FITNESS & HEALTH

Dapat Dilakukan Sendiri, Ini Langkah-langkah Deteksi Dini Kanker Payudara

A. Firdaus
Kamis 03 Oktober 2024 / 10:29
Jakarta: Menurut data Global Cancer Observatory, terdapat lebih dari 66 ribu kasus temuan baru kanker payudara pada wanita Indonesia pada 2022. Rasio kejadiannya mencapai 30%.

Bila dibandingkan dengan tren di tahun-tahun sebelumnya, angka kejadiannya tidak mengalami penurunan yang signifikan, sehingga jika tidak ditangani dengan serius akan berpotensi untuk terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.

Sementara itu, menurut jurnal dari Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Keterlambatan penderita kanker payudara melakukan pemeriksaan awal ke pelayanan kesehatan di Indonesia mencapai lebih dari 80 persen. Jadi tak dipungkiri, kalau mayoritas kasus kanker payudara di Indonesia terungkap sudah pada stadium lanjut.

Deteksi dini menjadi cara mencegah sekaligus dapat meningkatkan peluang kesembuhan, salah satunya pemeriksaan mandiri dengan metode SADARI (Periksa Payudara Sendiri). Hal itu diutarakan Dokter Spesialis Bedah Konsultan Onkologi Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta dr. Iskandar, Sp.B.Subsp. Onk(K).

Baca juga: Kerap Bikin tak Nyaman, Ini Penyebab Nyeri pada Pengidap Kanker

SADARI adalah cara deteksi mandiri untuk tahap awal, penting juga untuk menjalani pemeriksaan kesehatan secara berkala dan mammografi sesuai rekomendasi dokter, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat keluarga kanker payudara.

"Metode ini sangat penting, terutama bagi wanita yang berisiko, karena memungkinkan mereka untuk mengenali perubahan pada payudara sejak dini,” kata dia pada acara penyuluhan kanker payudara oleh CHARM dan Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) di Balai Komando, Jakarta Timur.

Berikut ini langkah-langkah melakukan SADARI:
 

1. Waktu yang tepat


Langkah pertama dalam melakukan SADARI adalah memilih waktu yang tepat, seperti setelah mandi atau saat berdiri di depan cermin. Pertama, perhatikan tampilan payudara di cermin. Cek apakah ada perubahan bentuk, ukuran, atau kulit yang tidak biasa, seperti kemerahan atau penebalan.
 

2. Periksa payudara


Selanjutnya, lakukan pemeriksaan dengan meraba payudara menggunakan jari-jari tangan. Mulai dari bagian luar payudara dan bergerak perlahan menuju puting susu.

"Saat diraba, ada benjolan atau tidak, ada sesuatu yang keras atau tidak, batasnya tegas atau tidak, atau lengket atau tidak. Kalau benjolan kecil, biasanya bisa bergoyang, namun kalau yang sudah lengket itu saat digoyang dia tidak bergeser, artinya benjolan sudah menempel ke dinding dada, itu biasanya ganas," jelas dr. Iskandar.
 

3. Rasakan seluruh area


Pastikan untuk merasakan seluruh area, termasuk ketiak, karena jaringan payudara juga meluas hingga ke area tersebut. Perhatikan jika ada benjolan, nyeri, atau keluarnya cairan dari puting susu yang tidak normal.
 

4. Dilakukan setelah menstruasi


"Lakukan SADARI saat 7 sampai 10 hari setelah menstruasi hari pertama. Jadi menstruasi hari pertama baru hitung, ditambah 7-10 hari,” kata dr. Iskandar.

Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI), Linda Agum Gumelar mengatakan meraba adanya benjolan atau abnormalitas pada payudara juga dapat dirasakan pada area atas payudara, atau sekitar dua jari di bawah tulang selangka.

"Kadang orang tahunya meraba benjolan hanya di bagian payudara yang menonjol saja. Padahal, payudara dimulai dari area bawah ketiak dan sekitarnya," terang dr. Iskandar.

Penting untuk melakukan SADARI secara rutin, idealnya setiap bulan, agar lebih familiar dengan bentuk dan kondisi payudara. Jika menemukan sesuatu yang mencurigakan, seperti benjolan atau perubahan lainnya, Iskandar maupun Linda mendesak untuk segera konsultasikan dengan tenaga medis untuk evaluasi lebih lanjut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH