FITNESS & HEALTH

Body Dysmorphic Disorder: Ketika Timbul Rasa Tidak Puas Terhadap Fisik Diri Sendiri

Mia Vale
Minggu 28 Mei 2023 / 08:00
Jakarta: Body dysmorphic disorder (BDD) merupakan masalah kesehatan mental. Bagi penderita BDD umumnya sangat kesal atau merasa tidak puas dengan penampilan fisik dirinya sendiri. Ini diakui sendiri oleh selebritas papan atas seperti Lady Gaga, Andy Warhol, sampai Billie Eilish yang mengakui mengidap BDD.

Merasa memiliki kekurangan secara fisik biasa dialami seseorang, tapi bagi penderita BDD, reaksi terhadap kekurangan ini  menjadi luar biasa. Kamu bisa menghabiskan waktu berjam-jam setiap hari hanya untuk mengkhawatirkan penampilan fisik yang dimiliki.

Mengutip dari laman Alodokter, body dysmorphic disorder lebih banyak terjadi pada orang usia 15–30 tahun. Penderita kondisi ini sering merasa malu dan resah karena menganggap dirinya buruk sehingga menghindari berbagai situasi sosial. Selain itu, penderita juga sering menjalani operasi plastik guna memperbaiki penampilannya.

Dan disampaikan dr. Pittara, BDD mirip dengan gangguan makan di mana memandang negatif pada penampilan fisik. Hanya saja, rasa cemas pada gangguan ini bukan mengenai berat badan dan bentuk tubuh secara keseluruhan, melainkan kekurangan fisik, seperti kulit keriput, rambut rontok, paha yang besar, atau bentuk hidung pesek.
 

Penyebab body dysmorphic disorder belum diketahui


Sebenarnya, penyebab utama body dysmorphic disorder belum diketahui secara pasti. Melansir laman Hopkins Medicine, penyebab gangguan dismorfik tubuh diperkirakan merupakan kombinasi dari faktor lingkungan, psikologis, dan biologis. 

Bullying atau ejekan dapat menciptakan atau memupuk perasaan tidak mampu, malu, dan takut diejek. Selain itu, terdapat beberapa kondisi yang dapat memicu munculnya gangguan dismorfik tubuh, antara lain:
  • - Menderita gangguan mental lain, seperti gangguan kecemasan atau depresi
  • - Memiliki sifat tertentu, seperti perfeksionis atau rasa rendah diri
  • - Memiliki orang tua atau keluarga yang terlalu kritis terhadap penampilan fisik


(BBC menulis Gaga menutarakan kekhawatiran image tubuhnya dari persepsi pribadinya. Foto: Dok. Instagram Lady Gaga/@ladygaga-courtesy of @domperignonofficial captured by @mario_sorrenti)
 

Gejala yang harus diwaspadai


Penderita body dysmorphic disorder memiliki pikiran negatif atau rasa cemas terhadap kekurangan dari satu atau beberapa anggota tubuh. Pikiran negatif itu dapat timbul karena penderita menganggap bentuk anggota tubuhnya tidak ideal. 

Kamu bisa terobsesi dengan bagian mana pun dari tubuh kamu. Area yang paling umum adalah wajah, rambut, kulit, dada, dan perut. Gejala BDD meliputi:
  1. - Terus-menerus memeriksa diri kamu di cermin
  2. - Menghindari cermin
  3. - Mencoba menyembunyikan bagian tubuhmu di bawah topi, syal, atau make up
  4. - Terus-menerus berolahraga atau dandan
  5. - Terus-menerus membandingkan diri kamu dengan orang lain
  6. - Selalu bertanya kepada orang lain apakah kamu terlihat baik-baik saja
  7. - Tidak memercayai orang lain ketika mereka mengatakan kamu terlihat baik-baik saja
  8. - Menghindari kegiatan sosial
  9. - Tidak keluar rumah terutama pada siang hari 
  10. - Melihat banyak penyedia layanan kesehatan tentang penampilan kamu
  11. - Memiliki operasi plastik yang tidak perlu
  12. - Mencabut kulit kamu dengan jari atau pinset
  13. - Merasa cemas, tertekan, dan malu
  14. - Berpikir untuk bunuh diri
 

Pengobatan yang bisa dilakukan


Penanganan terhadap body dysmorphic disorder dilakukan dengan kombinasi antara terapi perilaku kognitif dan pemberian obat-obatan. Perawatan terbaik melakukan kombinasi dari keduanya. 

Terapi perilaku kognitif (CBT) merupakan terapi bicara yang paling efektif. Di CBT, penderita BDD bekerja sama dengan ahli kesehatan mental untuk mengganti pikiran dan pola pikir negatif dengan pikiran positif. Obat antidepresan yang dikenal sebagai inhibitor reuptake serotonin biasanya bekerja paling baik untuk BDD.
 

Berpikir positif


Pencegahan timbulnya body dysmorphic disorder dapat dilakukan dengan selalu menerapkan pola pikir tentang bentuk tubuh yang sehat dan realistis. Hal ini dapat dilakukan oleh orang tua dan orang-orang terdekat untuk mendukung body image yang positif. 

Untuk mencegah komplikasi body dysmorphic disorder, deteksi dan penanganan dini perlu dilakukan sesegera mungkin. Oleh karena itu, konsultasikan dengan dokter bila terdapat gejala awal kondisi ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)

MOST SEARCH