FITNESS & HEALTH
Peringatan Hari Diabetes Sedunia, Yuk Deteksi Dini secara Mandiri Risiko Neuropati Diabetik
A. Firdaus
Kamis 10 November 2022 / 09:25
Jakarta: Penderita diabetes di Indonesia mengalami peningkatan. Menurut International Diabetes Federation (IDF) Atlas, Pada 2021 penderita diabetes Indonesia meningkat dari 10,7 juta pada 2019 menjadi 19,5 juta, atau naik dari peringkat tujuh ke peringkat lima untuk jumlah penderita diabetes terbanyak di dunia.
Dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Nasional 12 November 2022 dan Hari Diabetes Sedunia yang jatuh pada tanggal 14 November 2022, P&G Health Indonesia melanjutkan edukasi mengenai neuropati dengan meluncurkan kampanye 'Hidup Bebas Tanpa Kebas dan Kesemutan', dengan mengajak deteksi dini menggunakan Neurometer.
Lalu apa hubungannya Neuropati dengan diabetes? Orang dengan diabetes umumnya juga mengalami neuropati diabetik, yaitu kerusakan saraf tepi yang ditandai dengan gejala seperti kebas, kesemutan, rasa tertusuk-tusuk, hingga sensasi panas atau terbakar.
Kamu bisa mendeteksi dini dan mandiri dengan Neurometer, yang merupakan aplikasi penilaian risiko neuropati pertama di Indonesia. Kegiatan dan adanya aplikasi Neurometer juga didukung oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI).
"Dalam rangka World Diabetes Day, kami meluncurkan kampanye 'Hidup Bebas Tanpa Kebas dan Kesemutan' dan memperkenalkan aplikasi penilaian risiko neuropati pertama di Indonesia, Neurometer, yang dapat memberikan informasi dan alat deteksi dini yang mudah digunakan untuk mendukung penanganan neuropati perifer yang cepat," ujar General Manager Personal Healthcare, P&G Health Indonesia, Maithreyi Jagannathan dalam peluncuran Neurometer.
Sementara itu Brand Director Personal Healthcare P&G Health Indonesia, Anie Rachmayani mengatakan, Kampanye 'Hidup Bebas Tanpa Kebas dan Kesemutan' terdiri dari berbagai kegiatan seperti seminar, pelaksanaan Neuropathy Check Point di 8 titik di Jakarta & sekitarnya, dan edukasi awam melalui media sosial dan peluncuran Neurometer.
"Neurometer merupakan aplikasi berbasis web yang menjadi penilaian risiko neuropati dan berisi beberapa pertanyaan yang dapat menilai risiko seseorang terhadap neuropati," kata Ani.
"Aplikasi ini bukan merupakan alat diagnosis mandiri dan tidak menggantikan diagnosis medis. Namun, hasil dari penilaian risiko ini dapat membantu untuk dapat berkonsultasi lebih lanjut ke dokter," terangnya.
Dokter Spesialis Saraf, DR. dr. Rizaldy Taslim Pinzon, M.Kes,Sp.S menjelaskan tentang Neuropati Diabetik. Menurutnya rasa kebas, kesemutan, rasa seperti tertusuk, dan sensasi panas atau terbakar di tangan dan kaki merupakan gejala umum dari neuropati yang dapat memengaruhi kualitas hidup pasien.
"Kerusakan saraf dapat bersifat irreversible jika lebih dari 50% serabut saraf telah rusak. Untuk itu, deteksi dan penanganan sedini mungkin sangat penting dilakukan," ujar Dr. Rizaldy.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan, kata Dr. Rizaldy, adalah dengan mengonsumsi vitamin B neurotropik. berdasarkan Studi Klinis 2018 NENOIN, vitamin ini telah terbukti efektif menurunkan gejala neuropati diabetik sebesar 66%.
Berdasarkan Studi Klinis 2018 NENOIN, mengonsumsi satu tablet berisi Vitamin B1 (100mg), B6 (100mg) dan B12 (5000mg) selain dapat mengurangi gejala neuropati secara efektif, juga terbukti aman digunakan dalam jangka panjang oleh orang dengan diabetes.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Dalam rangka memperingati Hari Kesehatan Nasional 12 November 2022 dan Hari Diabetes Sedunia yang jatuh pada tanggal 14 November 2022, P&G Health Indonesia melanjutkan edukasi mengenai neuropati dengan meluncurkan kampanye 'Hidup Bebas Tanpa Kebas dan Kesemutan', dengan mengajak deteksi dini menggunakan Neurometer.
Lalu apa hubungannya Neuropati dengan diabetes? Orang dengan diabetes umumnya juga mengalami neuropati diabetik, yaitu kerusakan saraf tepi yang ditandai dengan gejala seperti kebas, kesemutan, rasa tertusuk-tusuk, hingga sensasi panas atau terbakar.
Kamu bisa mendeteksi dini dan mandiri dengan Neurometer, yang merupakan aplikasi penilaian risiko neuropati pertama di Indonesia. Kegiatan dan adanya aplikasi Neurometer juga didukung oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI).
"Dalam rangka World Diabetes Day, kami meluncurkan kampanye 'Hidup Bebas Tanpa Kebas dan Kesemutan' dan memperkenalkan aplikasi penilaian risiko neuropati pertama di Indonesia, Neurometer, yang dapat memberikan informasi dan alat deteksi dini yang mudah digunakan untuk mendukung penanganan neuropati perifer yang cepat," ujar General Manager Personal Healthcare, P&G Health Indonesia, Maithreyi Jagannathan dalam peluncuran Neurometer.
Sementara itu Brand Director Personal Healthcare P&G Health Indonesia, Anie Rachmayani mengatakan, Kampanye 'Hidup Bebas Tanpa Kebas dan Kesemutan' terdiri dari berbagai kegiatan seperti seminar, pelaksanaan Neuropathy Check Point di 8 titik di Jakarta & sekitarnya, dan edukasi awam melalui media sosial dan peluncuran Neurometer.
"Neurometer merupakan aplikasi berbasis web yang menjadi penilaian risiko neuropati dan berisi beberapa pertanyaan yang dapat menilai risiko seseorang terhadap neuropati," kata Ani.
"Aplikasi ini bukan merupakan alat diagnosis mandiri dan tidak menggantikan diagnosis medis. Namun, hasil dari penilaian risiko ini dapat membantu untuk dapat berkonsultasi lebih lanjut ke dokter," terangnya.
Dokter Spesialis Saraf, DR. dr. Rizaldy Taslim Pinzon, M.Kes,Sp.S menjelaskan tentang Neuropati Diabetik. Menurutnya rasa kebas, kesemutan, rasa seperti tertusuk, dan sensasi panas atau terbakar di tangan dan kaki merupakan gejala umum dari neuropati yang dapat memengaruhi kualitas hidup pasien.
"Kerusakan saraf dapat bersifat irreversible jika lebih dari 50% serabut saraf telah rusak. Untuk itu, deteksi dan penanganan sedini mungkin sangat penting dilakukan," ujar Dr. Rizaldy.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan, kata Dr. Rizaldy, adalah dengan mengonsumsi vitamin B neurotropik. berdasarkan Studi Klinis 2018 NENOIN, vitamin ini telah terbukti efektif menurunkan gejala neuropati diabetik sebesar 66%.
Berdasarkan Studi Klinis 2018 NENOIN, mengonsumsi satu tablet berisi Vitamin B1 (100mg), B6 (100mg) dan B12 (5000mg) selain dapat mengurangi gejala neuropati secara efektif, juga terbukti aman digunakan dalam jangka panjang oleh orang dengan diabetes.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)