yang mungkin tidak disadari adalah efek terhadap tingkat ibu menyusui di masa pandemi covid-19. Padahal, jika ibu bisa menyusui maka itu menjadi salah satu proses yang sangat pentiing untuk pertumbuhan dan perkembangan anak.
“Secara umum memang kita tidak membuat satu survey atau riset besar-besaran tetapi banyak riset kecil yang dilakukan oleh kelompok-kelompok mulai dari para ahli gizi, universitas, melihat angka-angka kondisi di masa pandemi,” ujar drg. Kartini selaku PLT Ditjen Kesmas Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Menurut Kartini, data mengenai tingkat ibu menyusui pada masa pandemi ini masih belum bisa disimpulkan, karena datanya masih tersebar. Tapi yang pasti, beberapa data mengatakan bahwa ibu-ibu makin di rumah itu sebetulnya kadang agak berkurang ASI-nya, karena stres.
“Karena apa, bukan hanya mengurus anak saja apalagi kalau ini bukan anak pertama. Dia harus mengurus anak, kemudian di dalam suasana pandemi ini juga banyak hal yang harus dia perhatikan. Sehingga kadang-kadang membuat para ibu stres, apalagi kalau sudah punya anak yang sudah sekolah juga,” ujar Kartini.
Pada masa pandemi seperti saat ini, para ibu juga terkadang harus menjadi seorang guru, kemudian dia menjadi seorang ibu, kemudian bagaimana dia menjaga anak-anaknya, dan berbagai hal. Untuk itu, dukungan terhadap ibu menyusui sangatlah diperlukan.
“Memang betul dalam suasana seperti ini perlu kita dukung bersama agar para ibu percaya diri dalam memberikan ASI. Kita tahu bahwa pemberian ASI itu dasar pertama itu bagaimana hormon oksitosin dan prolaktin yaitu dua hormon yang menimbulkan kasih sayang,” ujar DR. Entos Zainal, Ketum PERSAGI.
Dan kasih sayang itulah yang kemudian mendorong agar ASI bisa diproduksi lebih baik. Kalau misalnya seseorang ibu mengalami gangguan psikis, kecemasan, dan berbagai hal, itu kemudian bisa mengurangi produksi ASI.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)
“Secara umum memang kita tidak membuat satu survey atau riset besar-besaran tetapi banyak riset kecil yang dilakukan oleh kelompok-kelompok mulai dari para ahli gizi, universitas, melihat angka-angka kondisi di masa pandemi,” ujar drg. Kartini selaku PLT Ditjen Kesmas Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Menurut Kartini, data mengenai tingkat ibu menyusui pada masa pandemi ini masih belum bisa disimpulkan, karena datanya masih tersebar. Tapi yang pasti, beberapa data mengatakan bahwa ibu-ibu makin di rumah itu sebetulnya kadang agak berkurang ASI-nya, karena stres.
“Karena apa, bukan hanya mengurus anak saja apalagi kalau ini bukan anak pertama. Dia harus mengurus anak, kemudian di dalam suasana pandemi ini juga banyak hal yang harus dia perhatikan. Sehingga kadang-kadang membuat para ibu stres, apalagi kalau sudah punya anak yang sudah sekolah juga,” ujar Kartini.
Pada masa pandemi seperti saat ini, para ibu juga terkadang harus menjadi seorang guru, kemudian dia menjadi seorang ibu, kemudian bagaimana dia menjaga anak-anaknya, dan berbagai hal. Untuk itu, dukungan terhadap ibu menyusui sangatlah diperlukan.
“Memang betul dalam suasana seperti ini perlu kita dukung bersama agar para ibu percaya diri dalam memberikan ASI. Kita tahu bahwa pemberian ASI itu dasar pertama itu bagaimana hormon oksitosin dan prolaktin yaitu dua hormon yang menimbulkan kasih sayang,” ujar DR. Entos Zainal, Ketum PERSAGI.
Dan kasih sayang itulah yang kemudian mendorong agar ASI bisa diproduksi lebih baik. Kalau misalnya seseorang ibu mengalami gangguan psikis, kecemasan, dan berbagai hal, itu kemudian bisa mengurangi produksi ASI.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)