FITNESS & HEALTH
Ganjar Cermati Stunting dan Gizi Buruk, Ini Dia Perbedaan Keduanya
Mia Vale
Minggu 04 Februari 2024 / 22:24
Jakarta: Seperti kita ketahui angka stunting di Indonesia, khususnya anak-anak masih cukup tinggi. Bahkan masalah stunting ini menjadi perhatian bagi Capres nomor 2, Ganjar Pranowo dalam Debat Capres terakhir, Minggu, 4 Februari 2024.
Ganjar memberi gagasan untuk memberi makan bergizi untuk seluruh anak-anak Indonesia. Hal ini ia lakukan untuk mengatasi masalah stunting dan menghilangkan kemiskinan yang ekstrem.
Memang, kita tidak bisa memungkiri bahwa stunting dan gizi buruk merupakan dua masalah yang umum terjadi pada anak. Bila kedua hal itu terjadi, tentu saja bisa memengaruhi proses bertumbuh dan berkembangnya anak-anak secara keseluruhan.
Ya, stunting dan gizi buruk adalah dua permasalahan gizi pada anak yang umum terjadi. Pada dasarnya, dua kondisi tersebut dapat memengaruhi proses tumbuh kembang anak secara keseluruhan.
Boleh dibilang, stunting dan gizi buruk merupakan kondisi ketika anak kekurangan nutrisi. Namun begitu, ada perbedaan antara stunting dan gizi buruk yang harus kamu ketahui. Yuk, cari tahu!
Mengutip dari laman resmi Promkes Kemkes RI, stunting adalah permasalahan gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam rentang yang cukup waktu lama. Umumnya hal ini karena asupan makan yang tidak sesuai dengan gizi yang dibutuhkan.
Permasalahan stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru akan terlihat ketika anak sudah menginjak usia dua tahun. Bagi UNICEF, stunting didefinisikan sebagai persentase anak-anak usia 0 sampai 59 bulan, dengan tinggi badan di bawah minus (stunting sedang dan berat) dan minus tiga (stunting kronis), hal ini diukur dengan menggunakan standar pertumbuhan anak yang dikeluarkan oleh WHO.
Sedangkan gizi buruk adalah kondisi ketika berat badan menurut panjang atau tinggi badan anak (BB/TB) lebih rendah daripada rentang angka normal anak seusianya. Dalam kondisi severe wasting, perawakan anak akan tampak kurus karena berat badan tidak sesuai dengan tinggi badan.

(Pada dasarnya, stunting dan gizi buruk dapat memengaruhi proses tumbuh kembang anak secara keseluruhan. Foto: Ilustrasi/Dok. Freepik.com)
Pada dasarnya, gizi buruk disebabkan oleh kekurangan asupan gizi dalam waktu yang relatif singkat ketimbang stunting. Kekurangan asupan nutrisi dalam jangka waktu tertentu membuat berat badan anak turun dan memicu timbulnya gizi buruk.
Kondisi ini juga bisa terjadi akibat penyakit infeksi tertentu yang bisa memengaruhi nafsu makan atau kemampuan tubuh untuk menyerap nutrisi, seperti diare kronis, hepatitis, dan lain-lain.
Sementara itu, anak dengan kasus stunting, umumnya diakibatkan kekurangan gizi dalam jangka panjang, terutama di masa 1000 hari pertama kehidupan anak. Tepatnya dimulai dari sejak awal kehamilan hingga usia dua tahun.
Selain itu, penyebab stunting biasanya berhubungan dengan kondisi ibu menyusui yang buruk serta pemberian makanan dan perawatan bayi yang tidak tepat pada awal kehidupannya, terutama sebelum berusia dua tahun.
Berkaitan dengan ini Ganjar mengingatkan betapa pentingnya gizi ibu hamil sejak bayi berada dalam kandungan si ibu. Karena menurutnya, bila ibu hamil memiliki gizi yang baik, maka perkembangan janin uang dikandungnua akan sehat pertumbuhannya.
Perlu diketahui, stunting memiliki ciri utama gangguan tumbuh kembang, di mana tinggi badan anak yang lebih pendek atau tidak sesuai dengan standar tinggi badan anak seusianya. Gejala tersebut biasanya mulai terlihat saat anak berusia dua tahun.
Sedangkan, gizi buruk dapat menimbulkan gejala yang lebih luas, namun utamanya adalah anak tampak sangat kurus. Gejala lainnya adalah kulit kering, rambut tipis, rentan terserang penyakit, perut tampak buncit, dan gangguan tumbuh kembang.
Kita semua tentu tidak ingin mempunyai anak yang mengalami stunting atau gizi buruk. Apalagi anak-anak merupakan penerus bangsa nantinya. Untuk itu diperlukan pencegahan. Misal untuk gizi buruk, memberikan asupan makanan sehat dan bergizi serta seinbang, sesuai dengan kebutuhan tubuh anak.
Sementara untuk stunting, pencegahan bisa dilakukan dimulai dari sang ibu hamil. Sebelum masa kehamilan, para perempuan harus mempersiapkan diri sebaik mungkin dan memberikan perhatian lebih pada nutrisi ibu untuk janin.
Setelah melahirkan, ibu juga dianjurkan memberikan ASI eksklusif hingga bayi berusia enam bulan guna membantu memenuhi kebutuhan gizinya pada usia tersebut.
Pun dengan pemberian MPASI, harus diperhatikan kandungan nutrisinya. Ingat, pada dasarnya, baik stunting maupun gizi buruk dapat dicegah dengan memberikan asupan gizi yang seimbang pada si kecil.
Debat kelima Pilpres 2024 khusus diikuti tiga capres yang berkompetisi. Debat dilaksanakan pada Minggu, 4 Februari 2024 di JCC Senayan, Jakarta.
Debat mengusung delapan tema untuk dibahas para capres. Rincian tema ialah Kesejahteraan Sosial, Kebudayaan, Pendidikan, Teknologi Informasi, Kesehatan, Ketenagakerjaan, Sumber Daya Manusia, dan Inklusi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)
Ganjar memberi gagasan untuk memberi makan bergizi untuk seluruh anak-anak Indonesia. Hal ini ia lakukan untuk mengatasi masalah stunting dan menghilangkan kemiskinan yang ekstrem.
Memang, kita tidak bisa memungkiri bahwa stunting dan gizi buruk merupakan dua masalah yang umum terjadi pada anak. Bila kedua hal itu terjadi, tentu saja bisa memengaruhi proses bertumbuh dan berkembangnya anak-anak secara keseluruhan.
Ya, stunting dan gizi buruk adalah dua permasalahan gizi pada anak yang umum terjadi. Pada dasarnya, dua kondisi tersebut dapat memengaruhi proses tumbuh kembang anak secara keseluruhan.
Boleh dibilang, stunting dan gizi buruk merupakan kondisi ketika anak kekurangan nutrisi. Namun begitu, ada perbedaan antara stunting dan gizi buruk yang harus kamu ketahui. Yuk, cari tahu!
Stunting vs gizi buruk
Mengutip dari laman resmi Promkes Kemkes RI, stunting adalah permasalahan gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam rentang yang cukup waktu lama. Umumnya hal ini karena asupan makan yang tidak sesuai dengan gizi yang dibutuhkan.
Permasalahan stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru akan terlihat ketika anak sudah menginjak usia dua tahun. Bagi UNICEF, stunting didefinisikan sebagai persentase anak-anak usia 0 sampai 59 bulan, dengan tinggi badan di bawah minus (stunting sedang dan berat) dan minus tiga (stunting kronis), hal ini diukur dengan menggunakan standar pertumbuhan anak yang dikeluarkan oleh WHO.
Sedangkan gizi buruk adalah kondisi ketika berat badan menurut panjang atau tinggi badan anak (BB/TB) lebih rendah daripada rentang angka normal anak seusianya. Dalam kondisi severe wasting, perawakan anak akan tampak kurus karena berat badan tidak sesuai dengan tinggi badan.

(Pada dasarnya, stunting dan gizi buruk dapat memengaruhi proses tumbuh kembang anak secara keseluruhan. Foto: Ilustrasi/Dok. Freepik.com)
Faktor penyebab
Pada dasarnya, gizi buruk disebabkan oleh kekurangan asupan gizi dalam waktu yang relatif singkat ketimbang stunting. Kekurangan asupan nutrisi dalam jangka waktu tertentu membuat berat badan anak turun dan memicu timbulnya gizi buruk.
Kondisi ini juga bisa terjadi akibat penyakit infeksi tertentu yang bisa memengaruhi nafsu makan atau kemampuan tubuh untuk menyerap nutrisi, seperti diare kronis, hepatitis, dan lain-lain.
Sementara itu, anak dengan kasus stunting, umumnya diakibatkan kekurangan gizi dalam jangka panjang, terutama di masa 1000 hari pertama kehidupan anak. Tepatnya dimulai dari sejak awal kehamilan hingga usia dua tahun.
Selain itu, penyebab stunting biasanya berhubungan dengan kondisi ibu menyusui yang buruk serta pemberian makanan dan perawatan bayi yang tidak tepat pada awal kehidupannya, terutama sebelum berusia dua tahun.
Berkaitan dengan ini Ganjar mengingatkan betapa pentingnya gizi ibu hamil sejak bayi berada dalam kandungan si ibu. Karena menurutnya, bila ibu hamil memiliki gizi yang baik, maka perkembangan janin uang dikandungnua akan sehat pertumbuhannya.
Ciri yang dimiliki
Perlu diketahui, stunting memiliki ciri utama gangguan tumbuh kembang, di mana tinggi badan anak yang lebih pendek atau tidak sesuai dengan standar tinggi badan anak seusianya. Gejala tersebut biasanya mulai terlihat saat anak berusia dua tahun.
Sedangkan, gizi buruk dapat menimbulkan gejala yang lebih luas, namun utamanya adalah anak tampak sangat kurus. Gejala lainnya adalah kulit kering, rambut tipis, rentan terserang penyakit, perut tampak buncit, dan gangguan tumbuh kembang.
Pencegahan yang bisa dilakukan
Kita semua tentu tidak ingin mempunyai anak yang mengalami stunting atau gizi buruk. Apalagi anak-anak merupakan penerus bangsa nantinya. Untuk itu diperlukan pencegahan. Misal untuk gizi buruk, memberikan asupan makanan sehat dan bergizi serta seinbang, sesuai dengan kebutuhan tubuh anak.
Sementara untuk stunting, pencegahan bisa dilakukan dimulai dari sang ibu hamil. Sebelum masa kehamilan, para perempuan harus mempersiapkan diri sebaik mungkin dan memberikan perhatian lebih pada nutrisi ibu untuk janin.
Setelah melahirkan, ibu juga dianjurkan memberikan ASI eksklusif hingga bayi berusia enam bulan guna membantu memenuhi kebutuhan gizinya pada usia tersebut.
Pun dengan pemberian MPASI, harus diperhatikan kandungan nutrisinya. Ingat, pada dasarnya, baik stunting maupun gizi buruk dapat dicegah dengan memberikan asupan gizi yang seimbang pada si kecil.
Debat kelima Pilpres 2024 khusus diikuti tiga capres yang berkompetisi. Debat dilaksanakan pada Minggu, 4 Februari 2024 di JCC Senayan, Jakarta.
Debat mengusung delapan tema untuk dibahas para capres. Rincian tema ialah Kesejahteraan Sosial, Kebudayaan, Pendidikan, Teknologi Informasi, Kesehatan, Ketenagakerjaan, Sumber Daya Manusia, dan Inklusi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)