FITNESS & HEALTH
Ukuran Payudara Pengaruhi Produksi ASI? Ginekolog Bongkar Mitosnya
Mia Vale
Senin 11 Agustus 2025 / 09:25
Jakarta: Prioritaskan menyusui, ciptakan sistem pendukung yang berkelanjutan, tidak hanya menekankan kesadaran tetapi juga tindakan.
Ungkapan ini mengingatkan kita bahwa keberhasilan menyusui bukan hanya hasil dari kemauan seorang ibu, tetapi juga kualitas dukungan yang tersedia. Dukungan ini juga berarti lebih menerima fakta daripada mitos menyusui.
Baca juga: 4 Hal Pentingnya Berikan ASI Usai Melahirkan Dilihat dari Aspek Kesehatan dan Mental
Menurut seorang ginekolog senior, mitos sosial, kurangnya dukungan sistemik, dan misinformasi dapat membuat ibu yang paling berkomitmen sekalipun meragukan diri mereka sendiri.
Dokter Kandungan dan Ginekolog Dr Charulata Bansal berbagi dengan Health Shots beberapa mitos paling umum tentang ASI dan menyusui yang terus diwariskan dari generasi ke generasi.

(Mitos saat menyusui tidak boleh makan pedas berasal dari pemikiran bahwa makanan pedas dan beraroma kuat akan berpindah melalui ASI dan membuat bayi kesal. Namun, penelitian menunjukkan bahwa ibu boleh makan apa pun yang ibu inginkan saat menyusui. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Fakta: Produksi ASI ditentukan oleh jaringan payudara yang berfungsi, bukan oleh ukuran payudara. Studi yang dilakukan dan dipublikasikan di Indian Journal of Paediatrics membuktikan, ukuran payudara tidak berkorelasi dengan kemampuan laktasi.
Ibarat sistem penawaran-permintaan, semakin banyak bayi mengisap, semakin banyak ASI yang dihasilkan. Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh National Institute of Nutrition, lebih dari 85 persen ibu mampu memproduksi ASI yang cukup, terlepas dari bentuk payudara atau tubuh mereka, jika mereka diajari teknik menyusui yang tepat.
Fakta: Laktogenesis yang terlambat adalah normal dan bukan kegagalan. Dewan Riset Medis India (ICMR) dan Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan bahwa kolostrum, jenis ASI pertama, disekresikan dalam jumlah kecil dan cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi baru lahir selama beberapa hari pertama.
ASI matang biasanya mulai keluar pada hari ketiga sampai kelima setelah melahirkan, menurut penelitian. Memang, ICMR menyarankan untuk mulai menyusui dalam 1 jam setelah melahirkan dan memberikan ASI eksklusif minimal selama 6 bulan.
Fakta: Menangis tidak selalu berkaitan dengan rasa lapar. Menurut panel pediatrik Unicef dan ICMR, rasa lapar hanyalah salah satu dari banyak alasan bayi menangis.
Periksa pertambahan berat badan dan popok basah, setidaknya 6–8 popok basah per hari menunjukkan asupan ASI yang cukup. Bila memang produksi ASI sedikit, tingkatkan frekuensi pemberian ASI dan mintalah bantuan konsultan laktasi.
Baca juga: Sejarah Hari Gizi Nasional Ke-64 yang Diperingati 25 Januari 2024
Dengan menghilangkan mitos-mitos seputar menyusui, upaya yang dilakukan adalah menghilangkan stigma dan menormalkan kesulitan yang mungkin dihadapi wanita selama perjalanan ini.
Bicarakan masalah kesehatan si kecil pada dokter yang tepat. Terutama jika ibu ingin memberikan ASI eksklusif pada si kecil dan merasa ragu antara mitos dan fakta yang berkembang di masyarakat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)
Ungkapan ini mengingatkan kita bahwa keberhasilan menyusui bukan hanya hasil dari kemauan seorang ibu, tetapi juga kualitas dukungan yang tersedia. Dukungan ini juga berarti lebih menerima fakta daripada mitos menyusui.
Baca juga: 4 Hal Pentingnya Berikan ASI Usai Melahirkan Dilihat dari Aspek Kesehatan dan Mental
Menurut seorang ginekolog senior, mitos sosial, kurangnya dukungan sistemik, dan misinformasi dapat membuat ibu yang paling berkomitmen sekalipun meragukan diri mereka sendiri.
Dokter Kandungan dan Ginekolog Dr Charulata Bansal berbagi dengan Health Shots beberapa mitos paling umum tentang ASI dan menyusui yang terus diwariskan dari generasi ke generasi.
1. Payudara kecil tidak menghasilkan cukup ASI

(Mitos saat menyusui tidak boleh makan pedas berasal dari pemikiran bahwa makanan pedas dan beraroma kuat akan berpindah melalui ASI dan membuat bayi kesal. Namun, penelitian menunjukkan bahwa ibu boleh makan apa pun yang ibu inginkan saat menyusui. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Fakta: Produksi ASI ditentukan oleh jaringan payudara yang berfungsi, bukan oleh ukuran payudara. Studi yang dilakukan dan dipublikasikan di Indian Journal of Paediatrics membuktikan, ukuran payudara tidak berkorelasi dengan kemampuan laktasi.
Ibarat sistem penawaran-permintaan, semakin banyak bayi mengisap, semakin banyak ASI yang dihasilkan. Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh National Institute of Nutrition, lebih dari 85 persen ibu mampu memproduksi ASI yang cukup, terlepas dari bentuk payudara atau tubuh mereka, jika mereka diajari teknik menyusui yang tepat.
2. Setelah lahir tidak segera disusui, ASI tidak keluar
Fakta: Laktogenesis yang terlambat adalah normal dan bukan kegagalan. Dewan Riset Medis India (ICMR) dan Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan bahwa kolostrum, jenis ASI pertama, disekresikan dalam jumlah kecil dan cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi baru lahir selama beberapa hari pertama.
ASI matang biasanya mulai keluar pada hari ketiga sampai kelima setelah melahirkan, menurut penelitian. Memang, ICMR menyarankan untuk mulai menyusui dalam 1 jam setelah melahirkan dan memberikan ASI eksklusif minimal selama 6 bulan.
3. Bayi sering menangis, artinya produksi ASI tidak cukup
Fakta: Menangis tidak selalu berkaitan dengan rasa lapar. Menurut panel pediatrik Unicef dan ICMR, rasa lapar hanyalah salah satu dari banyak alasan bayi menangis.
Periksa pertambahan berat badan dan popok basah, setidaknya 6–8 popok basah per hari menunjukkan asupan ASI yang cukup. Bila memang produksi ASI sedikit, tingkatkan frekuensi pemberian ASI dan mintalah bantuan konsultan laktasi.
Baca juga: Sejarah Hari Gizi Nasional Ke-64 yang Diperingati 25 Januari 2024
Dengan menghilangkan mitos-mitos seputar menyusui, upaya yang dilakukan adalah menghilangkan stigma dan menormalkan kesulitan yang mungkin dihadapi wanita selama perjalanan ini.
Bicarakan masalah kesehatan si kecil pada dokter yang tepat. Terutama jika ibu ingin memberikan ASI eksklusif pada si kecil dan merasa ragu antara mitos dan fakta yang berkembang di masyarakat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)