FITNESS & HEALTH
Bayi Tabung Juga Bisa Gagal, Dokter Beberkan Sebabnya
Aulia Putriningtias
Jumat 19 Juli 2024 / 12:07
Jakarta: In vitro fertilization (IVF) atau bayi tabung merupakan salah satu cara untuk memperoleh anak dari pasangan yang memiliki infertilitas. Namun, tak sedikit bayi tabung yang gagal, apa sebabnya?
Menurut dr. Upik Anggraheni Priyambodo, Sp. O. G, Subsp. F. E. R. selaku Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi subspesialis Fertilitas Endokrinologi Reproduksi, bayi tabung juga bisa mengalami kegagalan. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal.
Kegagalan bayi tabung biasanya dikarenakan usia lebih dari 35 tahun, pola hidup yang tidak konsisten, kemudian ada gangguan kesuburan cukup berat seperti PCOS tidak terkontrol. Selain itu, juga kualitas sperma kurang baik dan cadangan sel telur yang rendah.
Baca juga: 5 Mitos Seputar Bayi Tabung, Jangan Percaya Lagi!
Di Rumah Sakit Pondok Indah sendiri, persentase keberhasilan dalam memulai bayi tabung di umur lebih dari 35-37 tahun mencapai 36,8 persen. Namun, ketika menginjak umur 40 tahun, keberhasilan mulai turun, yakni mulai dari 26,67 persen.
Bahkan, menurut data Society for Assisted Reproductive Technology (SART) pada 2021, ketika menginjak usia 38 tahun, angka success rate pada bayi tabung hanya mencapai 20,2 persen. Jadi, umur pasangan juga menjadi salah satu penyebab belum berhasilnya proses bayi tabung.
Namun, menurut dr. Upik, melakukan IVF juga bisa kembali dilakukan tanpa menunggu lama. Syaratnya adalah ketika istri selanjutnya mengalami menstruasi, sudah bisa kembali diberlakukan bayi tabung.
"Jadi memulai kembali bayi tabung setelah gagal itu bisa langsung. Jadi, tidak perlu menunggu. Ketika sudah haid diberikutnya, sudah bisa melakukan," kata dr. Upik dalam temu media membahas IVF, Kamis, 18 Juli 2024.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan jika pasangan belum berhasil untuk melakukan bayi tabung, antara lain:
- Mencari penyebab ketidakberhasilan IVF.
- Konsisten dalam menjaga pola hidup sehat.
- Pemeriksaan tambahan sesuai dengan saran dokter.
- Mencoba kembali dengan mengoptimalkan usaha tambahan (akupunktur, imunoterapi, teknologi IMSI, dll).
- Perubahan protokol stimulasi IVF sesuai dengan diskusi dokter fertilitas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Menurut dr. Upik Anggraheni Priyambodo, Sp. O. G, Subsp. F. E. R. selaku Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi subspesialis Fertilitas Endokrinologi Reproduksi, bayi tabung juga bisa mengalami kegagalan. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal.
Kegagalan bayi tabung biasanya dikarenakan usia lebih dari 35 tahun, pola hidup yang tidak konsisten, kemudian ada gangguan kesuburan cukup berat seperti PCOS tidak terkontrol. Selain itu, juga kualitas sperma kurang baik dan cadangan sel telur yang rendah.
Baca juga: 5 Mitos Seputar Bayi Tabung, Jangan Percaya Lagi!
Di Rumah Sakit Pondok Indah sendiri, persentase keberhasilan dalam memulai bayi tabung di umur lebih dari 35-37 tahun mencapai 36,8 persen. Namun, ketika menginjak umur 40 tahun, keberhasilan mulai turun, yakni mulai dari 26,67 persen.
Bahkan, menurut data Society for Assisted Reproductive Technology (SART) pada 2021, ketika menginjak usia 38 tahun, angka success rate pada bayi tabung hanya mencapai 20,2 persen. Jadi, umur pasangan juga menjadi salah satu penyebab belum berhasilnya proses bayi tabung.
Namun, menurut dr. Upik, melakukan IVF juga bisa kembali dilakukan tanpa menunggu lama. Syaratnya adalah ketika istri selanjutnya mengalami menstruasi, sudah bisa kembali diberlakukan bayi tabung.
"Jadi memulai kembali bayi tabung setelah gagal itu bisa langsung. Jadi, tidak perlu menunggu. Ketika sudah haid diberikutnya, sudah bisa melakukan," kata dr. Upik dalam temu media membahas IVF, Kamis, 18 Juli 2024.
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan jika pasangan belum berhasil untuk melakukan bayi tabung, antara lain:
- Mencari penyebab ketidakberhasilan IVF.
- Konsisten dalam menjaga pola hidup sehat.
- Pemeriksaan tambahan sesuai dengan saran dokter.
- Mencoba kembali dengan mengoptimalkan usaha tambahan (akupunktur, imunoterapi, teknologi IMSI, dll).
- Perubahan protokol stimulasi IVF sesuai dengan diskusi dokter fertilitas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)