FITNESS & HEALTH
Pentingnya Skrining sebelum Menikah, untuk Mencegah Keturunan Mengidap Talasemia
Raka Lestari
Jumat 07 Mei 2021 / 11:26
Jakarta: Talasemia merupakan penyakit kelainan darah merah yang diturunkan dari orang tua kepada anaknya. Penyakit ini disebabkan karena berkurangnya atau tidak terbentuknya protein pembentuk hemoglobin utama manusia.
Kondisi ini menyebabkan sel darah merah mudah pecah, sehingga pasien menjadi pucat karena kekurangan darah (anemia).
“Setiap tanggal 8 Mei, masyarakat dunia memringati Hari Talasemia Sedunia. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan pemahaman tentang penyakit talasemia serta upaya penanganannya,” ujar Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, MARS, PLT. Dirjen P2P Kementerian Kesehatan dalam Media Briefing Hari Talasemia Sedunia 2021, yang dilakukan secara virtual.
Dr. Maxi menjelaskan bahwa peringatan Hari Talasemia Sedunia juga diharapkan bisa mendorong motivasi anak muda agar tahu dan mau, serta mampu melakukan skrining atau deteksi dini, sebelum menikah. Hal ini bertujuan untuk mencegah perkawinan antar pembawa sifat talasemia yang dapat meningkatkan kelahiran bayi dengan talasemia.
“Ini merupakan penyakit kronis dan degeneratif yang menjadi bagian dari masalah kesehatan masyarakat Indonesia. Cara pencegahannya membutuhkan upaya dari semua pihak, dalam kegiatan deteksi ini pada populasi berisikoo. Pencegahan ini sangat penting untuk mengurangi biaya kesehatan,” tambah Dr. Maxi.
Sementara itu dr. Cut Putri Arianie, M.H.Kes, Direktur P2PTM Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengatakan, untuk mewujudkan zero kelahiran talasemia mayor, caranya sederhana. Yaitu dengan tidak menikah dengan sesama pembawa sifat.
“Penyakit ini dapat dicegah sebenarnya. Salah satunya adalah mencegah perkawinan sesama pembawa sifat. Itulah mengapa skrining atau deteksi dini sangat penting. Siapa saja yang melakukannya? Saudara kandung yang memiliki penyakit talasemia ini. Jika seseorang didiagnosa mengalami talasemia, maka saudara kandung yang dimiliki oleh pasien harus melakukan skrining,” kata dr. Cut.
Jika dalam pemeriksaan tersebut mereka adalah pembawa sifat, maka mereka harus mendapat konseling dari dokter agar sedapat mungkin mencari pasangan yang tidak membawa sifat juga. Menurut dr. Cut, inilah pentingnya melakukan skrining sebelum menikah. Untuk mengetahui, serta bisa merencanakan keturunan.
“Kalau sudah suka sama suka bagaiamana? Dijelaskan juga apakah sudah siap terhadap potensi memiliki anak yang harus menjalankan transfusi darah seumur hidup. Akan lebih bagus kalau direncanakan,” tutup dr. Cut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Kondisi ini menyebabkan sel darah merah mudah pecah, sehingga pasien menjadi pucat karena kekurangan darah (anemia).
“Setiap tanggal 8 Mei, masyarakat dunia memringati Hari Talasemia Sedunia. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan pemahaman tentang penyakit talasemia serta upaya penanganannya,” ujar Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM, MARS, PLT. Dirjen P2P Kementerian Kesehatan dalam Media Briefing Hari Talasemia Sedunia 2021, yang dilakukan secara virtual.
Dr. Maxi menjelaskan bahwa peringatan Hari Talasemia Sedunia juga diharapkan bisa mendorong motivasi anak muda agar tahu dan mau, serta mampu melakukan skrining atau deteksi dini, sebelum menikah. Hal ini bertujuan untuk mencegah perkawinan antar pembawa sifat talasemia yang dapat meningkatkan kelahiran bayi dengan talasemia.
“Ini merupakan penyakit kronis dan degeneratif yang menjadi bagian dari masalah kesehatan masyarakat Indonesia. Cara pencegahannya membutuhkan upaya dari semua pihak, dalam kegiatan deteksi ini pada populasi berisikoo. Pencegahan ini sangat penting untuk mengurangi biaya kesehatan,” tambah Dr. Maxi.
Sementara itu dr. Cut Putri Arianie, M.H.Kes, Direktur P2PTM Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengatakan, untuk mewujudkan zero kelahiran talasemia mayor, caranya sederhana. Yaitu dengan tidak menikah dengan sesama pembawa sifat.
“Penyakit ini dapat dicegah sebenarnya. Salah satunya adalah mencegah perkawinan sesama pembawa sifat. Itulah mengapa skrining atau deteksi dini sangat penting. Siapa saja yang melakukannya? Saudara kandung yang memiliki penyakit talasemia ini. Jika seseorang didiagnosa mengalami talasemia, maka saudara kandung yang dimiliki oleh pasien harus melakukan skrining,” kata dr. Cut.
Jika dalam pemeriksaan tersebut mereka adalah pembawa sifat, maka mereka harus mendapat konseling dari dokter agar sedapat mungkin mencari pasangan yang tidak membawa sifat juga. Menurut dr. Cut, inilah pentingnya melakukan skrining sebelum menikah. Untuk mengetahui, serta bisa merencanakan keturunan.
“Kalau sudah suka sama suka bagaiamana? Dijelaskan juga apakah sudah siap terhadap potensi memiliki anak yang harus menjalankan transfusi darah seumur hidup. Akan lebih bagus kalau direncanakan,” tutup dr. Cut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)