FITNESS & HEALTH

Cara Menyikapi Temanmu yang Menjadi Korban Kekerasan dalam Suatu Hubungan

Medcom
Sabtu 18 Maret 2023 / 20:08
Jakarta: Mengalami hubungan tidak baik dengan pasangan memang membuat tidak nyaman. Apalagi jika sampai pada tahap kekerasan. Mungkin saja ini terjadi pada temanmu.

Menurut Tara the Thouars, seorang Psikolog Klinis Rumah Sakit Jiwa Sanatorium Dharmawangsa, sulit untuk korban melakukan ungkap diri apa yang telah dialaminya. Maka dari itu, kita sebagai teman korban bisa lebih peka terhadap korban apa yang telah dialami.

"Peran support system memang menjadi salah satu yang penting, seperti teman tadi. Karena ternyata kita tidak sendiri," kata Tara dalam acara "Uncover Your Stories" dari Rollover Reaction di Atsiri Sarinah, Jumat, 17 Maret 2023.

Tara pun mengungkapkan bagi kita yang memiliki teman terjebak di dalam hubungan toxic, bisa menerapkan 4 hal ini:
 

1. Tidak menyalahkan korban


Korban sudah merasakan keadaan buruk dan mengalami kehilangan dirinya sendiri. Mereka merasa bahwa dirinya buruk dan tidak berarti. Sebagai teman, kamu disarankan untuk tidak menyalahkan korban.

"Karena mereka yang mengalami kekerasan sudah menganggap buruk tentang dirinya, jadi kita sebagai temannya tidak membuat situasi lebih buruk lagi dengan guilty atau self blame," kata Tara.
 

2. Berikan dukungan


Dukungan pada korban sangat berarti. Mereka mencari-cari seseorang untuk dapat meyakini bahwa korban bisa keluar dari lingkaran toxic. Kamu bisa memberikan dukungan, baik itu memberikan nasehat atau mendengarkan ceritanya.

"Berikan support. Sometimes support nggak harus yang nasehat-nasehat gimana gitu, ya. Sekadar eh kita ada di samping kamu, lho. Kalo kamu butuh, aku ada di sini. Kamu butuh dibantu, aku ada di sini," kata Tara.
 

3. Yakinkan korban berdaya


Korban akan merasakan tidak percaya diri, hingga kehilangan identitasnya. Si korban akan merasa mereka tidak berharga dan layak untuk disakiti. Kamu bisa meyakinkan temanmu yang menjadi korban jika mengalami hal ini.

"Bikin teman kita merasa berdaya. Buat mereka notice kalau mereka ini worthy, valuable, sehingga ketika mereka punya power mereka bisa keluar dengan sendirinya," kata Tara.
 

4. Segera hubungi profesional


Untuk menenangkan korban, kamu bisa saja melakukan segala cara. Namun, jika kamu tidak tahu harus melakukan apalagi, kamu bisa menghubungi profesional agar bisa dibantu lebih lanjut.
 

Bagaimana kalau kita merasa lelah menghadapi korban?


Tara ungkap bahwa sebagai seorang teman, tidak masalah jika tidak bisa menemani terus menerus. Ia mengatakan ada hal yang memicu rasa lelah ini, yakni apakah si teman siap atau tidak mendengarkan keluhan si korban.

"Ini banyak terjadi, sih. Kita sebagai teman kayanya belum mengecek diri kita sendiri, deh. Maksudnya sometimes kalau kita terlalu lelah, lagi nggak optimal untuk memberikan support," ujar Tara.

Jika kamu merasakan hal tersebut, tidak masalah untuk berikan pernyataan bahwa kamu sedang tidak bisa mendengarkan cerita si korban. Namun, kamu perlu meyakinkan korban untuk tidak merasakan sendirian.

"Kita mungkin bisa ngomong maaf ya aku sayang sama kamu, tapi saat ini aku lagi belum bisa. Sehingga kita tidak menolak dia, tidak menjauhkan dia, tetapi juga menjelaskan keadaan kita," lanjutnya.

Lumrah bagi seseorang untuk bersemangat di awal saat mendengarkan cerita, lalu lama-lama menyusut. Hal ini memang sering terjadi di sekitar. Namun, yang membedakan adalah kamu perlu meyakinkan si korban bahwa kamu ada di sisi korban.

"Tapi, kita bertindak sebagai pendengar yang baik actually udah cukup. Tanpa kita harus punya solusi-solusi yang wow gimana, at least jadi pendengar yang baik, ada di sebelah dia, bantu menguatkan itu sudah cukup, sih", pungkas Tara.

Aulia Putriningtias

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH