FITNESS & HEALTH
Pentingnya Kesadaran diri tentang Bahaya Hipertensi
Raka Lestari
Selasa 25 Mei 2021 / 10:43
Jakarta: Berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), hipertensi yang tidak mendapat penanganan yang baik menyebabkan komplikasi seperti stroke, penyakit jantung koroner, diabetes, gagal ginjal dan kebutaan. Stroke dan penyakit jantung koroner merupakan penyebab kematian tertinggi.
“Hipertensi yang merupakan salah satu faktor risiko penyakit jantung koroner tidak hanya menyerang mereka yang sudah lanjut usia tapi juga generasi milenial. Sayangnya hingga saat ini, masih banyak yang belum menyadari tentang bahaya hipertensi," ujar Ketua Umum Yayasan Jantung Indonesia, Esti Nurjadin.
Sayangnya hingga saat ini, masih banyak yang belum menyadari tentang bahaya hipertensi. Kenaikan prevalensi penyakit tidak menular ini berhubungan erat dengan pola hidup, antara lain merokok, konsumsi minuman beralkohol, rendahnya aktivitas fisik, rendahnya konsumsi sayur dan buah, serta tingginya konsumsi gula garam lemak.
“Kemajuan teknologi yang membuat semua serba mudah membuat orang kurang melakukan aktivitas fisik. Tuntutan pekerjaan dan kurangnya istirahat dapat menyebabkan timbulnya stres,” tambah Esti.
Hipertensi adalah keadaan di mana terjadi peningkatan tekanan darah sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih dan diastolik mencapai mmHg atau lebih. Sampai saat ini hipertensi masih merupakan momok di masyarakat, tetapi sebenarnya bisa dicegah dengan rajin memeriksa tekanan darah secara berkala.
“Yang utama harus dilakukan juga adalah meningkatkan awareness masyarakat untuk melakukan deteksi dini secara berkala untuk pencegahan dan mengendalikan hipertensi. Terapkan gaya hidup CERDIK yaitu Cek kesehatan secara rutin, Enyahkan asap rokok, Rajin melakukan aktivitas fisik, Diet seimbang, Istirahat cukup, dan Kelola stres”, ujar dr. Cut Putrie Arianie, MH.Kes, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Dr. dr. Isman Firdaus, SpJP(K), FIHA, Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) juga menyarankan agar kita sebisa mungkin harus menumbuhkan kesadaran diri untuk melakukan cek kesehatan, melakukan pengukuran tekanan darah secara rutin, dan mencegah serta mengendalikan hipertensi dengan memodifikasi gaya hidup seperti rajin berolahraga juga membatasi asupan garam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
“Hipertensi yang merupakan salah satu faktor risiko penyakit jantung koroner tidak hanya menyerang mereka yang sudah lanjut usia tapi juga generasi milenial. Sayangnya hingga saat ini, masih banyak yang belum menyadari tentang bahaya hipertensi," ujar Ketua Umum Yayasan Jantung Indonesia, Esti Nurjadin.
Sayangnya hingga saat ini, masih banyak yang belum menyadari tentang bahaya hipertensi. Kenaikan prevalensi penyakit tidak menular ini berhubungan erat dengan pola hidup, antara lain merokok, konsumsi minuman beralkohol, rendahnya aktivitas fisik, rendahnya konsumsi sayur dan buah, serta tingginya konsumsi gula garam lemak.
“Kemajuan teknologi yang membuat semua serba mudah membuat orang kurang melakukan aktivitas fisik. Tuntutan pekerjaan dan kurangnya istirahat dapat menyebabkan timbulnya stres,” tambah Esti.
Hipertensi adalah keadaan di mana terjadi peningkatan tekanan darah sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih dan diastolik mencapai mmHg atau lebih. Sampai saat ini hipertensi masih merupakan momok di masyarakat, tetapi sebenarnya bisa dicegah dengan rajin memeriksa tekanan darah secara berkala.
“Yang utama harus dilakukan juga adalah meningkatkan awareness masyarakat untuk melakukan deteksi dini secara berkala untuk pencegahan dan mengendalikan hipertensi. Terapkan gaya hidup CERDIK yaitu Cek kesehatan secara rutin, Enyahkan asap rokok, Rajin melakukan aktivitas fisik, Diet seimbang, Istirahat cukup, dan Kelola stres”, ujar dr. Cut Putrie Arianie, MH.Kes, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Dr. dr. Isman Firdaus, SpJP(K), FIHA, Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) juga menyarankan agar kita sebisa mungkin harus menumbuhkan kesadaran diri untuk melakukan cek kesehatan, melakukan pengukuran tekanan darah secara rutin, dan mencegah serta mengendalikan hipertensi dengan memodifikasi gaya hidup seperti rajin berolahraga juga membatasi asupan garam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)