Jakarta: TB paru merupakan kondisi yang perlu diwaspadai. Pasalnya, kondisi ini bisa menyebabkan kerusakan paru-paru berat, bahkan menyebar ke selaput otak dan memicu meningitis.
TBC merupakan penyakit kronis yang dapat menular dari satu orang ke orang di sekitarnya, disebabkan oleh bakteri/kuman Mycobacterium Tuberculosis. Penularan TBC terjadi sangat mudah melalui udara, dapat berasal dari percikan droplet saat berbicara, batuk atau bersin.
TBC utamanya menyerang organ paru, namun ternyata TBC juga dapat menyerang organ tubuh lain seperti selaput otak, kulit, tulang, kelenjar getah bening, dan lainnya ketika bakteri TBC keluar dari paru-paru melalui aliran darah. Kondisi ini disebut TBC Ekstra Paru.
TBC bukanlah penyakit genetik/keturunan, bukan pula penyakit kutukan atau guna-guna. Orang dengan TBC memang cenderung memiliki badan yang sangat kurus, dikarenakan salah satu gejala penyerta TBC adalah nafsu makan turun sehingga berat badan menurun drastis.
.jpg)
(Pengobatan TB paru tanpa komplikasi dan komorbid umumnya berlangsung selama enam bulan. Sangat penting bagi pasien untuk menjalani pengobatan hingga tuntas meskipun gejalanya telah membaik. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Namun ada juga orang yang memiliki badan yang segar tetapi terinfeksi bakteri TBC. Daya tahan tubuh yang menurun menjadi salah satu faktor seseorang dapat terinfeksi TBC kemudian menyebabkan munculnya gejala TBC.
Dr. Buti Ariani Arnur, SpP, Dokter Spesialis Paru & Pernapasan dari Eka Hospital Bekasi menerangkan ada tiga langkah pencegahan TB Paru.
Vaksinasi Bacillus Calmette-Guerin (BCG) adalah vaksin yang efektif mencegah TB dan sangat dianjurkan diberikan pada bayi.
Kebersihan rumah dan ventilasi yang baik sangat penting untuk mencegah penyebaran bakteri TB. Hindari ruang tertutup tanpa sirkulasi udara yang memadai, terutama di lingkungan padat.
Baca juga: Duh! 18 Ribu Warga di NTT Menderita TBC
Jika ada anggota keluarga yang terdiagnosis TB, seluruh anggota keluarga lainnya disarankan untuk melakukan pemeriksaan untuk deteksi dini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
TBC merupakan penyakit kronis yang dapat menular dari satu orang ke orang di sekitarnya, disebabkan oleh bakteri/kuman Mycobacterium Tuberculosis. Penularan TBC terjadi sangat mudah melalui udara, dapat berasal dari percikan droplet saat berbicara, batuk atau bersin.
TBC utamanya menyerang organ paru, namun ternyata TBC juga dapat menyerang organ tubuh lain seperti selaput otak, kulit, tulang, kelenjar getah bening, dan lainnya ketika bakteri TBC keluar dari paru-paru melalui aliran darah. Kondisi ini disebut TBC Ekstra Paru.
TBC bukanlah penyakit genetik/keturunan, bukan pula penyakit kutukan atau guna-guna. Orang dengan TBC memang cenderung memiliki badan yang sangat kurus, dikarenakan salah satu gejala penyerta TBC adalah nafsu makan turun sehingga berat badan menurun drastis.
.jpg)
(Pengobatan TB paru tanpa komplikasi dan komorbid umumnya berlangsung selama enam bulan. Sangat penting bagi pasien untuk menjalani pengobatan hingga tuntas meskipun gejalanya telah membaik. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Namun ada juga orang yang memiliki badan yang segar tetapi terinfeksi bakteri TBC. Daya tahan tubuh yang menurun menjadi salah satu faktor seseorang dapat terinfeksi TBC kemudian menyebabkan munculnya gejala TBC.
Dr. Buti Ariani Arnur, SpP, Dokter Spesialis Paru & Pernapasan dari Eka Hospital Bekasi menerangkan ada tiga langkah pencegahan TB Paru.
Langkah cegah TB Paru
1. Vaksinasi BCG untuk bayi
Vaksinasi Bacillus Calmette-Guerin (BCG) adalah vaksin yang efektif mencegah TB dan sangat dianjurkan diberikan pada bayi.
2. Tingkatkan kebersihan lingkungan
Kebersihan rumah dan ventilasi yang baik sangat penting untuk mencegah penyebaran bakteri TB. Hindari ruang tertutup tanpa sirkulasi udara yang memadai, terutama di lingkungan padat.
Baca juga: Duh! 18 Ribu Warga di NTT Menderita TBC
3. Lakukan screening rutin untuk keluarga dengan riwayat TB
Jika ada anggota keluarga yang terdiagnosis TB, seluruh anggota keluarga lainnya disarankan untuk melakukan pemeriksaan untuk deteksi dini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)