FITNESS & HEALTH
Tingkatkan Semangat Kesadaran Kanker Paru melalui Run for Healthy Lungs
Aulia Putriningtias
Kamis 21 November 2024 / 10:37
Jakarta: Kanker paru di Indonesia masih menjadi salah satu masalah kesehatan besar di Indonesia. Dalam menjalankan semangat kesadaran cegah kanker paru, Sobat Medcom dapat mengikuti ini, loh!
Berdasarkan data Global Observatory on Cancer (GLOBOCAN) tahun 2022 jumlah kasus baru dan kematian akibat kanker paru memang tinggi. Menurut data itu, di Indonesia terdapat 66.271 jumlah kasus baru dan sebanyak 34.339 jumlah kematian akibat kanker paru.
Ketua Bidang Ilmiah Yayasan Kanker Indonesia (YKI), Prof. dr. Elisna Syahruddin, Ph.D., SpP(K) turut menyinggung hal yang sama. Angka kematian yang tinggi pada kanker paru disebabkan oleh keterlambatan penanganan pada pasien kanker paru.
"Sebanyak 90 persen dari pasien kanker paru baru datang ke dokter setelah mereka memasuki stadium lanjut," ungkap Prof. Elisna dalam temu media di Jakarta, Selasa, 19 November 2024.
Dalam meningkatkan semangat tingkat kesadaran cegah kanker paru, akan hadir acara yang mendorong masyarakat melakukan hal ini. Penerapannya pun sangat cocok sebagai pencegahan untuk kanker paru, yakni acara ajang lari bersama sepanjang 5 kilometer.
Baca juga: Kanker Paru Kerap tak Bergejala, Ahli Jelaskan Alasannya
Run for Healthy Lungs dari YKI menjadi ajang lari untuk masyarakat dalam meningkatkan kesadaran cegah kanker paru. Acara ini akan berlangsung Minggu, 1 Desember 2024 di Area Pintu 6 Gelar Bung Karno (GBK), Jakarta.
Ketua YKI Profesor Aru Wisaksono Sudoyo mengatakan bahwa pada acara ini, selain menawarkan ajang lari, pula hadirkan pra-skrining. Hal ini sebagai upaya pengendalian faktor risiko kanker paru, mengingat kanker paru menempati urutan nomor dua kejadian kanker di Indonesia.
Pra-skrining pada acara ini pun dilakukan dengan pengisian Kuesioner Profil Risiko Kanker Paru. Akan disediakan berbagai macam pertanyaan untuk mengetahui apakah seseorang berisiko kanker paru atau tidak.
"Apabila pra-skrining menunjukkan responden memiliki risiko tinggi, harus dilanjutkan dengan skrining kanker paru dan pemeriksaan medik lebih lanjut," jelas Prof. Elisna.
Sementara itu, Prof. Elisna menekan bahwa kanker paru tidak bergejala. Jadi, perlu untuk memastikan untuk melakukan pra-skrining. Pra-skrining dibutuhkan untuk masyarakat dalam mengetahui langkah selanjutnya dalam menekan angka pengidap kanker paru.
Kemudian, lakukanlah skrining dan deteksi dini. Skrining berfokus kepada orang yang sehat dan memiliki tujuan untuk mengidentifikasi mereka yang cenderung memiliki risiko pengidap kanker. Sementara itu, deteksi dini berfokus pada pasien yang memiliki gejala sejak awal.
Prof. Eliana menyarankan agar tidak menunggu berlama-lama dalam melakukan skrining dan deteksi dini. Khususnya orang-orang yang memiliki risiko, seperti merokok, menjadi perokok pasif, atau bekerja di tempat banyak polusi udara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Berdasarkan data Global Observatory on Cancer (GLOBOCAN) tahun 2022 jumlah kasus baru dan kematian akibat kanker paru memang tinggi. Menurut data itu, di Indonesia terdapat 66.271 jumlah kasus baru dan sebanyak 34.339 jumlah kematian akibat kanker paru.
Ketua Bidang Ilmiah Yayasan Kanker Indonesia (YKI), Prof. dr. Elisna Syahruddin, Ph.D., SpP(K) turut menyinggung hal yang sama. Angka kematian yang tinggi pada kanker paru disebabkan oleh keterlambatan penanganan pada pasien kanker paru.
"Sebanyak 90 persen dari pasien kanker paru baru datang ke dokter setelah mereka memasuki stadium lanjut," ungkap Prof. Elisna dalam temu media di Jakarta, Selasa, 19 November 2024.
Dalam meningkatkan semangat tingkat kesadaran cegah kanker paru, akan hadir acara yang mendorong masyarakat melakukan hal ini. Penerapannya pun sangat cocok sebagai pencegahan untuk kanker paru, yakni acara ajang lari bersama sepanjang 5 kilometer.
Baca juga: Kanker Paru Kerap tak Bergejala, Ahli Jelaskan Alasannya
Run for Healthy Lungs dari YKI menjadi ajang lari untuk masyarakat dalam meningkatkan kesadaran cegah kanker paru. Acara ini akan berlangsung Minggu, 1 Desember 2024 di Area Pintu 6 Gelar Bung Karno (GBK), Jakarta.
Ketua YKI Profesor Aru Wisaksono Sudoyo mengatakan bahwa pada acara ini, selain menawarkan ajang lari, pula hadirkan pra-skrining. Hal ini sebagai upaya pengendalian faktor risiko kanker paru, mengingat kanker paru menempati urutan nomor dua kejadian kanker di Indonesia.
Pra-skrining pada acara ini pun dilakukan dengan pengisian Kuesioner Profil Risiko Kanker Paru. Akan disediakan berbagai macam pertanyaan untuk mengetahui apakah seseorang berisiko kanker paru atau tidak.
"Apabila pra-skrining menunjukkan responden memiliki risiko tinggi, harus dilanjutkan dengan skrining kanker paru dan pemeriksaan medik lebih lanjut," jelas Prof. Elisna.
Sementara itu, Prof. Elisna menekan bahwa kanker paru tidak bergejala. Jadi, perlu untuk memastikan untuk melakukan pra-skrining. Pra-skrining dibutuhkan untuk masyarakat dalam mengetahui langkah selanjutnya dalam menekan angka pengidap kanker paru.
Kemudian, lakukanlah skrining dan deteksi dini. Skrining berfokus kepada orang yang sehat dan memiliki tujuan untuk mengidentifikasi mereka yang cenderung memiliki risiko pengidap kanker. Sementara itu, deteksi dini berfokus pada pasien yang memiliki gejala sejak awal.
Prof. Eliana menyarankan agar tidak menunggu berlama-lama dalam melakukan skrining dan deteksi dini. Khususnya orang-orang yang memiliki risiko, seperti merokok, menjadi perokok pasif, atau bekerja di tempat banyak polusi udara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)