FITNESS & HEALTH
Kemenkes Dukung Perkembangan Terapi Sel Punca di Indonesia
Medcom
Jumat 07 Oktober 2022 / 10:54
Jakarta: Kementerian Kesehatan bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), dan Komite Pengembangan Sel Punca dan Sel (KPSPS) melakukan kunjungan ke PT Bifarma Adiluhung yang merupakan anak perusahaan dari Kalbe Farma.
Kunjungan tersebut dilakukan untuk melihat fasilitas pengolahan sel punca (stem cell) Regenic. Pertemuan itu sekaligus mendiskusikan perkembangan penelitian dan aplikasi dari sel punca.
"Kita semua berharap pertemuan ini dapat menumbuhkan kolaborasi yang lebih erat untuk bersama-sama mendukung perkembangan terapi sel punca di Indonesia melalui semangat kerjasama ABGC (Academy, Business, Government, and Community)," kata Ketua Komite Pengembangan Sel Punca dan Sel, Prof. dr. Amin Soebandrio, Ph.D, Sp.MK.
Direktur PT Bifarma Adiluhung, dr. Sandy Qlintang menjelaskan sejarah awal mula berdirinya fasilitas pengolahan sel punca pertama di Indonesia. Pada tahun 2012, di lokasi SCI itulah berdiri fasilitas pertama di Indonesia untuk pengolahan sel punca, Regenic yang mendapatkan Ijin Operasional dari Kementerian Kesehatan, dan Sertifikasi Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dari BPOM.
"Dimulai pada 1 Desember 2006, dr. Boenjamin Setiawan, PhD menjadi founder dan innovator dalam perkembangan stem cell di Indonesia. Beliau membangun fasilitas yang disebut Stem Cell and Cancer Institute (SCI) di Pulomas," jelas dr. Sandy Qlintang.
Pada tahun 2020, perusahaan ini telah berkembang menjadi industri farmasi yang memiliki fasilitas pengolahan sel punca dan metabolit yang baru dan terbesar di Indonesia.
Produk Regenic disebut memiliki tiga fokus yakni, stem cell autologus (bersumber dari pasien untuk pasien yang sama), stem cell alogenik (dari donor untuk pasien), dan metabolit sel punca (secretome). Kapasitas produksi maksimum untuk stem cell alogenik adalah 80 miliar sel atau setara dosis 1.000 pasien dan 15.000 liter secretome.
“Regenic telah bekerja sama dengan berbagai Universitas di Indonesia, khususnya sebagai pelopor dalam penelitian aplikasi klinis sel punca untuk indikasi osteoarthritis, luka bakar, dan patah tulang. Regenic juga sering kali tampil di acara ilmiah international. Salah satunya, Cell and Gene Therapy Asia dan Biologics Contracts Manufacturing Asia untuk meng-update perkembangan terbaru dalam terapi sel dan genetik dunia," paparnya.
Pada tahun 2021, Regenic bekerja sama dengan tiga rumah sakit, yaitu RSUD dr. Moewardi, RSUP dr. Sardjito, dan RS Hasan Sadikin untuk uji klinis sel punca pada pasien Covid-19 gejala berat, dengan dana hibah dari Ristek-BRIN dan di bawah pengawasan BPOM.
"Saat ini, Regenic juga secara resmi bekerja sama dengan beberapa rumah sakit, diantaranya RSUP dr. Sardjito dan RSJP Harapan Kita untuk aplikasi klinis sel punca bagi pasien penderita cedera tulang belakang dan jantung," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ELG)
Kunjungan tersebut dilakukan untuk melihat fasilitas pengolahan sel punca (stem cell) Regenic. Pertemuan itu sekaligus mendiskusikan perkembangan penelitian dan aplikasi dari sel punca.
"Kita semua berharap pertemuan ini dapat menumbuhkan kolaborasi yang lebih erat untuk bersama-sama mendukung perkembangan terapi sel punca di Indonesia melalui semangat kerjasama ABGC (Academy, Business, Government, and Community)," kata Ketua Komite Pengembangan Sel Punca dan Sel, Prof. dr. Amin Soebandrio, Ph.D, Sp.MK.
Direktur PT Bifarma Adiluhung, dr. Sandy Qlintang menjelaskan sejarah awal mula berdirinya fasilitas pengolahan sel punca pertama di Indonesia. Pada tahun 2012, di lokasi SCI itulah berdiri fasilitas pertama di Indonesia untuk pengolahan sel punca, Regenic yang mendapatkan Ijin Operasional dari Kementerian Kesehatan, dan Sertifikasi Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dari BPOM.
"Dimulai pada 1 Desember 2006, dr. Boenjamin Setiawan, PhD menjadi founder dan innovator dalam perkembangan stem cell di Indonesia. Beliau membangun fasilitas yang disebut Stem Cell and Cancer Institute (SCI) di Pulomas," jelas dr. Sandy Qlintang.
Pada tahun 2020, perusahaan ini telah berkembang menjadi industri farmasi yang memiliki fasilitas pengolahan sel punca dan metabolit yang baru dan terbesar di Indonesia.
Produk Regenic disebut memiliki tiga fokus yakni, stem cell autologus (bersumber dari pasien untuk pasien yang sama), stem cell alogenik (dari donor untuk pasien), dan metabolit sel punca (secretome). Kapasitas produksi maksimum untuk stem cell alogenik adalah 80 miliar sel atau setara dosis 1.000 pasien dan 15.000 liter secretome.
“Regenic telah bekerja sama dengan berbagai Universitas di Indonesia, khususnya sebagai pelopor dalam penelitian aplikasi klinis sel punca untuk indikasi osteoarthritis, luka bakar, dan patah tulang. Regenic juga sering kali tampil di acara ilmiah international. Salah satunya, Cell and Gene Therapy Asia dan Biologics Contracts Manufacturing Asia untuk meng-update perkembangan terbaru dalam terapi sel dan genetik dunia," paparnya.
Pada tahun 2021, Regenic bekerja sama dengan tiga rumah sakit, yaitu RSUD dr. Moewardi, RSUP dr. Sardjito, dan RS Hasan Sadikin untuk uji klinis sel punca pada pasien Covid-19 gejala berat, dengan dana hibah dari Ristek-BRIN dan di bawah pengawasan BPOM.
"Saat ini, Regenic juga secara resmi bekerja sama dengan beberapa rumah sakit, diantaranya RSUP dr. Sardjito dan RSJP Harapan Kita untuk aplikasi klinis sel punca bagi pasien penderita cedera tulang belakang dan jantung," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(ELG)