FITNESS & HEALTH
Pasien Penyakit Ginjal Kronik Tak Boleh Makan Tahu dan Tempe, Apakah Benar?
Raka Lestari
Rabu 16 Maret 2022 / 18:54
Jakarta: Penyakit ginjal kronik (PGK) merupakan gangguan fungsi dan struktur ginjal menahun (lebih dari tiga bulan) dengan berbagai implikasi kesehatan. Salah satu hal yang perlu diperhatikan oleh pasien PGK adalah asupan makanan yang dikonsumsi sehari-hari.
Ada yang beranggapan bahwa pasien tidak boleh mengonsumsi tahu dan tempe atau tidak boleh makan sayuran hijau. Apakah hal tersebut benar?
Dr. Anna Maurina Singal, M.Gizi, Sp.GK(K), dokter spesialis gizi klinik di RSUI mengatakan mengatakan bahwa saat ini banyak keyakinan yang berkembang di masyarakat terkait pengaturan makanan untuk pasien dengan penyakit ginjal kronik.
Protein yang kita konsumsi harus dicerna agar bisa digunakan oleh tubuh, sisa dari proses tersebut yaitu urea dan amonia. Urea dan amonia bersifat toksik bagi tubuh.
Organ ginjal yang bertugas mengeluarkan zat sisa tersebut. Jika ginjal bermasalah, akhirnya zat sisa ini akan tertahan dan mengakibatkan terjadinya gangguan metabolik.
.jpg)
(Dr. Anna Maurina Singal, M.Gizi, Sp.GK(K), dokter spesialis gizi klinik di RSUI mengatakan konsumsi kedelai tidaklah dilarang, namun yang perlu diperhatikan adalah jumlahnya. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)
Dr. Maureen mengungkapkan pasien gagal ginjal kronik berisiko tinggi mengalami malnutrisi protein energy wasting (PEW).
“Malnutrisi ini dapat mengakibatkan meningkatnya progresifitas derajat gagal ginjal kronik. Oleh karena itu, pengaturan diet bagi pasien gagal ginjal kronik sangatlah penting,” ungkapnya.
Ia juga menyebutkan beberapa hal yang penting diperhatikan bagi pasien gagal ginjal kronik:
1. Pantau dan tahu kondisi terkini fungsi ginjal dan metabolik terkait
2. Penuhi kebutuhan kalori sesuai dengan kondisi terkini
3. Penuhi kebutuhan protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral sesuai dengan kondisi terkini
4. Aktif dalam melakukan aktivitas fisik
Kedelai sering dianggap menjadi salah satu bahan makanan yang tidak baik untuk ginjal. Padahal kedelai mengandung isoflavon yang justru dapat membantu memperlambat progresivitas perburukan derajat gagal ginjal kronik, kedelai juga dapat membantu menjaga status nutrisi pada pasien dengan dialisis.
Konsumsi kedelai tidaklah dilarang, namun yang perlu diperhatikan adalah jumlahnya. “Batasan asupan buah dan sayur sifatnya sangat individual pada tiap pasien, sehingga penting untuk disesuaikan dengan kadar kalium darah,” tambah dr. Maureen.
Tiap pasien memiliki kondisi fungsi ginjal masing-masing, sehingga penting untuk melakukan cek lab secara rutin. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter gizi atau dietisien terkait pengaturan makanan yang tepat untuk pasien dengan penyakit ginjal kronik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)
Ada yang beranggapan bahwa pasien tidak boleh mengonsumsi tahu dan tempe atau tidak boleh makan sayuran hijau. Apakah hal tersebut benar?
Dr. Anna Maurina Singal, M.Gizi, Sp.GK(K), dokter spesialis gizi klinik di RSUI mengatakan mengatakan bahwa saat ini banyak keyakinan yang berkembang di masyarakat terkait pengaturan makanan untuk pasien dengan penyakit ginjal kronik.
Protein yang kita konsumsi harus dicerna agar bisa digunakan oleh tubuh, sisa dari proses tersebut yaitu urea dan amonia. Urea dan amonia bersifat toksik bagi tubuh.
Organ ginjal yang bertugas mengeluarkan zat sisa tersebut. Jika ginjal bermasalah, akhirnya zat sisa ini akan tertahan dan mengakibatkan terjadinya gangguan metabolik.
.jpg)
(Dr. Anna Maurina Singal, M.Gizi, Sp.GK(K), dokter spesialis gizi klinik di RSUI mengatakan konsumsi kedelai tidaklah dilarang, namun yang perlu diperhatikan adalah jumlahnya. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)
Dr. Maureen mengungkapkan pasien gagal ginjal kronik berisiko tinggi mengalami malnutrisi protein energy wasting (PEW).
“Malnutrisi ini dapat mengakibatkan meningkatnya progresifitas derajat gagal ginjal kronik. Oleh karena itu, pengaturan diet bagi pasien gagal ginjal kronik sangatlah penting,” ungkapnya.
Ia juga menyebutkan beberapa hal yang penting diperhatikan bagi pasien gagal ginjal kronik:
1. Pantau dan tahu kondisi terkini fungsi ginjal dan metabolik terkait
2. Penuhi kebutuhan kalori sesuai dengan kondisi terkini
3. Penuhi kebutuhan protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral sesuai dengan kondisi terkini
4. Aktif dalam melakukan aktivitas fisik
Kedelai sering dianggap menjadi salah satu bahan makanan yang tidak baik untuk ginjal. Padahal kedelai mengandung isoflavon yang justru dapat membantu memperlambat progresivitas perburukan derajat gagal ginjal kronik, kedelai juga dapat membantu menjaga status nutrisi pada pasien dengan dialisis.
Konsumsi kedelai tidaklah dilarang, namun yang perlu diperhatikan adalah jumlahnya. “Batasan asupan buah dan sayur sifatnya sangat individual pada tiap pasien, sehingga penting untuk disesuaikan dengan kadar kalium darah,” tambah dr. Maureen.
Tiap pasien memiliki kondisi fungsi ginjal masing-masing, sehingga penting untuk melakukan cek lab secara rutin. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter gizi atau dietisien terkait pengaturan makanan yang tepat untuk pasien dengan penyakit ginjal kronik.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)