FITNESS & HEALTH

Asupan Gula Berlebih bisa Meningkatkan Risiko Obesitas dan Diabetes

Raka Lestari
Sabtu 06 November 2021 / 08:08
Jakarta: Banyak orang yang menyukai makan-makanan manis. Namun sayangnya, mengonsumsi gula secara berlebihan justru bisa menimbulkan risiko seseorang untuk mengalami obesitas.

Obesitas, menjadi salah satu faktor risiko terjadinya diabetes, dan dr. Marya Haryono, MGizi, SpGK, FINEM, Dokter Spesialis Gizi Klinis menjelaskan, mengonsumsi gula berlebih berkontribusi terhadap tingginya asupan kalori, yang dapat meningkatkan risiko obesitas dan diabetes.

Sayangnya, masyarakat masih cenderung mengonsumsi gula dalam jumlah yang tinggi. Baik dari penambahan gula saat memasak, makan, dan minum maupun melalui konsumsi makanan dan minuman manis yang tinggi gula.

"Masyarakat juga perlu waspada dengan kandungan gula yang terkandung di makanan dan minuman kemasan," ujar dr. Maya dalam acara Beat Obesity Community Festival 2021, pada Kamis, 4 November 2021.

"Untuk itu, masyarakat perlu lebih jeli dalam memerhatikan label kemasan guna mengetahui kandungan gula tersembunyi (hidden sugar) di makanan minuman. Hal ini penting agar kita dapat lebih sadar akan jumlah gula yang dikonsumsi setiap harinya,” ujar dr. Marya.

Selain itu, dr. Maya menjelaskan, masyarakat juga secara rutin perlu melakukan pengukuran berat badan. Untuk mengetahui apakah berat badan mereka termasuk kategori normal atau overweight dan bahkan obesitas.

"Cara pengukurannya dengan metode perhitungan Indeks Massa Tubuh (IMT), yaitu jumlah berat badan (dalam kilogram) dibagi tinggi badan (dalam meter) kuadrat,” kata dr. Marya.

“Berdasarkan World Health Organization, untuk orang Asia, apabila hasil BMI-nya di bawah 18,5 maka tergolong kurus, sementara BMI 18,5-22,9 termasuk kategori normal. Masyarakat perlu lebih waspada apabila hasil BMI mencapai angka 23,0-24,9 karena sudah termasuk overweight, 25-29,9 termasuk kategori obesitas tingkat I, dan ≥30 dinyatakan obesitas tingkat II,” jelas dr.Marya.

Sementara itu, dr. Elvieda Sariwati, M.Epid, Plt Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM), Kementerian Kesehatan RI mengungkapkan, menurut Riskesdas 2018, tingkat obesitas pada orang dewasa meningkat menjadi 21,8 persen. Sedangkan prevalensi berat badan berlebih juga meningkat dari 11,5 persen di 2013 ke 13,6 persen di 2018.

“Perubahan gaya hidup selama pandemi seperti konsumsi gula berlebih dan berkurangnya aktivitas fisik berpotensi meningkatkan risiko obesitas. Kita ketahui bersama bahwa obesitas memiliki risiko prediabetes dan diabetes dimana hampir 90 persen orang dengan diabetes tipe 2 ternyata mengalami masalah kelebihan berat badan atau obesitas,” tutup dr. Elvieda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH