FITNESS & HEALTH
Khasiat Herbal Indonesia Bisa Bersaing dengan Produk Luar Negeri
Medcom
Rabu 29 November 2023 / 12:06
Jakarta: Produk herbal Indonesia diyakini mampu bersaing dengan produk asing, khususnya dari China. Pasalnya, ada sejumlah kandungan herbal asli Indonesia yang sulit ditemukan di luar negeri.
Saat ini, produk herbal luar negeri memang membanjiri sejumlah lokapasar atau marketplace. Namun, di tengah gempuran herbal luar negeri, produk herbal Indonesia juga bisa bertahan dan bersaing.
"Penjualan Gizidat sepanjang 2022 telah tembus 20 ribu pieces per bulan, dengan pertumbuhan 7-10 persen. Penjualannya di berbagai e-commerce tidak kalah saing dengan produk-produk China," kata Nurul Khayatin selaku Manager Pemasaran PT Rumbaka Gung Triwikrama yang merupakan principal Gizidat.
Bahan baku yang tak didapatkan di luar negeri membuat herbal Indonesia sulit ditiru produsen herbal asing. Karena itulah, Nurul tidak khawatir penjualannya menurun karena regulasi pemerintah soal penutupan TikTok Shop.
Sementara itu, CEO Data Driven Asia, Muhammad Imran Hirawan, turut meyakini bahwa produk herbal bisa menjadi komoditas andalan UMKM Indonesia. Nilai lebih dari produk herbal lokal adalah bahan dasarnya tidak perlu impor.
"Kalau kita lihat persaingan industri apparel dengan UMKM China, kita jelas gak bisa bersaing. Karena pembuatan pakaian atau jaket itu butuh katun sebagai bahan dasarnya dan kita masih impor kain 99 persen," katanya.
Terkait komoditas herbal dan obat-obatan tradisional, Imran yakin secara harga produk tanah air bisa bersaing. Karena Indonesia memiliki banyak jamu dan obat-obatan tradisional yang diproduksi lokal. Imran mengingatkan pentingnya edukasi masyarakat soal pentingnya mengkonsumsi produk yang sudah tersertifikasi.
Sertifikasi bukan hanya menandakan suatu produk aman untuk dikonsumsi, tapi juga meyakinkan calon konsumen bahwa produk tersebut dibuat sesuai standar yang telah ditetapkan pemerintah. Bukti kelayakan semakin penting karena saat ini banyak produk herbal ilegal yang beredar di pasar.
"Akreditasi dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) dan Kementerian Kesehatan itu bisa menambah nilai jual. Karena sekarang razia produk yang tidak terdaftar semakin sering. Artinya BPOM mulai proaktif untuk memberedel herbal dan obat yang tidak terlisensi," jelas Imran.
Imran juga menyoroti pentingnya produk herbal menerapkan strategi penjualan yang kreatif. Salah satunya adalah menonjolkan khasiat yang terkandung dalam produk herbal atau obat-obatan.
"Menurut saya, masyarakat kita masih belum terlalu fokus pada kandungan apa yang di dalamnya. Tapi mereka akan lebih melihat pada apa khasiatnya," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(ELG)
Saat ini, produk herbal luar negeri memang membanjiri sejumlah lokapasar atau marketplace. Namun, di tengah gempuran herbal luar negeri, produk herbal Indonesia juga bisa bertahan dan bersaing.
"Penjualan Gizidat sepanjang 2022 telah tembus 20 ribu pieces per bulan, dengan pertumbuhan 7-10 persen. Penjualannya di berbagai e-commerce tidak kalah saing dengan produk-produk China," kata Nurul Khayatin selaku Manager Pemasaran PT Rumbaka Gung Triwikrama yang merupakan principal Gizidat.
Bahan baku yang tak didapatkan di luar negeri membuat herbal Indonesia sulit ditiru produsen herbal asing. Karena itulah, Nurul tidak khawatir penjualannya menurun karena regulasi pemerintah soal penutupan TikTok Shop.
Sementara itu, CEO Data Driven Asia, Muhammad Imran Hirawan, turut meyakini bahwa produk herbal bisa menjadi komoditas andalan UMKM Indonesia. Nilai lebih dari produk herbal lokal adalah bahan dasarnya tidak perlu impor.
"Kalau kita lihat persaingan industri apparel dengan UMKM China, kita jelas gak bisa bersaing. Karena pembuatan pakaian atau jaket itu butuh katun sebagai bahan dasarnya dan kita masih impor kain 99 persen," katanya.
Terkait komoditas herbal dan obat-obatan tradisional, Imran yakin secara harga produk tanah air bisa bersaing. Karena Indonesia memiliki banyak jamu dan obat-obatan tradisional yang diproduksi lokal. Imran mengingatkan pentingnya edukasi masyarakat soal pentingnya mengkonsumsi produk yang sudah tersertifikasi.
Sertifikasi bukan hanya menandakan suatu produk aman untuk dikonsumsi, tapi juga meyakinkan calon konsumen bahwa produk tersebut dibuat sesuai standar yang telah ditetapkan pemerintah. Bukti kelayakan semakin penting karena saat ini banyak produk herbal ilegal yang beredar di pasar.
"Akreditasi dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) dan Kementerian Kesehatan itu bisa menambah nilai jual. Karena sekarang razia produk yang tidak terdaftar semakin sering. Artinya BPOM mulai proaktif untuk memberedel herbal dan obat yang tidak terlisensi," jelas Imran.
Imran juga menyoroti pentingnya produk herbal menerapkan strategi penjualan yang kreatif. Salah satunya adalah menonjolkan khasiat yang terkandung dalam produk herbal atau obat-obatan.
"Menurut saya, masyarakat kita masih belum terlalu fokus pada kandungan apa yang di dalamnya. Tapi mereka akan lebih melihat pada apa khasiatnya," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ELG)