FITNESS & HEALTH

Apakah Covid-19 Bisa Sebabkan Disfungsi Ereksi?

Raka Lestari
Rabu 27 Oktober 2021 / 19:11
Jakarta: Salah satu efek dari covid-19 lainnya adalah disfungsi ereksi. Disfungsi ereksi ini merupakan gejala long covid.

Gejala dari long covid sendiri bermacam-macam. Ada yang merasa lelah, anosmia, sesak napas, dan lain sebagainya. Sampai saat ini masih belum diketahui secara pasti berapa lama long covid tersebut akan berlangsung.

Menurut dr. Erlina Burhan, Dokter Spesialis Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Paru, disfungsi ereksi mungkin bisa saja terjadi pada mereka yang mengalami long covid-19

“Bisa jadi karena ini kan penyakit sistemik ya, artinya menyerang seluruh sistem. Tapi hanya sementara,” ujarnya dalam YouTube Deddy Corbuzier.

“Itu kan mungkin karena terjadi trombosis, sumbatan-sumbatan, kelainan di pembuluh darah, dan lain-lain. Tapi yang umumnya adalah kelelahan, baru kemudian ada batuk, sesak, dan nyeri tenggorokan,” tambah dr. Erlina Burhan.

Pria yang paling berisiko terkena covid-19 parah (pria yang lebih tua atau mereka yang menderita hipertensi, obesitas, diabetes, dan penyakit jantung) berisiko tinggi mengalami disfungsi seksual. Kondisi ini memengaruhi hormon, otot, pembuluh darah, dan lainnya.


covid sebabkan disfungsi ereksi
(Penelitian Ryan Berglund, ahli urologi di Cleveland Clinic di Ohio, setengah dari pria memiliki kualitas sperma yang buruk pada pria yang terkena covid-19 parah. Foto: Ilustrasi/Pexels.com) 


Namun, banyak pria yang lebih muda juga melaporkan masalah kesehatan seksual. “Ketika datang untuk mencari tahu efek samping jangka pendek dan kronis dari virus baru ini, kami masih dalam fase pelacakan dan tren," kata Ryan Berglund, ahli urologi di Cleveland Clinic di Ohio.

Untuk mengetahui apakah virus tersebut memang menyerang organ reproduksi pria, Ahli urologi Florida Selatan Ranjith Ramasamydan timnya melakukan biopsi pada 6 pria berusia 20 hingga 87 tahun yang meninggal karena covid-19.

Ketika mereka memeriksa sampel jaringan ini di bawah mikroskop elektron, mereka menemukan partikel virus bersembunyi di testis seorang pria. Setengah dari pria juga memiliki kualitas sperma yang buruk.

Jika virus itu ada di testis, Ramasamy bertanya-tanya apakah virus itu juga ada di penis. Tim menyelidiki dengan memelajari dua pria yang menjadi impoten setelah terkena virus. Salah satunya pernah mengalami gejala ringan dan satunya lagi dirawat di rumah sakit.

Hasilnya adalah virus covid-19 itu memang ada di jaringan penis mereka. Dan yang mengejutkan, kata Ramasamy, “Sudah delapan bulan sejak pria pertama kali terinfeksi. Para dokter juga menemukan kerusakan pada lapisan pembuluh darah kecil organ tersebut,” tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH