FITNESS & HEALTH
Makanan dan Sinar Matahari jadi Kombinasi Sempurna Memenuhi Vitamin D
Raka Lestari
Rabu 27 Januari 2021 / 17:16
Jakarta: Vitamin D merupakan salah satu yang dibutuhkan tubuh untuk menjaga sistem imunitas agar tetap sehat. Sumber makanan yang mengandung vitamin D biasanya identik dengan susu. Selain susu, sinar matahari juga mengandung vitamin D yang baik untuk tubuh.
“Vitamin D sangat penting untuk sistem imunitas tubuh sehingga penting sekali untuk mencukupinya. Dan pada masa pandemi covid-19 seperti sekarang memang ada banyak penelitian mengenai hubungan antara vitamin D dan covid-19, tetapi karena masih baru sehingga masih belum ada evidence based,” ujar dr. Lady Dhita Alfara, M.Gizi, SpGK, dokter spesialis gizi klinik.
Menurut dr. Dhita, penelitian mengenai vitamin D dan covid-19 memberikan gambaran yang penting antara inflamasi dengan kematian yang terjadi pada kasus covid-19. Meskipun memang penelitian lebih lanjut masih perlu dilakukan.
“Vitamin D ini bisa didapatkan dari bahan makanan seperti susu fortifikasi dan ikan salmon. Namun apakah dari makanan saja sudah cukup? Ternyata tidak, vitamin D dari makanan hanya memenuhi sekitar 10 – 20 persen kebutuhan tubuh akan vitamin D. Sehingga kita membutuhkan sinar matahari untuk bisa memenuhi kebutuhan tubuh akan vitamin D,” jelas dr. Dhita.
Menurut dr. Dhita, vitamin D yang berasal dari sinar matahari berguna untuk mengubah vitamin D yang tidak aktif menjadi vitamin D yang aktif.
“Kapan sebaiknya waktu yang tepat untuk mendapatkan sinar matahari? Sebenarnya tergantung jenis kulit, letak lintang, dan indeks UV. Di Indonesia, secara umum waktu untuk berjemur pada jam 9 pagi sekitar 5 – 15 menit. Dan berjemur 2 – 3 kali seminggu juga sudah cukup,” saran dr. Dhita.
“Dan ketika akan berjemur juga sebaiknya perlu diperhatikan juga sensitivitas kulit apakah kulit kita mudah terbakar atau tidak. Kalau kulit kita mudah terbakar sebaiknya tidak berjemur. Dan sebagai penggantinya bisa mengonsumsi suplemen vitamin D tambahan. Namun dengan dosis yang tidak terlalu tinggi untuk mencegah defisiensi vitamin D,” tutup dr. Dhita.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
“Vitamin D sangat penting untuk sistem imunitas tubuh sehingga penting sekali untuk mencukupinya. Dan pada masa pandemi covid-19 seperti sekarang memang ada banyak penelitian mengenai hubungan antara vitamin D dan covid-19, tetapi karena masih baru sehingga masih belum ada evidence based,” ujar dr. Lady Dhita Alfara, M.Gizi, SpGK, dokter spesialis gizi klinik.
Menurut dr. Dhita, penelitian mengenai vitamin D dan covid-19 memberikan gambaran yang penting antara inflamasi dengan kematian yang terjadi pada kasus covid-19. Meskipun memang penelitian lebih lanjut masih perlu dilakukan.
“Vitamin D ini bisa didapatkan dari bahan makanan seperti susu fortifikasi dan ikan salmon. Namun apakah dari makanan saja sudah cukup? Ternyata tidak, vitamin D dari makanan hanya memenuhi sekitar 10 – 20 persen kebutuhan tubuh akan vitamin D. Sehingga kita membutuhkan sinar matahari untuk bisa memenuhi kebutuhan tubuh akan vitamin D,” jelas dr. Dhita.
Menurut dr. Dhita, vitamin D yang berasal dari sinar matahari berguna untuk mengubah vitamin D yang tidak aktif menjadi vitamin D yang aktif.
“Kapan sebaiknya waktu yang tepat untuk mendapatkan sinar matahari? Sebenarnya tergantung jenis kulit, letak lintang, dan indeks UV. Di Indonesia, secara umum waktu untuk berjemur pada jam 9 pagi sekitar 5 – 15 menit. Dan berjemur 2 – 3 kali seminggu juga sudah cukup,” saran dr. Dhita.
“Dan ketika akan berjemur juga sebaiknya perlu diperhatikan juga sensitivitas kulit apakah kulit kita mudah terbakar atau tidak. Kalau kulit kita mudah terbakar sebaiknya tidak berjemur. Dan sebagai penggantinya bisa mengonsumsi suplemen vitamin D tambahan. Namun dengan dosis yang tidak terlalu tinggi untuk mencegah defisiensi vitamin D,” tutup dr. Dhita.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)