FITNESS & HEALTH
Mengenal Sindrom Sarang Kosong, Rasa Kesepian yang Rentan Dialami Orang Tua
Sandra Odilifia
Sabtu 24 April 2021 / 08:36
Jakarta: Setiap orang akan mengalami masa pertumbuhan dan penuaan. Tentu para orang tua pun tahu, bahwa suatu hari anak-anak mereka akan tumbuh dan meninggalkan rumah mereka, baik untuk pergi ke perguruan tinggi atau tinggal bersama pasangannya.
Namun demikian, ketika hal itu terjadi, banyak orang tua mengalami berbagai macam emosi. Di satu sisi ada kegembiraan karena si kecil berusaha mandiri, di sisi lain ada banyak kesedihan dan kesepian.
Nah, kekosongan dan kesedihan luar biasa yang dialami orang tua ketika anak-anak mereka pergi disebut sindrom sarang kosong. Seperti namanya, sarang kosong mengacu pada perasaan kesepian yang dialami sebagian besar orang tua, setelah anak-anak mereka meninggalkan rumah untuk hidup sendiri.
Ketika anak-anak meninggalkan rumah, memang wajar untuk memiliki perasaan seperti ini. Namun, penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa beberapa orang tua mengalami perasaan kehilangan yang mendalam yang membuat mereka lebih rentan mengembangkan beberapa kondisi kesehatan mental dan fisik.
Terkadang hal itu dapat menyebabkan depresi, alkoholisme, krisis identitas, dan konflik perkawinan. Melansir E Times, berikut adalah beberapa tanda umum sindrom sarang kosong yang harus kamu waspadai:
Meningkatnya tingkat frustrasi, kemarahan, iritasi, semuanya bisa menjadi gejala sarang kosong. Dalam hal ini, orang tiba-tiba mulai merasa kesal dengan masalah kecil, yang sebelumnya tidak pernah mengganggu. Hal ini sering kali menyebabkan kebencian dan kepahitan dalam hubungan.
Merasa sedih, sakit hati, dan mungkin menangis sepanjang waktu bukanlah hal yang normal. Kesedihan yang terus-menerus seringkali menyebabkan depresi. Telah ditemukan bahwa wanita menopause lebih rentan terhadap depresi akibat sindrom ini dibandingkan dengan pria.
Orang tua yang hari-harinya dipenuhi dengan aktivitas yang melibatkan anak-anaknya seringkali mengalami krisis identitas. Mereka merasa bahwa mereka telah kehilangan sebagian besar identitas dan tujuan utama hidup mereka.
Kurang tidur dan mengalami mimpi buruk adalah beberapa gejala fisik yang umum dari sindrom ini. Alasan utama di balik ini mungkin karena orang tua mengkhawatirkan anak-anak mereka. Belanja berlebihan adalah beberapa tanda lainnya.
Jika kamu mengalami satu, dua gejala atau lebih, itu berarti kamu menderita sindrom sarang kosong. Berikut beberapa hal yang dapat kamu lakukan untuk mengatasi situasi tersebut:
- Tetap berhubungan. Terus berhubungan dengan anak-anak, bahkan ketika kamu berdua tinggal terpisah. Lakukan panggilan biasa, jadwalkan video call, atau kunjungi mereka sesekali.
- Tetap positif. Cobalah untuk tetap positif dan fokus pada hal-hal yang kamu sukai. Baik itu memasak atau berkebun. Kamu juga bisa melakukan hobi baru.
- Cari dukungan. Bicaralah dengan teman dan keluarga tentang perasaanmu. Jika kamu merasa tidak cukup baik, carilah bantuan profesional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Namun demikian, ketika hal itu terjadi, banyak orang tua mengalami berbagai macam emosi. Di satu sisi ada kegembiraan karena si kecil berusaha mandiri, di sisi lain ada banyak kesedihan dan kesepian.
Nah, kekosongan dan kesedihan luar biasa yang dialami orang tua ketika anak-anak mereka pergi disebut sindrom sarang kosong. Seperti namanya, sarang kosong mengacu pada perasaan kesepian yang dialami sebagian besar orang tua, setelah anak-anak mereka meninggalkan rumah untuk hidup sendiri.
Ketika anak-anak meninggalkan rumah, memang wajar untuk memiliki perasaan seperti ini. Namun, penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa beberapa orang tua mengalami perasaan kehilangan yang mendalam yang membuat mereka lebih rentan mengembangkan beberapa kondisi kesehatan mental dan fisik.
Terkadang hal itu dapat menyebabkan depresi, alkoholisme, krisis identitas, dan konflik perkawinan. Melansir E Times, berikut adalah beberapa tanda umum sindrom sarang kosong yang harus kamu waspadai:
1. Kemarahan
Meningkatnya tingkat frustrasi, kemarahan, iritasi, semuanya bisa menjadi gejala sarang kosong. Dalam hal ini, orang tiba-tiba mulai merasa kesal dengan masalah kecil, yang sebelumnya tidak pernah mengganggu. Hal ini sering kali menyebabkan kebencian dan kepahitan dalam hubungan.
2. Kesedihan
Merasa sedih, sakit hati, dan mungkin menangis sepanjang waktu bukanlah hal yang normal. Kesedihan yang terus-menerus seringkali menyebabkan depresi. Telah ditemukan bahwa wanita menopause lebih rentan terhadap depresi akibat sindrom ini dibandingkan dengan pria.
3. Kehilangan identitas atau tujuan hidup
Orang tua yang hari-harinya dipenuhi dengan aktivitas yang melibatkan anak-anaknya seringkali mengalami krisis identitas. Mereka merasa bahwa mereka telah kehilangan sebagian besar identitas dan tujuan utama hidup mereka.
4. Sulit tidur
Kurang tidur dan mengalami mimpi buruk adalah beberapa gejala fisik yang umum dari sindrom ini. Alasan utama di balik ini mungkin karena orang tua mengkhawatirkan anak-anak mereka. Belanja berlebihan adalah beberapa tanda lainnya.
Cara mengatasi situasi
Jika kamu mengalami satu, dua gejala atau lebih, itu berarti kamu menderita sindrom sarang kosong. Berikut beberapa hal yang dapat kamu lakukan untuk mengatasi situasi tersebut:
- Tetap berhubungan. Terus berhubungan dengan anak-anak, bahkan ketika kamu berdua tinggal terpisah. Lakukan panggilan biasa, jadwalkan video call, atau kunjungi mereka sesekali.
- Tetap positif. Cobalah untuk tetap positif dan fokus pada hal-hal yang kamu sukai. Baik itu memasak atau berkebun. Kamu juga bisa melakukan hobi baru.
- Cari dukungan. Bicaralah dengan teman dan keluarga tentang perasaanmu. Jika kamu merasa tidak cukup baik, carilah bantuan profesional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)