FITNESS & HEALTH
Sering Bikin Bingung! Cari Tahu deh 5 Perbedaan Kurang Darah dan Darah Rendah
Medcom
Jumat 30 September 2022 / 18:12
Jakarta: Kamu mungkin sempat bingung apa perbedaan kurang darah dan darah rendah. Kondisi medis keduanya pun memang memiliki gejala hampir mirip, namun sebenarnya berbeda.
Secara pengertian, kurang darah disebut anemia. Sedangkan darah rendah disebut dengan hipotensi. Untuk mengetahui perbedaannya, kamu perlu ketahui 5 perbedaan kurang darah dan darah rendah.
Kurang darah disebut sebagai anemia, yang mana ketika tubuh manusia kekurangan sel darah merah. Di dalam sel darah merah memiliki hemoglobin dan anemia akan terjadi jika kadar hemoglobin kurang dari 13,5 gram/dL pada pria, dan 12 gram/dL pada wanita.
Darah rendah disebut dengan hipotensi, yaitu suatu kondisi saat tekanan darah jauh lebih rendah dari yang diharapkan. Seseorang akan mengalami hipotensi jika tekanan darah di bawah 90/60 mmHg; 90 menunjukkan tekanan darah ketika jantung sedang berkontraksi (sistolik) dan 60 menunjukkan tekanan darah ketika jantung sedang relaksasi.
Pada hipotensi atau darah rendah, berikut gejalanya:
- Pusing
- Terdistorsi atau penglihatan kabur
- Mual
- Napas cepat dan pendek
- Kelelahan atau kelemahan
- Penurunan kesadaran (pingsan)
- Kebingungan atau kesulitan berkonsentrasi
- Agitasi atau perubahan perilaku yang tidak biasa
Pada anemia atau kurang darah, berikut gejalanya:
- Kelelahan atau kelemahan
- Kulit, gusi, atau kuku pucat
- Pusing, terutama saat aktif atau berdiri
- Sakit kepala
- Sesak napas
- Sering merasa kedinginan
- Detak jantung terasa cepat atau tidak teratur
- Nyeri dada
- Pingsan
Anemia dan hipotensi memiliki penyebab yang berbeda. Adapun penyebab dari anemia atau kurang darah adalah:
- Kurang asupan zat besi, folat, atau vitamin B-12.
- Menderita beberapa bentuk anemia, seperti thalasemia yang bisa diturunkan.
- Kehamilan.
- Usia di atas 65 tahun.
- Perdarahan menstruasi yang berat.
- Gangguan pencernaan tertentu, seperti penyakit Crohn atau penyakit celiac.
- Menderita penyakit tertentu, seperti kanker, penyakit ginjal, penyakit hati, atau penyakit autoimun.
- Gangguan kesehatan tertentu yang terkait sumsum tulang, seperti anemia aplastik, limfoma, dan leukemia.
- Riwayat keluarga dengan kondisi genetik tertentu.
Konsumsi jenis obat tertentu atau menjalani kemoterapi atau terapi radiasi untuk mengobati kanker.
- Faktor lain seperti konsumsi alkohol yang berlebihan dan sering terpapar bahan kimia beracun.
- Kehilangan darah, yang dapat terjadi karena kecelakaan atau cedera, operasi, persalinan, mimisan berat, dan sering donor darah.
Sedangkan penyebab hipotensi adalah:
- Kehamilan, biasanya sering terjadi pada 24 minggu pertama kehamilan. Tekanan darah biasanya kembali ke tingkat sebelum hamil setelah melahirkan.
- Gangguan jantung dan katup jantung, seperti serangan jantung, gagal jantung, penyakit katup jantung, dan detak jantung yang sangat rendah (bradikardia).
- Gangguan endokrin, yaitu penyakit yang berhubungan dengan hormon, terutama kelenjar paratiroid atau adrenal, seperti penyakit Addison, gula darah rendah (hipoglikemia) dan terkadang diabetes.
- Dehidrasi.
- Kehilangan darah, biasanya karena cedera atau pendarahan internal.
- Infeksi berat (septikemia).
- Reaksi alergi parah (anafilaksis).
- Kurangnya nutrisi dalam makanan.
- Konsumsi obat-obatan tertentu, seperti beta blocker, obat untuk penyakit Parkinson, antidepresan tertentu, dan obat untuk disfungsi ereksi.
Jika kamu ingin mengukur tekanan darah, kamu bisa menggunakan alat seperti tensimeter. Metode ini melibatkan atas (sistolik) dan bawah (diastolik) dalam mm/Hg.
Tekanan sistolik diukur saat jantung memompa darah ke seluruh tubuh. Sementara tekanan diastolik menunjukkan saat jantung dalam keadaan istirahat yaitu saat terjadi pengisian darah ke jantung (di antara ketukan atau detak).
Jika ingin mengukur jumlah sel darah merah untuk mengetahui apakah mengalami anemia atau tidak, kamu bisa melakukan pemeriksaan darah melalui laboratorium medis. Di sana kamu akan diambil darah dan akan dicek lengkap oleh pihak laboratorium.
Adapun cara mengatasi hipotensi:
- Minum lebih banyak air
- Mengonsumsi makanan yang bisa menambah darah, seperti natrium (garam), makanan atau minuman yang mengandung gula,
- Kenakan stoking khusus kompresi yang memberikan tekanan lembut pada kaki sehingga dapat mencegah darah terkumpul pada pembuluh darah vena.
- Obat darah rendah yang diresepkan dokter.
Adapun cara mengatasi anemia adalah dengan mengonsumsi makanan dan suplemen yang mengandung zat besi, folat, dan vitamin B12. Jika parah, dokter biasanya akan memberi suntikan eritropoietin. Tujuannya agar meningkatkan produksi sel darah merah di sumsum tulang. Jika terlampau parah, biasanya dilakukan transfusi darah.
Aulia Putriningtias
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Secara pengertian, kurang darah disebut anemia. Sedangkan darah rendah disebut dengan hipotensi. Untuk mengetahui perbedaannya, kamu perlu ketahui 5 perbedaan kurang darah dan darah rendah.
Pengertian
Kurang darah disebut sebagai anemia, yang mana ketika tubuh manusia kekurangan sel darah merah. Di dalam sel darah merah memiliki hemoglobin dan anemia akan terjadi jika kadar hemoglobin kurang dari 13,5 gram/dL pada pria, dan 12 gram/dL pada wanita.
Darah rendah disebut dengan hipotensi, yaitu suatu kondisi saat tekanan darah jauh lebih rendah dari yang diharapkan. Seseorang akan mengalami hipotensi jika tekanan darah di bawah 90/60 mmHg; 90 menunjukkan tekanan darah ketika jantung sedang berkontraksi (sistolik) dan 60 menunjukkan tekanan darah ketika jantung sedang relaksasi.
Gejala
Pada hipotensi atau darah rendah, berikut gejalanya:
- Pusing
- Terdistorsi atau penglihatan kabur
- Mual
- Napas cepat dan pendek
- Kelelahan atau kelemahan
- Penurunan kesadaran (pingsan)
- Kebingungan atau kesulitan berkonsentrasi
- Agitasi atau perubahan perilaku yang tidak biasa
Pada anemia atau kurang darah, berikut gejalanya:
- Kelelahan atau kelemahan
- Kulit, gusi, atau kuku pucat
- Pusing, terutama saat aktif atau berdiri
- Sakit kepala
- Sesak napas
- Sering merasa kedinginan
- Detak jantung terasa cepat atau tidak teratur
- Nyeri dada
- Pingsan
Penyebab
Anemia dan hipotensi memiliki penyebab yang berbeda. Adapun penyebab dari anemia atau kurang darah adalah:
- Kurang asupan zat besi, folat, atau vitamin B-12.
- Menderita beberapa bentuk anemia, seperti thalasemia yang bisa diturunkan.
- Kehamilan.
- Usia di atas 65 tahun.
- Perdarahan menstruasi yang berat.
- Gangguan pencernaan tertentu, seperti penyakit Crohn atau penyakit celiac.
- Menderita penyakit tertentu, seperti kanker, penyakit ginjal, penyakit hati, atau penyakit autoimun.
- Gangguan kesehatan tertentu yang terkait sumsum tulang, seperti anemia aplastik, limfoma, dan leukemia.
- Riwayat keluarga dengan kondisi genetik tertentu.
Konsumsi jenis obat tertentu atau menjalani kemoterapi atau terapi radiasi untuk mengobati kanker.
- Faktor lain seperti konsumsi alkohol yang berlebihan dan sering terpapar bahan kimia beracun.
- Kehilangan darah, yang dapat terjadi karena kecelakaan atau cedera, operasi, persalinan, mimisan berat, dan sering donor darah.
Sedangkan penyebab hipotensi adalah:
- Kehamilan, biasanya sering terjadi pada 24 minggu pertama kehamilan. Tekanan darah biasanya kembali ke tingkat sebelum hamil setelah melahirkan.
- Gangguan jantung dan katup jantung, seperti serangan jantung, gagal jantung, penyakit katup jantung, dan detak jantung yang sangat rendah (bradikardia).
- Gangguan endokrin, yaitu penyakit yang berhubungan dengan hormon, terutama kelenjar paratiroid atau adrenal, seperti penyakit Addison, gula darah rendah (hipoglikemia) dan terkadang diabetes.
- Dehidrasi.
- Kehilangan darah, biasanya karena cedera atau pendarahan internal.
- Infeksi berat (septikemia).
- Reaksi alergi parah (anafilaksis).
- Kurangnya nutrisi dalam makanan.
- Konsumsi obat-obatan tertentu, seperti beta blocker, obat untuk penyakit Parkinson, antidepresan tertentu, dan obat untuk disfungsi ereksi.
Cara Mengukur
Jika kamu ingin mengukur tekanan darah, kamu bisa menggunakan alat seperti tensimeter. Metode ini melibatkan atas (sistolik) dan bawah (diastolik) dalam mm/Hg.
Tekanan sistolik diukur saat jantung memompa darah ke seluruh tubuh. Sementara tekanan diastolik menunjukkan saat jantung dalam keadaan istirahat yaitu saat terjadi pengisian darah ke jantung (di antara ketukan atau detak).
Jika ingin mengukur jumlah sel darah merah untuk mengetahui apakah mengalami anemia atau tidak, kamu bisa melakukan pemeriksaan darah melalui laboratorium medis. Di sana kamu akan diambil darah dan akan dicek lengkap oleh pihak laboratorium.
Cara mengatasi
Adapun cara mengatasi hipotensi:
- Minum lebih banyak air
- Mengonsumsi makanan yang bisa menambah darah, seperti natrium (garam), makanan atau minuman yang mengandung gula,
- Kenakan stoking khusus kompresi yang memberikan tekanan lembut pada kaki sehingga dapat mencegah darah terkumpul pada pembuluh darah vena.
- Obat darah rendah yang diresepkan dokter.
Adapun cara mengatasi anemia adalah dengan mengonsumsi makanan dan suplemen yang mengandung zat besi, folat, dan vitamin B12. Jika parah, dokter biasanya akan memberi suntikan eritropoietin. Tujuannya agar meningkatkan produksi sel darah merah di sumsum tulang. Jika terlampau parah, biasanya dilakukan transfusi darah.
Aulia Putriningtias
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)