FITNESS & HEALTH
Kenali Akrofobia, Fobia terhadap Ketinggian, Kamu Termasuk?
Medcom
Rabu 30 November 2022 / 18:10
Jakarta: Merasa sangat ketakutan ketika berada di ketinggian? Jangan-jangan kamu terkena fobia ketinggian. Fobia ini biasa juga disebut dengan Akrofobia.
Akrofobia adalah ketakutan berlebihan terhadap ketinggian. Rasa takut ini membuat seseorang tidak nyaman dan bisa menimbulkan beberapa gejala seperti cemas, stres, hingga panik.
Untuk mengetahui apakah kamu memiliki rasa takut berlebihan atau tidak terhadap ketinggian, sebenarnya bisa diketahui melalui gejala yang muncul. Melansir dari Hello Sehat, gejala yang biasa dihadapi oleh orang-orang penderita Akrofobia antara lain:
- Lebih berkeringat dibanding biasanya.
- Dada terasa sesak atau nyeri.
- Jantung berdebar tak seperti biasanya.
- Merasa mual dan pusing saat berada di ketinggian.
- Tubuh menjadi bergetar saat berada di ketinggian.
- Sakit kepala seperti terasa kehilangan keseimbangan tubuh.
Bukan tanpa alasan seseorang memiliki fobia ketinggian. Meskipun belum pasti berawal dari mana, faktor genetik dan pengalaman menyakitkan menjadi salah satu alasan mengapa fobia itu ada.
Jika kamu bingung fobia itu datang dari mana, mungkin kamu pernah mengalami hal-hal seperti:
- Jatuh dari tempat yang tinggi.
- Melihat orang lain jatuh dari tempat yang tinggi.
- Mengalami serangan panik atau pengalaman buruk saat berada di tempat tinggi.
Sayangnya, dampak berat dari penderita fobia ini adalah menjadi tidak produktif dalam kehidupan sehari-hari. Karena, merasa takut terhadap hal yang ditakuti seperti naik tangga, lift, atau eskalator.
Tidak ingin rasa fobia terus menerus muncul, apalagi hingga mengganggu aktivitas, kamu bisa menggunakan cara bagaimana kamu mengatasi fobia ketinggian, antara lain:
Cara ini memang diketahui kurang berhasil, namun kamu harus mengetahui terlebih dahulu bagaimana cara kamu mengatasi diri sendiri untuk kurangi rasa takut. Jika tidak berhasil yang ini, kamu bisa menggunakan cara selanjutnya.
Tidak sedikit yang menyediakan bantuan untuk membantu orang-orang yang mengalami fobia ketinggian. Ada beberapa jenis terapi konseling, tergantung dengan seberapa besar fobia tersebut berlangsung.
Dilansir dari Halodoc, terapi ini membuat visualisasi tempat atau keadaan yang sangat tinggi yang ditakuti pengidap fobia melalui penciptaan lingkungan yang hampir sama seperti kenyataan dengan bantuan teknologi komputer.
Berdasarkan beberapa penelitian, cara ini lebih efektif untuk mengontrol dan mengurangi kecemasan yang dialami pengidap fobia ketinggian.
Selain dengan terapi, gejala fobia juga dapat diredakan dengan obat-obatan. Namun, obat hanya bisa menenangkan pengidap fobia dalam jangka waktu pendek. Penggunaannya pun juga harus sesuai anjuran dokter.
Aulia Putriningtias
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)
Akrofobia adalah ketakutan berlebihan terhadap ketinggian. Rasa takut ini membuat seseorang tidak nyaman dan bisa menimbulkan beberapa gejala seperti cemas, stres, hingga panik.
Untuk mengetahui apakah kamu memiliki rasa takut berlebihan atau tidak terhadap ketinggian, sebenarnya bisa diketahui melalui gejala yang muncul. Melansir dari Hello Sehat, gejala yang biasa dihadapi oleh orang-orang penderita Akrofobia antara lain:
- Lebih berkeringat dibanding biasanya.
- Dada terasa sesak atau nyeri.
- Jantung berdebar tak seperti biasanya.
- Merasa mual dan pusing saat berada di ketinggian.
- Tubuh menjadi bergetar saat berada di ketinggian.
- Sakit kepala seperti terasa kehilangan keseimbangan tubuh.
Bukan tanpa alasan seseorang memiliki fobia ketinggian. Meskipun belum pasti berawal dari mana, faktor genetik dan pengalaman menyakitkan menjadi salah satu alasan mengapa fobia itu ada.
Jika kamu bingung fobia itu datang dari mana, mungkin kamu pernah mengalami hal-hal seperti:
- Jatuh dari tempat yang tinggi.
- Melihat orang lain jatuh dari tempat yang tinggi.
- Mengalami serangan panik atau pengalaman buruk saat berada di tempat tinggi.
Sayangnya, dampak berat dari penderita fobia ini adalah menjadi tidak produktif dalam kehidupan sehari-hari. Karena, merasa takut terhadap hal yang ditakuti seperti naik tangga, lift, atau eskalator.
Tidak ingin rasa fobia terus menerus muncul, apalagi hingga mengganggu aktivitas, kamu bisa menggunakan cara bagaimana kamu mengatasi fobia ketinggian, antara lain:
Pemulihan mandiri
Cara ini memang diketahui kurang berhasil, namun kamu harus mengetahui terlebih dahulu bagaimana cara kamu mengatasi diri sendiri untuk kurangi rasa takut. Jika tidak berhasil yang ini, kamu bisa menggunakan cara selanjutnya.
Terapi konseling
Tidak sedikit yang menyediakan bantuan untuk membantu orang-orang yang mengalami fobia ketinggian. Ada beberapa jenis terapi konseling, tergantung dengan seberapa besar fobia tersebut berlangsung.
Terapi virtual
Dilansir dari Halodoc, terapi ini membuat visualisasi tempat atau keadaan yang sangat tinggi yang ditakuti pengidap fobia melalui penciptaan lingkungan yang hampir sama seperti kenyataan dengan bantuan teknologi komputer.
Berdasarkan beberapa penelitian, cara ini lebih efektif untuk mengontrol dan mengurangi kecemasan yang dialami pengidap fobia ketinggian.
Mengonsumsi obat penenang
Selain dengan terapi, gejala fobia juga dapat diredakan dengan obat-obatan. Namun, obat hanya bisa menenangkan pengidap fobia dalam jangka waktu pendek. Penggunaannya pun juga harus sesuai anjuran dokter.
Aulia Putriningtias
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)