FITNESS & HEALTH
Mengenal Apa Itu Fetish dari Pandangan Psikologi dan Bisakah Sembuh Jika Memilikinya?
Aulia Putriningtias
Jumat 11 April 2025 / 20:15
Jakarta: Telah ramai dikabarkan seorang dokter residen anestesi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran (FK Unpad) Priguna Anugerah Pratama, melakukan pelecehan seksual terhadap anak pasien saat sedang pingsan. Dokter ini diketahui memiliki fetish orang pingsan, apa itu?
Fetish sendiri mengacu terhadap kelainan jiwa yang muncul ketika seseorang memiliki ketertarikan terhadap benda mati atau suatu bagian tubuh, untuk memenuhi hasrat seksual. Menurut dr. Rizal Fadli dalam Halodoc, ini termasuk kelainan kategori parafilia, di mana perilaku seksual tidak normal dengan dorongan fantasi berkelanjutan.
Dilansir dalam Psychology Today, fetish merupakan obsesi seksual yang muncul saat seseorang mendapatkan rangsangan seksual yang mendalam selain terhadap manusia, atau anggota tubuh selain genital. Contoh sederhana dari fetish adalah ketika seseorang mengenakan pakaian tertutup dari atas hingga bawah, hasrat seksual seseorang bisa tinggi seketika jika memiliki fetish tersebut.
Baca juga: Coregasm, ketika Orgasme Datang saat Berolahraga
Sayangnya, hingga saat ini, penyebab pasti fetish belum dapat diketahui secara pasti. Namun, beberapa faktor seperti riwayat kekerasan seksual sejak dini dan perkembangan otak yang tidak normal dapat mengembangkan seseorang melahirkan sebuah fetish. Meskipun tak semua, anak yang mengalami kekerasan seksual, dikhawatirkan meniru dan menjalankan kebiasaan seksual tersebut hingga saat dewasa.
Menurut dr. Gracia Fensynthia dalam Alodokter, fetish dianggap sebagai sebuah gangguan jika pengidapnya memiliki beberapa kriteria, yakni:
- Rangsangan seksual muncul melalui fantasi terhadap benda mati atau bagian tubuh yang bukan organ intim.
- Objek fetish bukan barang yang dirancang untuk tujuan meningkatkan gairah seksual, contohnya sex toys.
- Kondisi ini berlangsung menetap hingga enam bulan dan seterusnya.
- Fantasi tersebut mengganggu aktivitas sehari-hari.
- Fantasi dapat merugikan pasangan, terutama ketika pasangan tak menyetujui fetish tersebut.
Hati-hati jika kamu memiliki dugaan fetish, sebab dapat memengaruhi hubungan interpersonal, baik itu terhadap pasangan maupun sosial. Dilansir dalam Journal of Sex Research, fetish menjadi sumber konflik atau kebingungan dalam sebuah hubungan, terutama pada pasangan yang tidak memahami atau tak menerima fetish tersebut.
Meskipun dalam beberapa kasus fetish dapat membuat pasangan menjadi bergairah dalam melakukan eksplorasi seksual, tetapi jika menimbulkan ketidaknyamanan, ini tentunya berbahaya. Jadi, penting untuk selalu berkomunikasi terhadap pasangan mengenai hal yang disukai maupun tidak.
Dilansir dalam Kompas.com, Seksolog klinis Zoya Amirin mengatakan bahwa fetish tidak dapat disembuhkan. Namun, fetish bisa dilakukan perawatan berjalan, ataupun tidak sama sekali. Hal ini tergantung terhadap seberapa mengganggu fetish tersebut ke dalam aktivitas sehari-hari.
Berdasarkan DSM-5 (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, 5th Edition), jika fetish tidak mengganggu kegiatan sehari-hari, tak perlu membutuhkan perawatan. Namun, jika menghambat kelangsungan hidup, sebaiknya untuk menghubungi ahli agar dapat dilakukan perawatan medis.
Panjang pendeknya perawatan medis tergantung terhadap pasien, demi meredakan gangguan fetish tersebut. Hal ini dikarenakan gangguan fetish dapat bersifat hilang dan timbul. Jadi, jika merasakan gejala fetish muncul dan mulai mengganggu aktivitas sehari-hari, sebaiknya untuk berkonsultasi kepada ahli.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)
Fetish sendiri mengacu terhadap kelainan jiwa yang muncul ketika seseorang memiliki ketertarikan terhadap benda mati atau suatu bagian tubuh, untuk memenuhi hasrat seksual. Menurut dr. Rizal Fadli dalam Halodoc, ini termasuk kelainan kategori parafilia, di mana perilaku seksual tidak normal dengan dorongan fantasi berkelanjutan.
Dilansir dalam Psychology Today, fetish merupakan obsesi seksual yang muncul saat seseorang mendapatkan rangsangan seksual yang mendalam selain terhadap manusia, atau anggota tubuh selain genital. Contoh sederhana dari fetish adalah ketika seseorang mengenakan pakaian tertutup dari atas hingga bawah, hasrat seksual seseorang bisa tinggi seketika jika memiliki fetish tersebut.
Baca juga: Coregasm, ketika Orgasme Datang saat Berolahraga
Apa penyebab dari munculnya fetish pada seseorang?
Sayangnya, hingga saat ini, penyebab pasti fetish belum dapat diketahui secara pasti. Namun, beberapa faktor seperti riwayat kekerasan seksual sejak dini dan perkembangan otak yang tidak normal dapat mengembangkan seseorang melahirkan sebuah fetish. Meskipun tak semua, anak yang mengalami kekerasan seksual, dikhawatirkan meniru dan menjalankan kebiasaan seksual tersebut hingga saat dewasa.
Menurut dr. Gracia Fensynthia dalam Alodokter, fetish dianggap sebagai sebuah gangguan jika pengidapnya memiliki beberapa kriteria, yakni:
- Rangsangan seksual muncul melalui fantasi terhadap benda mati atau bagian tubuh yang bukan organ intim.
- Objek fetish bukan barang yang dirancang untuk tujuan meningkatkan gairah seksual, contohnya sex toys.
- Kondisi ini berlangsung menetap hingga enam bulan dan seterusnya.
- Fantasi tersebut mengganggu aktivitas sehari-hari.
- Fantasi dapat merugikan pasangan, terutama ketika pasangan tak menyetujui fetish tersebut.
Dampak fetish terhadap hubungan interpersonal
Hati-hati jika kamu memiliki dugaan fetish, sebab dapat memengaruhi hubungan interpersonal, baik itu terhadap pasangan maupun sosial. Dilansir dalam Journal of Sex Research, fetish menjadi sumber konflik atau kebingungan dalam sebuah hubungan, terutama pada pasangan yang tidak memahami atau tak menerima fetish tersebut.
Meskipun dalam beberapa kasus fetish dapat membuat pasangan menjadi bergairah dalam melakukan eksplorasi seksual, tetapi jika menimbulkan ketidaknyamanan, ini tentunya berbahaya. Jadi, penting untuk selalu berkomunikasi terhadap pasangan mengenai hal yang disukai maupun tidak.
Apakah fetish bisa disembuhkan?
Dilansir dalam Kompas.com, Seksolog klinis Zoya Amirin mengatakan bahwa fetish tidak dapat disembuhkan. Namun, fetish bisa dilakukan perawatan berjalan, ataupun tidak sama sekali. Hal ini tergantung terhadap seberapa mengganggu fetish tersebut ke dalam aktivitas sehari-hari.
Berdasarkan DSM-5 (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, 5th Edition), jika fetish tidak mengganggu kegiatan sehari-hari, tak perlu membutuhkan perawatan. Namun, jika menghambat kelangsungan hidup, sebaiknya untuk menghubungi ahli agar dapat dilakukan perawatan medis.
Panjang pendeknya perawatan medis tergantung terhadap pasien, demi meredakan gangguan fetish tersebut. Hal ini dikarenakan gangguan fetish dapat bersifat hilang dan timbul. Jadi, jika merasakan gejala fetish muncul dan mulai mengganggu aktivitas sehari-hari, sebaiknya untuk berkonsultasi kepada ahli.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)