FITNESS & HEALTH

Hati-hati, Ini 5 Masalah Kesehatan Kaki yang Sering Dialami Pendaki Gunung

Aulia Putriningtias
Sabtu 12 Juli 2025 / 11:22
Jakarta: Mendaki gunung belakangan ini menjadi hal yang diminati untuk banyak orang. Namun, dilansir dalam Indiahikes, sebanyak lebiih dari 50 persen pendaki gunung dari 1075 responden penelitian menghadapi masalah pada masalah kaki mereka. Apa saja masalah-masalah kaki yang sering dialami pendaki gunung?

Mendaki gunung memang menjadi perjalanan yang menyenangkan nan menantang untuk menikmati keindahan alam sekaligus melepas penat dari aktivitas sehari-hari. Namun, kamu perlu berhati-hati ketika sedang mendaki gunung atau setelah mendakinya.

Masalah pada kaki saat mendaki bukan hanya menyebabkan ketidaknyamanan, tetapi juga menghambat perjalanan dan bahkan berisiko menyebabkan cedera serius. Oleh sebab itu, penting bagi pendaki untuk mengetahui berbagai masalah kaki yang umum dialami pendaki.

Baca juga: 6 Gunung yang Cocok untuk Pendaki Pemula: Prau hingga Papandayan
 

Masalah kesehatan kaki yang sering dialami pendaki


Dilansir dalam beberapa sumber, inilah masalah-masalah kesehatan pada kaki yang seringkali dialami oleh seorang pendaki gunung, antara lain:
 

1. Kaki mata rasa


Masih dengan survei yang sama, sebanyak 37 persen dari responden menjawab bahwa mereka mengalami mati rasa atau bengkak pada jari-jari kaki mereka setelah perjalanan selesai. Mati rasa pada kaki, atau disebut juga parestesia, bisa disebabkan oleh berbagai faktor mulai dari posisi tubuh yang salah hingga kondisi medis yang lebih serius.
 

2. Terkilir


Mendaki di medan yang tidak rata dapat menyebabkan keseleo dan terkilir, terutama pada pergelangan kaki dan lutut. Keseleo atau terkilir adalah cedera yang terjadi pada ligamen, yaitu jaringan penyambung otot dan tulang (tendon). Kondisi ini umumnya terjadi pada area yang aktif bergerak, misalnya pergelangan kaki atau belakang paha.

Ligamen, otot, dan tendon, berfungsi untuk menjaga kestabilan sendi dan mendukung pergerakan. Pada kondisi keseleo, salah satu atau mungkin ketiganya mengalami peregangan yang berlebihan atau bahkan robekan. Akibatnya, timbul nyeri dan gerakan menjadi terbatas.
 

3. Masalah kuku kaki


Masalah pada kuku kaki ketika mendaki gunung beragam, mulai dari memar, infeksi, hingga kuku yang terlepas. Biasanya hal ini disebabkan oleh pemakaian sepatu yang tidak sesuai dengan anjuran. Sepatu biasanya bisa lebih tipis, tidak didesain untuk mendaki gunung, atau memakai ukurang yang terlalu pas atau lebih sempit.
 

4. Trench foot


Trench foot adalah kondisi yang merusak saraf dan mengganggu sirkulasi darah, yang disebabkan oleh berjalan dengan sepatu basah dalam waktu lama. Jika tidak diobati, kondisi ini bisa menyebabkan kerusakan saraf permanen, lepuh parah, atau bahkan amputasi.
 

5. Plantar fasciitis


Plantar fasciitis merupakan peradangan pada jaringan ikat di lengkungan kaki yang menyebabkan nyeri pada tumit setiap kali melangkah. Pada pendaki, plantar fasciitis disebabkan oleh tekanan berulang pada plantar fascia, penggunaan alas kaki yang tidak tepat, medan yang tidak rata, membawa ransel berat, dan peningkatan intensitas pendakian yang signifikan.
 

Bagaimana agar mendaki gunung tidak mengalami cedera?


Tentu kita tidak ingin mengalami masalah-masalah kaki di atas. Jadi, penting untuk menjaga kaki kita sebelum dan saat sedang mendaki guung. Adapun beberapa caranya, antara lain:

- Penting untuk menggunakan sepatu khusus mendaki gunung, karena jenis ini sudah didesain untuk menaiki gunung.

- Menggunakan ukuran sepatu yang lebih besar dari ukuran biasanya, karena kaki akan membengkak membesar ketika terus berjalan mendaki gunung.

- Membawa kaos kaki yang sesuai; cepat kering dan mampu menyerap keringat demi mencegah lecet dan menjaga kaki tidak basah.

- Potong kuku kaki untuk mencegah kuku menekan bagian di dalam sepatu, terutama saat berjalan menuruni gunung.

- Jangan lupa untuk berolahraga, khususnya dalam penguatan kaki. Sebab, menaiki gunung tidak mudah bagi mereka yang tidak pernah mendaki sebelumnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH