FITNESS & HEALTH
Apakah Makanan yang Dibakar Berisiko Menyebabkan Kanker?
Mia Vale
Selasa 31 Desember 2024 / 12:18
Jakarta: Beberapa orang khawatir dengan makanan gosong atau yang dibakar di mana berisiko kanker karena bahan kimia yang disebut akrilamida. Akrilamida terbentuk ketika makanan bertepung seperti roti, kentang, dan sayuran akar dimasak pada suhu tinggi.
Ini termasuk memanggang, barbequing, frying, grilling, toasting, atau roasting. Akrilamida juga terdapat pada makanan seperti biskuit, sereal, dan kopi.
Makanan bertepung yang telah 'kecoklatan' atau dibakar memiliki lebih banyak akrilamida di dalamnya dibandingkan saat dimasak hingga warnanya lebih terang. Akrilamida pertama kali digunakan untuk membuat plastik, dan ditemukan dalam asap rokok.
Ketika para ilmuwan menemukan bahwa akrilamida terbentuk saat makanan bertepung dimasak dengan suhu tinggi, media menyatakan bahwa memakan makanan yang dibakar bisa berbahaya. Bagaimana sih kebenarannya?
.jpg)
(Pola makan yang sehat dan seimbang dapat mengurangi risiko kanker. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Mengonsumsi akrilamida dalam roti bakar dan makanan yang dibakar lainnya kemungkinan tidak meningkatkan risiko kanker. Hal ini juga terjadi pada makanan yang dibeli di toko yang mengandung akrilamida.
Penelitian berkualitas baik terhadap orang-orang, yang telah dikutip dalam laman Cancer Research UK, tidak menemukan hubungan antara mengonsumsi makanan tinggi akrilamida dan kanker.
Memang benar penelitian pada hewan menunjukkan bahwa akrilamida mempunyai efek menyebabkan kanker. Namun penelitian ini memberi hewan tingkat akrilamida yang sangat tinggi.
Sedangkan pada manusia, jika tida mengonsumsi akrilamida berlebihan, risiko itu tergolong kecil. Namun begitu, penelitian juga menunjukkan bahwa konsumsi makanan yang mengandung heterosiklik amina (HCA) dan polycyclic aromatic hydrocarbons (PAH) secara berlebihan dapat meningkatkan risiko kanker, terutama kanker usus besar, pankreas, dan prostat. Untuk itu tidak boleh berlebihan ya.
Penyebab kanker seperti tembakau, obesitas, sinar UV, alkohol, daging olahan dan HPV, telah dibuktikan melalui penelitian. Sedangkan ponsel, botol plastik, deodoran, microwave, dan makanan yang dibakar tidak terbukti menyebabkan kanker.
Ada banyak mitos, pertanyaan, dan topik hangat terkait risiko kanker. Namun berkat penelitian selama puluhan tahun dalam mencegah kanker, para peneliti mengetahui cara-cara yang terbukti dapat menurunkan risiko tersebut.
Baca juga: RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Siapkan Layanan Onkologi yang Paripurna
Ini termasuk tidak merokok, menjaga berat badan yang sehat, tetap aman dari sinar matahari, mengurangi alkohol, dan makan makanan yang sehat dan seimbang.
Makan roti bakar tidak akan meningkatkan risiko kanker. Pola makan kamu secara keseluruhan lebih penting untuk risiko kanker dibandingkan bahan atau makanan apa pun. Pola makan yang sehat dan seimbang dapat mengurangi risiko kanker.
Ini berarti, kamu harus lebih banyak mengonsumsi buah dan sayuran, biji-bijian seperti roti gandum dan pasta dan beras coklat/merah, sumber protein sehat seperti ayam, ikan, dan kacang-kacangan. Pun mengurangi daging olahan dan daging merah, alkohol, serta makanan tinggi gula, lemak, dan garam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Ini termasuk memanggang, barbequing, frying, grilling, toasting, atau roasting. Akrilamida juga terdapat pada makanan seperti biskuit, sereal, dan kopi.
Makanan bertepung yang telah 'kecoklatan' atau dibakar memiliki lebih banyak akrilamida di dalamnya dibandingkan saat dimasak hingga warnanya lebih terang. Akrilamida pertama kali digunakan untuk membuat plastik, dan ditemukan dalam asap rokok.
Ketika para ilmuwan menemukan bahwa akrilamida terbentuk saat makanan bertepung dimasak dengan suhu tinggi, media menyatakan bahwa memakan makanan yang dibakar bisa berbahaya. Bagaimana sih kebenarannya?
Makanan dibakar dan kanker
.jpg)
(Pola makan yang sehat dan seimbang dapat mengurangi risiko kanker. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Mengonsumsi akrilamida dalam roti bakar dan makanan yang dibakar lainnya kemungkinan tidak meningkatkan risiko kanker. Hal ini juga terjadi pada makanan yang dibeli di toko yang mengandung akrilamida.
Penelitian berkualitas baik terhadap orang-orang, yang telah dikutip dalam laman Cancer Research UK, tidak menemukan hubungan antara mengonsumsi makanan tinggi akrilamida dan kanker.
Memang benar penelitian pada hewan menunjukkan bahwa akrilamida mempunyai efek menyebabkan kanker. Namun penelitian ini memberi hewan tingkat akrilamida yang sangat tinggi.
Sedangkan pada manusia, jika tida mengonsumsi akrilamida berlebihan, risiko itu tergolong kecil. Namun begitu, penelitian juga menunjukkan bahwa konsumsi makanan yang mengandung heterosiklik amina (HCA) dan polycyclic aromatic hydrocarbons (PAH) secara berlebihan dapat meningkatkan risiko kanker, terutama kanker usus besar, pankreas, dan prostat. Untuk itu tidak boleh berlebihan ya.
Penyebab kanker yang terbukti
Penyebab kanker seperti tembakau, obesitas, sinar UV, alkohol, daging olahan dan HPV, telah dibuktikan melalui penelitian. Sedangkan ponsel, botol plastik, deodoran, microwave, dan makanan yang dibakar tidak terbukti menyebabkan kanker.
Ada banyak mitos, pertanyaan, dan topik hangat terkait risiko kanker. Namun berkat penelitian selama puluhan tahun dalam mencegah kanker, para peneliti mengetahui cara-cara yang terbukti dapat menurunkan risiko tersebut.
Baca juga: RSUP dr. Soeradji Tirtonegoro Siapkan Layanan Onkologi yang Paripurna
Ini termasuk tidak merokok, menjaga berat badan yang sehat, tetap aman dari sinar matahari, mengurangi alkohol, dan makan makanan yang sehat dan seimbang.
Risiko diet dan kanker
Makan roti bakar tidak akan meningkatkan risiko kanker. Pola makan kamu secara keseluruhan lebih penting untuk risiko kanker dibandingkan bahan atau makanan apa pun. Pola makan yang sehat dan seimbang dapat mengurangi risiko kanker.
Ini berarti, kamu harus lebih banyak mengonsumsi buah dan sayuran, biji-bijian seperti roti gandum dan pasta dan beras coklat/merah, sumber protein sehat seperti ayam, ikan, dan kacang-kacangan. Pun mengurangi daging olahan dan daging merah, alkohol, serta makanan tinggi gula, lemak, dan garam.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)