FITNESS & HEALTH
Mengenal Andropause, Menopause-nya Pria Paruh Baya
A. Firdaus
Sabtu 21 September 2024 / 09:15
Jakarta: Siapa bilang pria tak bisa mengalami Menopause? Buktinya pria juga bisa mengalami hal serupa di masa paruh baya. Kondisi ini dikenal dengan sebutan andropause.
Andropause menurut spesialis andrologi dari Rumah Sakit Pondok Indah, dr. Androniko Setiawan Sp. And, adalah penurunan fungsi testis pada pria. Sehingga, situasi ini membuat penurunan kadar hormon testosteron darah.
"Hormon testosteron pria adalah yang paling penting, dan itu diproduksi sekira 95 persen oleh testis. Jika testisnya bermasalah, bakal mengganggu testosteron," ujar dr. Androniko saat Small Group Media Discussion RS Pondok Indah Group: Kenali Andropause, Penurunan Hormon pada Pria.
Fungsinya testosteron ini, menurut dr. Androniko, membentuk karakter seks pria. Mulai dari berjenggot, pembesaran testis, penis, dan semua yang menunjukkan identitas pria.
Baca juga: Infertilitas Pria, Dampaknya Pada Kesuburan Pria dan 6 Tindakan yang Bisa Dilakukan
"Bahkan sejak dari kandungan, lahir, sampai pubertas. Jadi sangat penting. Saat sudah dewasa, fungsi testosteron mempertahankan ciri khas dari pria, hingga organ-organ yang berpengaruh ke hormon androgen pada pria, salah satunya sperma," terang dr. Androniko.
Hormon androgen berpengaruh pada sistem reproduksi dan seksual pria. Untuk itu, dr. Androniko mengingatkan jangan menganggap sepele kondisi andropause tersebut.
Sebab, selain bisa mengganggu sistem reproduksi, andropause juga akan memengaruhi hampir ke semua organ tubuh pria.
"Pengaruhnya besar, bisa memengaruhi sistem reproduksi, gangguan ereksi, bahkan pembuluh darah. Bahkan, bila terjadi penurunan produksi testosteron maka bisa menyebabkan endotel bermasalah," ungkap dokter yang lulusan Universitas Trisakti tersebut.
Sementara itu, sel endotel merupakan jaringan sel tunggal dengan luas permukaan yang sangat besar. Sel ini memisahkan darah dari otot polos dinding arteri.
"Ketika endotel bermasalah, maka bisa memunculkan plak pada pembuluh darah. Padahal pembuluh darah harusnya bersih serta elastis," terang dr. Androniko.
"Jika pembuluh darah terganggu, maka bisa memengaruhi banyak organ. Salah satunya jantung," sambungnya.
Selain itu, dampak lain dari andropause adalah kolesterol yang tidak terkontrol. Kemudian, tensi darah juga tak terkontrol hingga membuat pembuluh darah bermasalah.
Perlu diketahui, kadar testosteron pada tubuh pria dapat menurun sebanyak 1% setiap tahunnya. Kondisi ini pun dapat diperparah akibat penyakit kronis yang diderita, seperti obesitas, diabetes, pengaruh stres, ataupun pengaruh obat-obatan.
Sementara untuk kondisi andropause ini dapat terjadi pada pria mulai dari usia 40 atau 50 tahun. Tergantung dari riwayat kesehatan serta gaya hidup.
Sedangkan untuk tanda-tanda pria mengalami andropause di antaranya:
Pria yang andropause akan mengalami penurunan gairah seksual. Biasanya kesulitan dalam mencapai atau mempertahankan ereksi, istilah ini bisa disebut disfungsi ereksi.
Jumlah lemak tubuh meningkat dan massa otot berkurang, sehingga menyebabkan sejumlah perubahan fisik.
Pria yang mengalami andropause akan merasakan perubahan mood yang tidak menentu. Seperti merasa gelisah, mudah sedih, dan tersinggung.
Kondisi andropause biasanya ditandai dengan meningkatkan risiko infertilitas atau bermasalah pada kesehatan reproduksi.
Ditandai dengan penurunan fungsi kognitif. Artinya sulit berkonsentrasi hingga menurunnya kemampuan berpikir dan daya ingat.
Pria yang kurang tidur atau sulit tidur bisa menandakan dia mengalami andropause.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Andropause menurut spesialis andrologi dari Rumah Sakit Pondok Indah, dr. Androniko Setiawan Sp. And, adalah penurunan fungsi testis pada pria. Sehingga, situasi ini membuat penurunan kadar hormon testosteron darah.
"Hormon testosteron pria adalah yang paling penting, dan itu diproduksi sekira 95 persen oleh testis. Jika testisnya bermasalah, bakal mengganggu testosteron," ujar dr. Androniko saat Small Group Media Discussion RS Pondok Indah Group: Kenali Andropause, Penurunan Hormon pada Pria.
Fungsinya testosteron ini, menurut dr. Androniko, membentuk karakter seks pria. Mulai dari berjenggot, pembesaran testis, penis, dan semua yang menunjukkan identitas pria.
Baca juga: Infertilitas Pria, Dampaknya Pada Kesuburan Pria dan 6 Tindakan yang Bisa Dilakukan
"Bahkan sejak dari kandungan, lahir, sampai pubertas. Jadi sangat penting. Saat sudah dewasa, fungsi testosteron mempertahankan ciri khas dari pria, hingga organ-organ yang berpengaruh ke hormon androgen pada pria, salah satunya sperma," terang dr. Androniko.
Hormon androgen berpengaruh pada sistem reproduksi dan seksual pria. Untuk itu, dr. Androniko mengingatkan jangan menganggap sepele kondisi andropause tersebut.
Sebab, selain bisa mengganggu sistem reproduksi, andropause juga akan memengaruhi hampir ke semua organ tubuh pria.
"Pengaruhnya besar, bisa memengaruhi sistem reproduksi, gangguan ereksi, bahkan pembuluh darah. Bahkan, bila terjadi penurunan produksi testosteron maka bisa menyebabkan endotel bermasalah," ungkap dokter yang lulusan Universitas Trisakti tersebut.
Sementara itu, sel endotel merupakan jaringan sel tunggal dengan luas permukaan yang sangat besar. Sel ini memisahkan darah dari otot polos dinding arteri.
"Ketika endotel bermasalah, maka bisa memunculkan plak pada pembuluh darah. Padahal pembuluh darah harusnya bersih serta elastis," terang dr. Androniko.
"Jika pembuluh darah terganggu, maka bisa memengaruhi banyak organ. Salah satunya jantung," sambungnya.
Selain itu, dampak lain dari andropause adalah kolesterol yang tidak terkontrol. Kemudian, tensi darah juga tak terkontrol hingga membuat pembuluh darah bermasalah.
Perlu diketahui, kadar testosteron pada tubuh pria dapat menurun sebanyak 1% setiap tahunnya. Kondisi ini pun dapat diperparah akibat penyakit kronis yang diderita, seperti obesitas, diabetes, pengaruh stres, ataupun pengaruh obat-obatan.
Sementara untuk kondisi andropause ini dapat terjadi pada pria mulai dari usia 40 atau 50 tahun. Tergantung dari riwayat kesehatan serta gaya hidup.
Sedangkan untuk tanda-tanda pria mengalami andropause di antaranya:
- Penurunan gairah seksual
Pria yang andropause akan mengalami penurunan gairah seksual. Biasanya kesulitan dalam mencapai atau mempertahankan ereksi, istilah ini bisa disebut disfungsi ereksi.
- Kegemukan
Jumlah lemak tubuh meningkat dan massa otot berkurang, sehingga menyebabkan sejumlah perubahan fisik.
- Moddy-an
Pria yang mengalami andropause akan merasakan perubahan mood yang tidak menentu. Seperti merasa gelisah, mudah sedih, dan tersinggung.
- Infertilitas
Kondisi andropause biasanya ditandai dengan meningkatkan risiko infertilitas atau bermasalah pada kesehatan reproduksi.
- Kognitif terganggu
Ditandai dengan penurunan fungsi kognitif. Artinya sulit berkonsentrasi hingga menurunnya kemampuan berpikir dan daya ingat.
- Insomnia
Pria yang kurang tidur atau sulit tidur bisa menandakan dia mengalami andropause.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)