FITNESS & HEALTH

Catat! 5 Program Rehabilitasi Pasca Stroke yang Mungkin Dibutuhkan

Mia Vale
Selasa 01 November 2022 / 11:00
Jakarta: Setelah stroke, pendekatan utama untuk penyembuhan dan pemulihan melibatkan rencana rehabilitasi aktif untuk meningkatkan kemampuan fisik dan fungsi kognitif. Dalam rehabilitasi medis, istilah fungsi merujuk pada kemampuan atau ketrampilan seseorang untuk melakukan aktivitas sehari-hari, aktivitas hiburan atau hobi, pekerjaan, interaksi sosial dan perilaku lain yang dibutuhkan.

Aktivitas sehari-hari yang perlu dinilai adalah kemampuan dasar dalam melakukan aktivitas perawatan diri sendiri, seperti makan-minum, mandi, berpakaian, berhias, menggunakan toilet, kontrol buang air kecil dan besar, berpindah tempat (transfer), mobilitas-jalan dan menggunakan tangga. 

Nah, ada beberapa jenis rehabilitasi pasca stroke yang berbeda, dan jika kamu atau orang terdekatmu baru pulih dari stroke, mungkin perlu berpartisipasi dalam satu atau lebih dari ini, di antaranya:
 

Terapi fisik

Terapi fisik mencakup berbagai manuver otot dan latihan. Kegiatan terapi fisik pasca stroke dirancang untuk melatih otak dan otot untuk bekerja sama dengan menggunakan pendekatan yang membangun kekuatan otot dan menjaga kesehatan otot. Sebuah studi dari Inggris  menyimpulkan bahwa terapi fisik efektif untuk membantu penderita stroke meningkatkan mobilitas (kemampuan untuk berkeliling), berjalan lebih cepat, berfungsi lebih mandiri, dan memiliki keseimbangan yang lebih baik. 

Para peneliti memperkirakan dosis ideal terapi fisik berkisar 30-60 menit lima sampai tujuh hari per minggu. Terapi fisik juga ditemukan lebih efektif ketika sesi dimulai segera setelah stroke.
 

Terapi okupasi

Jenis pelatihan ini lebih berfokus pada tugas. Terapis okupasi bekerja dengan penderita stroke dalam tugas-tugas praktis, dunia nyata, sehari-hari seperti menaiki tangga, naik - turun dari tempat tidur dan berpakaian. Tentu saja, ada tumpang tindih antara terapi fisik dan terapi okupasi, dan keduanya merupakan komponen kunci dari pemulihan stroke. 

Bila terapi fisik lebih fokus pada penguatan dan pemeliharaan nada kelompok otot target, terapi okupasi justru lebih fokus pada koordinasi dan penggunaan otot untuk tujuan terarah tertentu.
 

Terapi bicara dan menelan

Berbicara dan menelan adalah keterampilan yang membutuhkan pemikiran tentang tindakan sambil mengoordinasikan otot. Kedua keterampilan tersebut menggunakan otot-otot wajah, mulut, lidah, dan tenggorokan. Masalah bicara sering terjadi setelah stroke, sementara masalah menelan biasanya lebih merupakan kejutan yang tidak menyenangkan bagi penderita stroke dan orang yang mereka cintai. 

Evaluasi yang dilansir Verywell Health meunjukkan bahwa bicara dan menelan biasanya dilakukan di rumah sakit dalam beberapa hari setelah stroke. Terapi wicara difokuskan pada pemahaman kata-kata serta menghasilkan kata-kata yang dapat dipahami orang lain dengan jelas. 

Terkadang, terapi wicara melibatkan kartu flash, gambar, dan, tentu saja, latihan dan pengulangan dengan berbicara. Kemampuan menelan diperlukan untuk mempertahankan nutrisi yang baik. Namun, menelan yang terkoordinasi dengan baik penting untuk masalah kesehatan lain selain nutrisi.


(Kegiatan terapi fisik pasca stroke dirancang untuk melatih otak dan otot untuk bekerja sama. Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com?)
 

Terapi Visual

Terapi visual dan terapi keseimbangan sering dijadwalkan dalam sesi rehabilitasi gabungan untuk penderita stroke. Itu karena penglihatan sebagian bergantung pada keseimbangan yang baik dan keseimbangan sebagian bergantung pada penglihatan yang baik. Area otak yang mengontrol kedua fungsi ini terpisah, tetapi mereka saling bergantung saat berinteraksi. 

Sebuah studi penelitian yang melibatkan kolaborasi antara peneliti dari Memphis, Tennessee dan dari Denmark menyimpulkan bahwa 60 persen dari penderita stroke yang berpartisipasi dalam terapi penglihatan kombinasi dan terapi keseimbangan dipekerjakan, dibandingkan dengan hanya 23 persen dari penderita stroke yang tidak berpartisipasi dalam terapi.
 

Terapi Kognitif

Merupakan konsep yang cukup baru dalam rehabilitasi stroke. Terapi kognitif melibatkan intervensi yang dirancang untuk meningkatkan keterampilan berpikir dan kemampuan memecahkan masalah. Ada berbagai kecacatan kognitif setelah stroke. Pendekatan terapi kognitif, seperti menggunakan video game, teknik realitas virtual, dan terapi rehabilitasi yang dihasilkan komputer, saat ini sedang dipelajari sebagai cara untuk meningkatkan fungsi kognitif setelah stroke. 

Di antara berbagai intervensi untuk defisit kognitif pasca stroke, jenis terapi kognitif terbaik belum ditetapkan. Namun sejauh ini, kesimpulannya adalah penderita stroke yang mengikuti terapi kognitif pulih lebih baik daripada penderita stroke yang tidak mengikuti terapi kognitif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(yyy)

MOST SEARCH