FITNESS & HEALTH

Apa Itu Water Vapor Thermal Therapy dan Bagaimana Cara Kerjanya?

A. Firdaus
Rabu 03 April 2024 / 13:10
Jakarta: Meskipun tidak langsung mengancam jiwa, Pembesaran Prostat Jinak dapat menyebabkan menurunkan kualitas hidup pasien. Menurut dr. Adistra Imam Satjakoesoemah, SpU, FICS, Spesialis Urologi RS Abdi Waluyo, pembesaran prostat merupakan hal yang umum terjadi pada dekade kelima seorang pria, dengan insidensi mencapai hampir 50%.

Prostat merupakan organ yang hanya dimiliki oleh laki-laki, terletak jauh di dalam rongga panggul seorang pria, di antara penis dan kandung kemih. Organ ini berfungsi sebagai kelenjar yang akan menghasilkan cairan prostat dan bersama dengan cairan dari kelenjar sekitar (vesikula seminalis) akan mengisi lebih dari 90% cairan mani atau semen.

"Kompleks cairan tersebut berisi nutrisi yang akan digunakan sperma untuk bertahan
hidup dan membuahi sel telur/ovum. Jadi sejatinya, cairan mani dan cairan sperma itu hal yang berbeda, cairan sperma hanya mengisi sekitar kurang dari 5% cairan mani, sisanya merupakan cairan prostat dan kelenjar sekitar," ujar dr. Adistira.

Baca juga: Raja Charles III Diumumkan Mengidap Kanker, Begini Penjelasannya Lengkapnya

Tepat di bagian tengah prostat, tambahnya, terdapat saluran kencing/urethra seorang laki-laki. Selain itu, terdapat juga katup kencing bagian dalam (internal sphincter) yang menempel pada prostat dan berfungsi untuk mengatur aliran keluar cairan ejakulasi dan air kencing.

Akibatnya, jika terjadi pembesaran pada prostat, ini bisa menyebabkan sumbatan dan gangguan pada proses kencing. Di mana, gejala ini lazim disebut gejala saluran kemih bawah (Lower Urinary Tract Symptoms/LUTS).

"Prostat pada dasarnya merupakan organ seksual seorang pria. Oleh karena itu, segala pengobatan gangguan prostat dapat menimbulkan gangguan fungsi seksual pada pria," ungkap dr. Adistira.

Pada prinsipnya, pengobatan gangguan berkemih akibat pembesaran prostat itu bertujuan untuk mengontrol atau mengurangi pertumbuhan prostat dan melancarkan aliran kencing. Prostat sendiri tumbuh dari stimulasi zat yang bernama Dihidrotestosterone (DHT), yang merupakan produk turunan dari hormon testosteron.

"Hormon testosteron sendiri merupakan hormon kepriaan yang bertugas terutama untuk menjaga fungsi seksual seorang pria, seperti gairah seksual (libido), ereksi, dan pertumbuhan seks sekunder (kumis, bulu kemaluan, dll)," kata dr. Adistira.

Oleh karena itu, kata dr. Adistira, pengobatan untuk mengontrol pertumbuhan prostat akan berhubungan dengan regulasi hormone testosteron, di mana pengobatan tersebut dapat menimbulkan gangguan seksual pada pria (penurunan libido, disfungsi ereksi, gangguan mood, dll).



Sementara itu, pengobatan untuk melancarkan kencing dapat menganggu kinerja katup kencing yang mengatur ejakulasi, sehingga dapat menimbulkan ejakulasi retrograde atau ’ejakulasi kosong’.

"Kondisi tersebut terjadi di saat seorang pria melakukan aktivitas seksual, sudah mencapai orgasme (puncak kenikmatan), tetapi tidak ada cairan mani yang bisa dikeluarkan. Namun, tentunya ada juga pilihan yang akan meminimalisir gangguan-gangguan tersebut," jelas dr. Adistra.

Untungnya di Indonesia sudah ada rumah sakit yang menerapkan pengobatan minimal invasif pembesaran prostat, yaitu di RS Abdi Waluyo. Rumah sakit ini menggunakan Water Vapor Thermal Therapy dan operasi Laser Prostat.

"Water Vapor Thermal Therapy dan Prostate Laser Surgery merupakan benchmark tertinggi yang ada dunia saat ini untuk pengobatan pembesaran prostat. Salah satu inovasi terbaru pengobatan pembesaran prostat jinak yang sudah tersedia di RS Abdi Waluyo saat ini adalah Water Vapor Thermal Therapy.


Cara kerja Water Vapor Thermal Therapy


Terapi ini menggunakan frekuensi radio untuk menciptakan energi dalam bentuk uap air. Dengan bantuan instrumen khusus yang ada pada terapi tersebut dan kamera kecil yang dimasukkan ke dalam uretha, uap panas dengan suhu 103o akan disuntikan langsung ke dalam prostat pasien secara presisi. Jumlah suntikan/treatments yang diberikan akan bergantung kepada ukuran prostat pasien dan pertimbangan klinis surgeon.

Struktur penting seperti katup kencing bagian dalam sebagai pengatur ejakulasi dan saluran ejakulasi (duktus ejakulatorius) harus dipreservasi seoptimal mungkin untuk mengurangi risiko gangguan ejakulasi. Uap panas ini akan menimbulkan kematian sel prostat secara luas dan merata karena menyebar secara konveksi.

"Sel-sel yang mati perlahan akan diserap oleh tubuh, dalam 2 sampai 4 minggu keluhan pasien akan membaik, dan hasil paling optimal akan didapat sekitar 1-3 bulan post tindakan. Tindakan ini juga tidak menggunakan pembiusan total ataupun spinal, cukup sedasi ringan saja," ungkap dr. Adistira.

"Tindakannya juga sangat cepat, dari proses pembiusan hingga pengerjaan hanya sekitar 10-20 menit dengan perdarahan sangat minimal. Pasien juga dapat langsung pulang segera setelah tindakan jika kondisi sudah stabil," sambungnya.

Berbeda dengan teknologi terdahulu, seperti TUMT (Transurethral Microwave Thermotherapy) dan TUNA (Transurethral Needle Ablation), dimana energi disalurkan secara konduksi hanya kepada titik tertentu dan tidak merata. Akibatnya, efek pengecilan prostat tidak optimal dan memiliki angka kekambuhan yang tinggi, dengan angka retreatment rate mencapai 40%, di mana Water Vapor Thermal Therapy hanya sekitar 4%. Terapi tersebut telah diadopsi secara luas ke dalam praktik urologi di Amerika Serikat dan Eropa.

"Saat ini, RS Abdi Waluyo juga sudah mengadopsi sistem yang sama dan bisa langsung dirasakan oleh masyarakat Indonesia. Walaupun demikian, Water Vapor Thermal Therapy sendiri direkomendasikan untuk prostat yang tidak terlalu besar, paling ideal diantara volume 30 hingga 80 ml, dengan acuan volume prostat normal berkisar dibawah 25-30 ml," ungkap dr. Adistira.

"Apakah bisa dilakukan untuk prostat yang lebih besar dari 80 ml? Bisa saja, tapi harus dirundingkan risk-benefit-nya dengan pasien dan mungkin disarankan untuk menjalani terapi lain yang lebih efektif, seperti operasi Laser Prostat," tambahnya.

Secara singkat, cara kerja Water Vapor Thermal Therapy adalah demikian: uap air yang disuntikkan ke dalam prostat akan menimbulkan kematian jaringan prostat secara luas, jaringan mati perlahan akan diserap, sehingga prostat akan mengecil. Tindakan ini sangat cepat dengan risiko medis dan gangguan seksual yang sangat minimal.

"Terapi ini dapat memutus rantai pengobatan pembesaran prostat, yang biasanya harus diminum seumur hidup dan menimbulkan berbagai konsekuensi seksual. Tujuan akhir yang diharapkan adalah pasien bisa terbebas dari obat, kualitas hidup pasien pun lebih meningkat, dan angka kekambuhan yang relatif minimal," jelas dr. Adistra.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)

MOST SEARCH