FITNESS & HEALTH

Muncul Lagi Varian Baru Covid-19 'FLiRT', Begini Penjelasannya

Aulia Putriningtias
Kamis 02 Mei 2024 / 15:11
Jakarta: Kabar terbaru mengenai Covid-19 di dunia adalah hadirnya varian baru dengan jenis FLiRT. Varian ini mulai menyebar secara luas di Amerika Serikat.

Varian ini merupakan kerabat jauh Omicron yang berasal dari JN.1, di balik lonjakan kasus pada musim dingin lalu di Amerika Serikat. Mereka dijuluki varian “FLiRT” berdasarkan nama teknis mutasinya, salah satunya mengandung huruf “F” dan “L”, dan satu lagi mengandung huruf “R” dan “T”.

Dilansir dari Time, dalam jenis FLiRT, ada satu varian yang menjadi terkenal: KP.2, yang menyumbang sekitar 25 persen kasus baru selama dua minggu yang berakhir pada 27 April, menurut data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS ( CDC). Varian FLiRT lainnya, termasuk KP.1.1, belum tersebar luas di AS.

Baca juga: Vaksin AstraZeneca Punya Efek Samping TTS, Kemenkes RI Buka Suara

Menurut Megan L. Ranney, MD, dekan Yale School of Public Health dalam WebMD, FLiRT juga memiliki beberapa fitur yang mengkhawatirkan. Varian ini dapat membantu SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19, bertahan, menjajah tubuh, dan membuat manusia jatuh sakit.
 

Apakah varian Covid-19 FLiRT berbahaya?


Para peneliti masih mempelajari varian FLiRT, dan masih banyak pertanyaan mengenai seberapa cepat varian tersebut menyebar. Terutama, mengenai efek penyebaran dan juga apakah vaksin dapat ampuh untuk melindungi dari varian ini.

Meskipun terdengar mengerikan, menurut Dr. Eric Topol, Wakil Presiden Eksekutif di Scripps Research, varian FLiRT ini kecil kemungkinan untuk dapat menjadi wabah besar. Hal ini ada hubungannya dengan varian JN.1.

Varian JN.1 memang menyebar secara global selama musim dingin dan masih menyumbang 95 persen kasus Covid-19 di AS. Menurut Dr. Topol, orang-orang yang terkena varian JN.1, tampaknya memiliki perlindungan kekebalan terhadap varian FLiRT ini.

Dr. Topol juga menambahkan virus tersebut belum cukup bermutasi untuk menjadi sangat berbeda dari jenis sebelumnya. Ia menganggap ini sebagai 'wavelet'.

Sebuah studi di Jepang dengan tajuk Virological characteristics of the SARS-CoV-2 KP.2 variant pun menyatakan bahwa varian KP.2 tidak lebih menular dibandingkan JN.1. Namun, ada studi pendahulu lainnya yang menyatakan sebaliknya.

Studi dengan tajuk Humoral immunogenicity comparison of XBB and JN.1 in human infections pun mengatakan varian FLiRT mungkin lebih baik dalam menghindari perlindungan kekebalan dari vaksin dibandingkan JN.1.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun telah menyarankan vaksin di masa depan harus didasarkan pada varian JN.1. Hal ini agar tetap terdepan dalam menghadapi virus yang terus berevolusi. Saat ini, booster terbaru menargetkan strain XBB.1.5 yang lebih tua.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)

MOST SEARCH