FITNESS & HEALTH

Jarang Disadari! Obesitas Bisa Picu Kanker Empedu, Ini Penjelasannya

A. Firdaus
Kamis 10 Juli 2025 / 15:09
Jakarta: Obesitas adalah kondisi medis di mana kelebihan lemak tubuh terakumulasi hingga mengganggu kesehatan. Tapi bagaimana obesitas bisa meningkatkan risiko kanker empedu?

Dokter Spesialis Hematologi Onkologi Prof. DR. dr. Ikhwan Rinaldi, SpPD-KHOM, M.Epid, M.Pd.Ked, FACP, FINASIM coba menjelaskan kaitan antara obesitas dan makanan yang berpotensi meningkatkan risiko terkena kanker empedu. Menurutnya, kanker bisa berhubungan dengan makanan-makanan yang sifatnya karsinogenik.

"Kita tidak menyebut (jenis) makanan ya.Tapi ada obesitas, ada diabetes. Umumnya kalau kita bahas ini, orang yang pada umumnya kanker itu berhubungan dengan makanan-makanan yang sifatnya karsinogenik," kata Prof. Ikhwan melansir Antara.

Baca juga: Ini yang Jadi Salah Satu Faktor Risiko Utama Kanker Empedu

Makanan karsinogenik adalah makanan yang mengandung zat atau senyawa yang dapat meningkatkan risiko kanker pada manusia. Contohnya seperti daging merah yang dikonsumsi dalam jumlah yang banyak.

Konsumsi daging merah dalam jumlah yang banyak dapat memicu seseorang mengalami kegemukan yang akhirnya berubah menjadi diabetes melitus. Profesor Ilmu Epidemiologi di Universitas Indonesia itu sebelumnya juga sudah menyebutkan bahwa diabetes melitus dan obesitas dapat dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker kandung empedu yang signifikan.

Sementara terkait dengan makanan pedas yang saat ini kerap dikonsumsi masyarakat khususnya perempuan, ia mengatakan belum ada penelitian yang mengkaitkan langsung makanan tersebut dengan kanker empedu.

Meski demikian, masyarakat diminta untuk berhati-hati karena terdapat kemungkinan makanan-makanan pedas yang dijual tersebut dicampur dengan zat-zat lain yang dapat meningkatkan cita rasa jadi jauh lebih pedas.

"Kita tidak tahu ya zatnya itu apa, tapi kalau yang alami itu mungkin enggak terlalu pedas," ujarnya.

Selain itu, terlalu sering dan banyak mengonsumsi makanan pedas berisiko melukai lambung. Luka itu dikhawatirkan akan berubah jadi peradangan yang berpotensi menjadi kanker juga.

Dalam kesempatan itu, Prof. Ikhwan menjelaskan kanker empedu merupakan sekelompok tumor yang bersifat agresif dan sulit untuk didiagnosis serta diobati. Sekitar 60 hingga 70 persen pasien kanker empedu didiagnosis pada stadium lanjut yang tidak dapat dilakukan tindakan operasi (unresectable) atau metastatik.

Prof. Ikhwan melanjutkan insiden kanker kandung empedu secara global adalah 2,2 per 100 ribu pada pria dan 2,4 per 100 ribu pada wanita. Serta untuk kanker saluran empedu adalah kurang dari dua per 100 ribu orang.

"Dari seluruh pasien kanker empedu, tingkat hidup dalam lima tahun terakhir hanya sekitar 5 sampai 15 persen," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH