FITNESS & HEALTH

Waspadai 5 Komplikasi Akibat Penyakit Gondongan

Mia Vale
Minggu 24 November 2024 / 11:18
Jakarta: Penyakit gondongan cukup marak akhir-akhir ini. Dilansir dalam Kompas, kasus gondongan di Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta terdapat 619 kasus hingga pekan ke-44 di 2024 ini. Penyakit ini terkenal karena menyebabkan pipi dan rahang bengkak.

Pembengkakan kelenjar ludah parotis ini terjadi di bawah telinga pada salah satu atau kedua sisinya. Gejala biasanya muncul 16 - 18 hari setelah infeksi, namun mungkin juga muncul 12 - 25 hari setelah infeksi. Beberapa penderita gondongan memiliki gejala yang sangat ringan, seperti pilek. 

Bahkan beberapa orang tidak menunjukkan gejala sama sekali dan mungkin tidak menyadari bahwa mereka menderita penyakit gondongan. Kebanyakan penderita gondongan sembuh total dalam waktu 2 minggu.

Dalam kasus yang jarang terjadi, penyakit gondongan dapat menyebabkan komplikasi yang lebih parah. Meskipun dapat mengkhawatirkan, gondongan jarang serius. Biasanya gondongan akan hilang setelah infeksi sembuh. 

Komplikasi lebih sering terjadi pada orang yang belum mendapatkan vaksin. Kamu kemungkinan besar akan mengalami gejala yang lebih ringan dan lebih sedikit komplikasi jika divaksinasi. Apa saja komplikasi yang bisa terjadi?
 

1. Testis membengkak



(Gondongan disebabkan oleh infeksi virus dari golongan paramyxovirus. Penyebaran virus salah satunya bisa akibat menghirup percikan lendir saat penderita batuk, bersin, dan berbicara. Foto: Ilustrasi/Dok. Freepik.com)

Nyeri dan pembengkakan pada testis (orkitis) menyerang 1 dari 3 pria yang menderita penyakit gondongan setelah pubertas. Pembengkakan biasanya terjadi secara tiba-tiba dan hanya mengenai satu testis. Testis juga mungkin terasa hangat dan lembut. 

Pada anak laki-laki dan laki-laki yang terkena dampak, pembengkakan testis biasanya dimulai 4 - 8 hari setelah pembengkakan kelenjar parotis. Kadang-kadang, pembengkakan bisa terjadi hingga 6 minggu setelah pembengkakan kelenjar.
 

2. Pembengkakan ovarium


Berkisar 1 dari 15 wanita yang terkena penyakit gondongan setelah masa pubertas dinukil laman NHS bisa mengalami pembengkakan ovarium (ooforitis), yang dapat menyebabkan, sakit perut bagian bawah, suhu tinggi, dan muntah. Gejala ooforitis biasanya hilang setelah tubuh melawan infeksi gondongan yang mendasarinya.

Baca juga: SMPN 8 Tangsel Lanjutkan PJJ Imbas Belasan Siswa Masih Cacar Air dan Gondongan
 

3. Meningitis virus


Meningitis virus dapat terjadi jika virus gondongan menyebar ke lapisan pelindung luar otak (meningen). Ini terjadi pada 1 dari 4 kasus gondongan.

Berbeda dengan meningitis bakterial, yang dianggap sebagai keadaan darurat medis yang berpotensi mengancam nyawa, meningitis virus menyebabkan gejala yang lebih ringan, mirip flu, dan risiko komplikasi serius yang rendah. Sensitivitas terhadap cahaya, leher kaku, dan sakit kepala adalah gejala umum meningitis virus. Ini biasanya hilang dalam 14 hari.
 

4. Pankreatitis


Berkisar 1 dari 25 kasus penyakit gondongan menyebabkan peradangan pankreas jangka pendek (pankreatitis akut). Gejala yang paling umum adalah nyeri mendadak di bagian tengah perut. 

Gejala pankreatitis akut lainnya meliputi, merasa atau sedang sakit, diare, kehilangan nafsu makan, suhu tinggi, kelembutan perut, menguningnya bagian putih mata dan kulit (penyakit kuning) - jarang terjadi - meskipun hal ini mungkin kurang terlihat pada kulit hitam atau coklat. 

Meskipun pankreatitis yang berhubungan dengan penyakit gondongan biasanya ringan, kamu mungkin akan dirawat di rumah sakit agar fungsi tubuh dapat didukung hingga pankreas pulih.

Komplikasi gondongan yang jarang terjadi Komplikasi penyakit gondongan yang jarang namun berpotensi serius termasuk infeksi otak itu sendiri, yang dikenal sebagai ensefalitis. Hal ini diperkirakan terjadi pada berkisar 1 dari 1000 kasus penyakit gondongan. 

Ensefalitis adalah kondisi yang berpotensi fatal yang memerlukan rawat inap di unit perawatan intensif rumah sakit. Berkisar 1 dari 25 penderita gondongan mengalami gangguan pendengaran sementara, namun kehilangan pendengaran permanen jarang terjadi. Diperkirakan hal ini terjadi pada sekitar 1 dari 20.000 kasus penyakit gondongan.
 

5. Gondongan dan kehamilan


Di masa lalu, penyakit gondongan selama kehamilan dianggap meningkatkan risiko keguguran, namun hanya ada sedikit bukti yang mendukung hal ini. Namun, sebagai tindakan pencegahan umum, wanita hamil disarankan untuk menghindari kontak dekat dengan orang yang diketahui menderita infeksi gondongan aktif (atau jenis infeksi lainnya). 

Jika sedang hamil dan merasa pernah melakukan kontak dengan penderita gondongan tetapi belum mendapatkan vaksinasi, hubungi dokter.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH