FITNESS & HEALTH
Duduk Terlalu Lama Setara dengan Merokok, Apa Maksudnya?
Aulia Putriningtias
Senin 17 Maret 2025 / 10:49
Jakarta: Zaman sekarang, kita tak asing dengan gaya hidup sedentary. Gaya hidup seperti ini diketahui sangat berbahaya bagi tubuh, terutama jika memiliki kebiasaan duduk terlalu lama. Apa dampaknya?
Kalimat 'sitting is the new smoking' adalah anggapan bahwa duduk terlalu lama diibaratkan sama dengan merokok. Manusia dibangun untuk dapat bergerak bebas, tak hanya sekadar duduk dalam jangka waktu lama.
Jantung dan sistem kardiovaskular bekerja lebih efektif dengan cara kamu bergerak bebas. Usus juga berfungsi lebih efisien saat berdiri tegak. Orang yang terbaring di tempat tidur di rumah sakit biasanya mengalami masalah dengan fungsi usus
Prevalensi global ketidakaktifan fisik diperkirakan mencapai 27,5 persen pada tahun 2016. Pembagiannya dengan wanita menunjukkan perilaku kurang gerak yang lebih tinggi daripada pria.
Secara global, ketidakaktifan fisik dikaitkan dengan 3,2 juta kematian dan 32 juta kecacatan per tahun. Orang dengan perilaku kurang gerak memiliki risiko kematian karena sebab apa pun sebesar 20-30 persen lebih tinggi daripada mereka yang hampir secara teratur melakukan aktivitas fisik dengan intensitas sedang.
.jpg)
(Pola hidup yang tidak aktif memiliki dampak serius pada kesehatan. Sirkulasi darah yang buruk dan metabolisme tubuh yang terganggu dapat menyebabkan kesulitan dalam memecah lemak dan gula, mengakibatkan peningkatan berat badan. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Duduk dalam waktu lama memiliki banyak dampak buruk bagi kesehatan. Penyakit-penyakit ini termasuk obesitas, diabetes tipe 2, profil lipid darah yang tidak normal, dan hipertensi (tekanan darah tinggi).
Dampak kesehatan ini secara kolektif dapat meningkatkan risiko sindrom metabolik. Selain itu, duduk dalam waktu lama dapat meningkatkan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular dan kanker secara signifikan.
Dilansir dalam Medical News, para peneliti telah menganalisis total 13 publikasi. Peneliti menemukan bahwa duduk selama lebih dari delapan jam tanpa aktivitas fisik apa pun dikaitkan dengan risiko kematian yang sebanding dengan yang disebabkan oleh obesitas dan merokok.
Analisis ini, yang melibatkan lebih dari satu juta orang, juga menunjukkan bahwa aktivitas fisik dengan intensitas sedang selama 60 hingga 75 menit sehari. Dampaknya adalah mengurangi dampak negatif kesehatan akibat duduk dalam waktu lama.
Baca juga: Kamu Perokok? Waspadai 5 Masalah Kesehatan Akibat Asap Rokok pada Anak
Sistem kardiovaskular dan pencernaan manusia berfungsi lebih efisien saat tubuh dalam posisi tegak. Selain itu, gaya hidup aktif secara fisik membantu menjaga keseimbangan optimal antara konsumsi dan pengeluaran energi.
Sebaliknya, duduk terlalu lama di suatu tempat membatasi pembakaran kalori, yang selanjutnya meningkatkan akumulasi kalori berlebih dan penumpukan lemak dalam tubuh. Semua faktor ini secara kolektif dapat meningkatkan risiko terkena obesitas, diabetes tipe 2, dan sindrom metabolik.
Sebuah studi yang membandingkan durasi duduk yang berbeda menunjukkan bahwa orang yang menghabiskan lebih dari empat jam duduk di depan televisi memiliki risiko kematian karena berbagai sebab sebesar 50 persen lebih tinggi daripada mereka yang duduk kurang dari dua jam.
Demikian pula, penelitian lain melaporkan bahwa orang yang duduk lebih dari 23 jam seminggu memiliki risiko kematian terkait penyakit kardiovaskular sebesar 64 persen. Ini lebih tinggi daripada mereka yang duduk kurang dari 11 jam seminggu.
Agar menghindari duduk terlalu lama, kamu sebaiknya tetap bergerak bebas ketika sudah merasa duduk terlalu lama. Bahkan, hanya sekadar berjalan-jalan 15-20 menit saja itu dapat membantu, loh!
Tidak lupa untuk melakukan peregangan tubuh demi menghindari kaku otot. Hal ini akan membuatmu lebih rileks juga dalam menjalankan aktivitas tanpa rasa pegal-pegal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)
Kalimat 'sitting is the new smoking' adalah anggapan bahwa duduk terlalu lama diibaratkan sama dengan merokok. Manusia dibangun untuk dapat bergerak bebas, tak hanya sekadar duduk dalam jangka waktu lama.
Jantung dan sistem kardiovaskular bekerja lebih efektif dengan cara kamu bergerak bebas. Usus juga berfungsi lebih efisien saat berdiri tegak. Orang yang terbaring di tempat tidur di rumah sakit biasanya mengalami masalah dengan fungsi usus
Prevalensi global ketidakaktifan fisik diperkirakan mencapai 27,5 persen pada tahun 2016. Pembagiannya dengan wanita menunjukkan perilaku kurang gerak yang lebih tinggi daripada pria.
Secara global, ketidakaktifan fisik dikaitkan dengan 3,2 juta kematian dan 32 juta kecacatan per tahun. Orang dengan perilaku kurang gerak memiliki risiko kematian karena sebab apa pun sebesar 20-30 persen lebih tinggi daripada mereka yang hampir secara teratur melakukan aktivitas fisik dengan intensitas sedang.
Apa hubungannya duduk terlalu lama dengan dampak merokok?
.jpg)
(Pola hidup yang tidak aktif memiliki dampak serius pada kesehatan. Sirkulasi darah yang buruk dan metabolisme tubuh yang terganggu dapat menyebabkan kesulitan dalam memecah lemak dan gula, mengakibatkan peningkatan berat badan. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Duduk dalam waktu lama memiliki banyak dampak buruk bagi kesehatan. Penyakit-penyakit ini termasuk obesitas, diabetes tipe 2, profil lipid darah yang tidak normal, dan hipertensi (tekanan darah tinggi).
Dampak kesehatan ini secara kolektif dapat meningkatkan risiko sindrom metabolik. Selain itu, duduk dalam waktu lama dapat meningkatkan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular dan kanker secara signifikan.
Dilansir dalam Medical News, para peneliti telah menganalisis total 13 publikasi. Peneliti menemukan bahwa duduk selama lebih dari delapan jam tanpa aktivitas fisik apa pun dikaitkan dengan risiko kematian yang sebanding dengan yang disebabkan oleh obesitas dan merokok.
Analisis ini, yang melibatkan lebih dari satu juta orang, juga menunjukkan bahwa aktivitas fisik dengan intensitas sedang selama 60 hingga 75 menit sehari. Dampaknya adalah mengurangi dampak negatif kesehatan akibat duduk dalam waktu lama.
Baca juga: Kamu Perokok? Waspadai 5 Masalah Kesehatan Akibat Asap Rokok pada Anak
Apa konsekuesi duduk terlalu lama bagi kesehatan?
Sistem kardiovaskular dan pencernaan manusia berfungsi lebih efisien saat tubuh dalam posisi tegak. Selain itu, gaya hidup aktif secara fisik membantu menjaga keseimbangan optimal antara konsumsi dan pengeluaran energi.
Sebaliknya, duduk terlalu lama di suatu tempat membatasi pembakaran kalori, yang selanjutnya meningkatkan akumulasi kalori berlebih dan penumpukan lemak dalam tubuh. Semua faktor ini secara kolektif dapat meningkatkan risiko terkena obesitas, diabetes tipe 2, dan sindrom metabolik.
Sebuah studi yang membandingkan durasi duduk yang berbeda menunjukkan bahwa orang yang menghabiskan lebih dari empat jam duduk di depan televisi memiliki risiko kematian karena berbagai sebab sebesar 50 persen lebih tinggi daripada mereka yang duduk kurang dari dua jam.
Demikian pula, penelitian lain melaporkan bahwa orang yang duduk lebih dari 23 jam seminggu memiliki risiko kematian terkait penyakit kardiovaskular sebesar 64 persen. Ini lebih tinggi daripada mereka yang duduk kurang dari 11 jam seminggu.
Lantas, apa yang harus dilakukan?
Agar menghindari duduk terlalu lama, kamu sebaiknya tetap bergerak bebas ketika sudah merasa duduk terlalu lama. Bahkan, hanya sekadar berjalan-jalan 15-20 menit saja itu dapat membantu, loh!
Tidak lupa untuk melakukan peregangan tubuh demi menghindari kaku otot. Hal ini akan membuatmu lebih rileks juga dalam menjalankan aktivitas tanpa rasa pegal-pegal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)