Jakarta: Obesitas merupakan kondisi menumpuknya lemak di dalam tubuh yang berlangsung kronis atau dalam jangka lama. Obesitas bisa menimbulkan berbagai gangguan kesehatan, seperti diabetes, kolesterol tinggi, dan penyakit jantung.
Lalu, apa sih yang menyebabkan obesitas atau yang sering diidentikkan dengan kegemukan ini? Apakah hanya sekadar pola makan tidak sehat atau kurang bergerak?
Ketua Bidang Organisasi Himpunan Studi Obesitas Indonesia (HISOBI) dr Dicky L. Tahapary, Sp.PD-KEMD, Ph.D meyebut obesitas terjadi karena apa yang dimakan jauh lebih banyak dengan apa yang 'dikeluarkan' tubuh.
"Positif balance kita bilangnya. Jadi disimpan dalam bentuk cadangan energi cadangan energi dalam bentuk lemak," ujar Dikcy dikutip dari Selamat Pagi Indonesia di di Metro TV, Selasa, 11 Juli 2023.
Metabolisme tubuh seseorang dipengaruhi banyak hal, seperti faktor genetik dan faktor hormonal.
"Gangguan hormonal yang cukup sering kita temukan yakni hipotiroid. Akibatnya metabolisme tubuhnya melambat. Artinya dengan asupan yang makanan yang sama namun tidak terbakar dengan baik," jelasnya.
"Nah porsinya harus seimbang dan biasanya jumlah energinya kita turunkan. Pada umumnya kalau kita mau menurunkan berat badan, jumlah energi tiap harinya bisa kita turunkan. Itu tergantung target penurunan berat badannya," pungkas dokter Dicky
Secara umum, pola makan yang sehat bisa mengikuti model "Isi Piringku" dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Model ini mengatur porsi karbohidrat, sayuran, protein, dan buah agar seimbang.
Selain itu, jumlah energi tiap harinya juga harus dikurangi sekitar 500-1000 kalori atau sekitar 1/5 dari asupan energi harian. (Fauzi Pratama Ramadhan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(SUR)
Lalu, apa sih yang menyebabkan obesitas atau yang sering diidentikkan dengan kegemukan ini? Apakah hanya sekadar pola makan tidak sehat atau kurang bergerak?
Ketua Bidang Organisasi Himpunan Studi Obesitas Indonesia (HISOBI) dr Dicky L. Tahapary, Sp.PD-KEMD, Ph.D meyebut obesitas terjadi karena apa yang dimakan jauh lebih banyak dengan apa yang 'dikeluarkan' tubuh.
"Positif balance kita bilangnya. Jadi disimpan dalam bentuk cadangan energi cadangan energi dalam bentuk lemak," ujar Dikcy dikutip dari Selamat Pagi Indonesia di di Metro TV, Selasa, 11 Juli 2023.
Faktor pemicu
Namun, aspek asupan makanan bukan satu-satunya faktor pemicu obesitas. Olahraga dan aktivitas fisik hingga metabolisme tubuh seseorang dapat mempengaruhi tingkat obesitas.Metabolisme tubuh seseorang dipengaruhi banyak hal, seperti faktor genetik dan faktor hormonal.
"Gangguan hormonal yang cukup sering kita temukan yakni hipotiroid. Akibatnya metabolisme tubuhnya melambat. Artinya dengan asupan yang makanan yang sama namun tidak terbakar dengan baik," jelasnya.
| Baca: Apa itu Obesitas? Yuk Simak Cara Ukur Berat Badan yang Ideal |
Cara mengatasi obesitas
Dicky menyarankan tiap individu mengatur pola makan agar sehat dan sesuai dengan kondisi tubuh untuk mengatasi obesitas. Tentunya, di bawah pengawasan dokter gizi."Nah porsinya harus seimbang dan biasanya jumlah energinya kita turunkan. Pada umumnya kalau kita mau menurunkan berat badan, jumlah energi tiap harinya bisa kita turunkan. Itu tergantung target penurunan berat badannya," pungkas dokter Dicky
Secara umum, pola makan yang sehat bisa mengikuti model "Isi Piringku" dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes). Model ini mengatur porsi karbohidrat, sayuran, protein, dan buah agar seimbang.
Selain itu, jumlah energi tiap harinya juga harus dikurangi sekitar 500-1000 kalori atau sekitar 1/5 dari asupan energi harian. (Fauzi Pratama Ramadhan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(SUR)
Copyright © 2025, Medcom.id, All Rights Reserved. 0.0103 [53]
