FITNESS & HEALTH
Sering Banget Dengar Kata-kata 'Trauma', Kenapa dan Bagaimana Cara Mengatasinya
Yatin Suleha
Rabu 05 Maret 2025 / 23:56
Jakarta: Melihat atau mendengar sesuatu yang buat orang tertentu terasa terganggu. Sering orang berkata "trauma" dalam pengalaman yang mengingatkannya pada hal yang bisa menganggu perasaan seseorang.
Pertanyaannya adalah, mengapa bagi sebagian orang misalnya melihat ambulans adalah hal yang biasa saja, sedangkan pada orang tertentu melihatnya menjadi membangkitkan perasaan yang tak nyaman?
Dalam laman resmi Siloam Hospitals, Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa, dr. Jiemi Ardian, SpKJ memaparkan, Trauma adalah respons tubuh ketika dihadapkan dengan peristiwa buruk yang dapat membahayakan kondisi fisik maupun mental.
Trauma adalah kondisi yang umum terjadi dan bisa dialami oleh siapa saja. Kendati demikian, kondisi ini tetap memerlukan penanganan yang tepat agar tidak menimbulkan efek berkepanjangan yang dapat mengganggu kualitas hidup penderitanya.
Penyebab utamanya menurut dr. Jiemi adalah kejadian atau peristiwa buruk yang dapat memengaruhi kondisi fisik maupun emosi, seperti bencana alam, kecelakaan, pelecehan seksual, dan kekerasan fisik.
Selain itu, sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami trauma misalnya mengalami bullying, diabaikan oleh orang terdekat dan keluarga, atau karena mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan.

(Psikoterapi merupakan salah satu bentuk intervensi klinis dalam menangani rasa trauma. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Dalam paparan dr. Jiemi dalam sumber yang sama dijelaskan bahwa gejala trauma pada setiap individu cenderung beragam tergantung dari kondisi dan tingkat keparahannya.
Pad reaksi fisik ada beberapa gejalanya, misalnya:
Ada beberapa cara untuk mengatasi rasa trauma, antara lain:
Psikoterapi adalah terapi yang dilakukan dengan berbicara untuk mengatasi masalah kesehatan mental. Psikoterapi juga disebut terapi bicara.
Tujuan psikoterapi dapat membantu pasien mengatasi masalah kesehatan mental, mengatasi tantangan emosional, mengidentifikasi akar penyebab psikologis, meningkatkan fungsi emosional dan sosial, dan pasien meningkatkan kualitas hidup.
Jika diperlukan, dokter juga dapat meresepkan obat-obatan untuk membantu mengatasi trauma.
Selain tindakan medis, seseorang yang mengalami trauma juga disarankan untuk melakukan perawatan mandiri di rumah misalnya mengonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang, cukup waktu tidur, olahraga secara rutin, sampai bercerita dengan keluarga atau orang terdekat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)
Pertanyaannya adalah, mengapa bagi sebagian orang misalnya melihat ambulans adalah hal yang biasa saja, sedangkan pada orang tertentu melihatnya menjadi membangkitkan perasaan yang tak nyaman?
Dalam laman resmi Siloam Hospitals, Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa, dr. Jiemi Ardian, SpKJ memaparkan, Trauma adalah respons tubuh ketika dihadapkan dengan peristiwa buruk yang dapat membahayakan kondisi fisik maupun mental.
Trauma adalah kondisi yang umum terjadi dan bisa dialami oleh siapa saja. Kendati demikian, kondisi ini tetap memerlukan penanganan yang tepat agar tidak menimbulkan efek berkepanjangan yang dapat mengganggu kualitas hidup penderitanya.
Penyebab utamanya menurut dr. Jiemi adalah kejadian atau peristiwa buruk yang dapat memengaruhi kondisi fisik maupun emosi, seperti bencana alam, kecelakaan, pelecehan seksual, dan kekerasan fisik.
Selain itu, sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami trauma misalnya mengalami bullying, diabaikan oleh orang terdekat dan keluarga, atau karena mengonsumsi minuman beralkohol secara berlebihan.
Reaksi fisik, psikis dan emosional atas rasa trauma

(Psikoterapi merupakan salah satu bentuk intervensi klinis dalam menangani rasa trauma. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Dalam paparan dr. Jiemi dalam sumber yang sama dijelaskan bahwa gejala trauma pada setiap individu cenderung beragam tergantung dari kondisi dan tingkat keparahannya.
Reaksi fisik:
Pad reaksi fisik ada beberapa gejalanya, misalnya:
- - Sakit kepala
- - Jantung berdebar
- - Keringat
Reaksi psikis dan emosional, antara lain:
- - Cemas
- - Tertutup dan enggan bersosialisasi
- - Sulit fokus
- - Insomnia
- - Depresi
Apakah trauma bisa diatasi?
Ada beberapa cara untuk mengatasi rasa trauma, antara lain:
1. Psikoterapi
Psikoterapi adalah terapi yang dilakukan dengan berbicara untuk mengatasi masalah kesehatan mental. Psikoterapi juga disebut terapi bicara.
Tujuan psikoterapi dapat membantu pasien mengatasi masalah kesehatan mental, mengatasi tantangan emosional, mengidentifikasi akar penyebab psikologis, meningkatkan fungsi emosional dan sosial, dan pasien meningkatkan kualitas hidup.
2. Konsumsi obat
Jika diperlukan, dokter juga dapat meresepkan obat-obatan untuk membantu mengatasi trauma.
3. Perawatan mandiri
Selain tindakan medis, seseorang yang mengalami trauma juga disarankan untuk melakukan perawatan mandiri di rumah misalnya mengonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang, cukup waktu tidur, olahraga secara rutin, sampai bercerita dengan keluarga atau orang terdekat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)