FITNESS & HEALTH
Dokter Tegaskan tak Ada Bukti Ilmiah BPA pada Air Minum Galon Mengganggu Kesehatan
A. Firdaus
Selasa 19 November 2024 / 12:15
Jakarta: BPA (Bisphenol-A) adalah bahan baku pembuatan jenis plastik polikarbonat dan epoksi. Karena manfaatnya, BPA tidak hanya dipakai pada kemasan air minum, namun juga banyak ditemukan pada barang-barang di sekitar kita.
BPA sering dituding sebagai salah satu penyebab risiko permasalahan kesehatan. BPA dianggap dapat menyebabkan infertilitas, gangguan hormon, memicu kolesterol serta menyebabkan kanker. Namun, beberapa ahli di bidang kesehatan didukung penelitian ilmiah, memiliki pandangan yang berbeda.
Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan dari Tzu Chi Hospital dr. Ervan Surya, Sp.OG menegaskan bahwa hingga saat ini belum ada studi ilmiah yang konklusif mengenai pengaruh luruhan BPA terhadap infertilitas. Bahkan berdasarkan hasil studi yang beliau temukan, tidak ada korelasi antara BPA dengan gangguan kesuburan.
Baca juga: Masih Batas Aman, BPA dalam Kemasan Pangan Tak Berbahaya
"Infertilitas dapat terjadi karena pengaruh gaya hidup yang tidak sehat, seperti merokok, dan olahraga yang terlalu berat. Merokok sudah jelas-jelas terbukti sebagai salah satu penyebab gangguan kesuburan, namun sepertinya masyarakat tidak khawatir akan hal ini, malah cenderung panik dengan isu lain yang belum terbukti kebenaran fakta ilmiahnya, contohnya BPA ini," kata dr. Ervan.
Dijelaskan pada kesempatan yang berbeda oleh Dokter Spesialis Penyakit Dalam Ahli Endokrin-Metabolik Dr. dr. Laurentius Aswin Pramono Sp.PD-KEMD, belum ada sama sekali kesepakatan bahwa BPA menyebabkan diabetes atau kanker.
"Belum ada bukti penelitian ilmiah pada manusia, yang ada hanya penelitian di laboratorium dengan hewan," terang Dr. Aswin.
Ditegaskan oleh Dr. Aswin, isu bahwa BPA menyebabkan diabetes, kolesterol tinggi, kanker, infertilitas dan lain-lain, adalah mitos yang menyesatkan. Tidak ada satu pun dari penyakit ini yang disebabkan oleh BPA.
"Penyebab diabetes bukanlah BPA, melainkan penurunan produksi insulin akibat gaya hidup yang kurang baik, dan usia. Demikian pula dengan kanker, infertilitas, obesitas, dan berbagai penyakit degeneratif lainnya," tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
BPA sering dituding sebagai salah satu penyebab risiko permasalahan kesehatan. BPA dianggap dapat menyebabkan infertilitas, gangguan hormon, memicu kolesterol serta menyebabkan kanker. Namun, beberapa ahli di bidang kesehatan didukung penelitian ilmiah, memiliki pandangan yang berbeda.
Dokter Spesialis Kandungan dan Kebidanan dari Tzu Chi Hospital dr. Ervan Surya, Sp.OG menegaskan bahwa hingga saat ini belum ada studi ilmiah yang konklusif mengenai pengaruh luruhan BPA terhadap infertilitas. Bahkan berdasarkan hasil studi yang beliau temukan, tidak ada korelasi antara BPA dengan gangguan kesuburan.
Baca juga: Masih Batas Aman, BPA dalam Kemasan Pangan Tak Berbahaya
"Infertilitas dapat terjadi karena pengaruh gaya hidup yang tidak sehat, seperti merokok, dan olahraga yang terlalu berat. Merokok sudah jelas-jelas terbukti sebagai salah satu penyebab gangguan kesuburan, namun sepertinya masyarakat tidak khawatir akan hal ini, malah cenderung panik dengan isu lain yang belum terbukti kebenaran fakta ilmiahnya, contohnya BPA ini," kata dr. Ervan.
Dijelaskan pada kesempatan yang berbeda oleh Dokter Spesialis Penyakit Dalam Ahli Endokrin-Metabolik Dr. dr. Laurentius Aswin Pramono Sp.PD-KEMD, belum ada sama sekali kesepakatan bahwa BPA menyebabkan diabetes atau kanker.
"Belum ada bukti penelitian ilmiah pada manusia, yang ada hanya penelitian di laboratorium dengan hewan," terang Dr. Aswin.
Ditegaskan oleh Dr. Aswin, isu bahwa BPA menyebabkan diabetes, kolesterol tinggi, kanker, infertilitas dan lain-lain, adalah mitos yang menyesatkan. Tidak ada satu pun dari penyakit ini yang disebabkan oleh BPA.
"Penyebab diabetes bukanlah BPA, melainkan penurunan produksi insulin akibat gaya hidup yang kurang baik, dan usia. Demikian pula dengan kanker, infertilitas, obesitas, dan berbagai penyakit degeneratif lainnya," tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)