FITNESS & HEALTH
Atlet Rentan Alami ACL, Ternyata Ini Alasannya
Aulia Putriningtias
Senin 19 Agustus 2024 / 12:38
Jakarta: Dokter spesialis bedah ortopedi konsultan hip and knee, dr. William Chandra, Sp.OT. (K) dari Rumah Sakit Pondok Indah menjelaskan alasan atlet banyak mengalami Anterior Cruciate Ligament (ACL).
Atlet dinilai memiliki banyak gerakan, sehingga menyebabkan perubahan pergerakan arah lutut atau berhenti secara mendadak. Hal ini biasa dilakukan oleh atlet, khususnya bulu tangkis.
"ACL bukan karena ditabrak orang atau diselengkat. Jadi karena sering bergerak kemudian melambat secara mendadak. Berhenti mendadak saat tengah berlari kencang, melompat dan mendarat yang salah," kata dr. William dalam temu media di Jakarta, Kamis, 15 Agustus 2024.
Tidak hanya terjadi pada atlet, orang yang sering melakukan olahraga sebenarnya juga rentan terhadap ACL, jika tak berhati-hati. Gejala ACL sendiri tergantung dengan derajat keparahan.
Namun, ada beberapa gejala yang menurutnya perlu diketahui oleh masyarakat. Mulai dari nyeri hebat, bengkak, lutut rasanya tidak stabil, keterbatasan gerak, ada bunyi letupan terdengar pop, jalan menjadi terpincang-pincang, lutut lemas, bengkak dengan cepat dalam 24 jam.
.jpg)
(Cedera ligamen lutut anterior disebut cedera ACL (anterior cruciate ligament). Menurut dr. William Chandra, Sp.OT. (K) dari Rumah Sakit Pondok Indah, jika seseorang ingin kembali melakukan olahraga, khususnya para atlet, hal yang harus dilakukan adalah dengan melakukan operasi. Foto: Dok. Medcom.id/Aulia Putriningtias)
"Jika mengalami gejala itu lebih dari satu maka bergegaslah melakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan ronsen dan MRI," paparnya.
Penanganan ACL pun turut bergantung terhadap tingkat keparahan. Salah satunya fisioterapi, untuk pasien dengan cedera ligamen parsial. Ini disarankan bagi pasien yang ingin kembali produktif, tanpa kembali melakukan pergerakan olahraga berat.
Menurut dr. William, jika seseorang ingin kembali melakukan olahraga, khususnya para atlet, hal yang harus dilakukan adalah dengan melakukan operasi. Sebab, tak dapat hanya dilakukan dengan fisioterapi.
"Sebesar 95 persen dari cedera ligamen cukup dilakukan dengan operasi artroskopi, sehingga tidak membutuhkan operasi sayatan luka besar. Hasilnya optimal pascaoperasi," jelasnya.
Namun, tidak hanya sampai di bagian operasi saja. Para pasien operasi ini perlu untuk tetap melakukan fisioterapi agar penyembuhan lebih optimal. Jangka waktunya pun tergantung dengan seberapa parahnya cedera ACL ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Atlet dinilai memiliki banyak gerakan, sehingga menyebabkan perubahan pergerakan arah lutut atau berhenti secara mendadak. Hal ini biasa dilakukan oleh atlet, khususnya bulu tangkis.
"ACL bukan karena ditabrak orang atau diselengkat. Jadi karena sering bergerak kemudian melambat secara mendadak. Berhenti mendadak saat tengah berlari kencang, melompat dan mendarat yang salah," kata dr. William dalam temu media di Jakarta, Kamis, 15 Agustus 2024.
Tidak hanya terjadi pada atlet, orang yang sering melakukan olahraga sebenarnya juga rentan terhadap ACL, jika tak berhati-hati. Gejala ACL sendiri tergantung dengan derajat keparahan.
Namun, ada beberapa gejala yang menurutnya perlu diketahui oleh masyarakat. Mulai dari nyeri hebat, bengkak, lutut rasanya tidak stabil, keterbatasan gerak, ada bunyi letupan terdengar pop, jalan menjadi terpincang-pincang, lutut lemas, bengkak dengan cepat dalam 24 jam.
.jpg)
(Cedera ligamen lutut anterior disebut cedera ACL (anterior cruciate ligament). Menurut dr. William Chandra, Sp.OT. (K) dari Rumah Sakit Pondok Indah, jika seseorang ingin kembali melakukan olahraga, khususnya para atlet, hal yang harus dilakukan adalah dengan melakukan operasi. Foto: Dok. Medcom.id/Aulia Putriningtias)
"Jika mengalami gejala itu lebih dari satu maka bergegaslah melakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan ronsen dan MRI," paparnya.
Penanganan ACL pun turut bergantung terhadap tingkat keparahan. Salah satunya fisioterapi, untuk pasien dengan cedera ligamen parsial. Ini disarankan bagi pasien yang ingin kembali produktif, tanpa kembali melakukan pergerakan olahraga berat.
Menurut dr. William, jika seseorang ingin kembali melakukan olahraga, khususnya para atlet, hal yang harus dilakukan adalah dengan melakukan operasi. Sebab, tak dapat hanya dilakukan dengan fisioterapi.
"Sebesar 95 persen dari cedera ligamen cukup dilakukan dengan operasi artroskopi, sehingga tidak membutuhkan operasi sayatan luka besar. Hasilnya optimal pascaoperasi," jelasnya.
Namun, tidak hanya sampai di bagian operasi saja. Para pasien operasi ini perlu untuk tetap melakukan fisioterapi agar penyembuhan lebih optimal. Jangka waktunya pun tergantung dengan seberapa parahnya cedera ACL ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)