FEATURE

Duwi Wahyuni, Seorang Bidan yang Justru Sukses di Bisnis Skincare

A. Firdaus
Selasa 31 Agustus 2021 / 11:39
Di sudut Kota Samarinda, yang terkenal melimpahnya sumber daya alam, dengan mata pencaharian masyarakatnya didominasi pedagang dan pekerja perusahaan tambang, siapa sangka di sana akan lahir pengusaha wanita muda sukses di bisnis skincare. Ya, Duwi Wahyuni, wanita muda berumur 29 tahun, pemilik brand BD Yuni Esteticare dan Bderma Beauty serta Klinik Bderma Beauty. Sampai detik ini pun ia tak menyangka takdir yang dimilikinya ialah menjadi pengusaha.
 

Berawal dari uang saku


Bidan Yuni – begitu ia biasa disapa – awalnya hanya hobi dengan produk skincare dan tak langsung mendirikan brand BD Yuni Esteticare. Tapi dari hobinya itu menggerakan Yuni untuk mencoba usaha kecil-kecilan produk skincare & kosmetik di semester akhir perkuliahan kebidanannya pada 2012.

Berbekal 11 juta hasil menyisihkan uang sakunya, ia pun menjual kepada teman-teman dan masyarakat di Samarinda. Tak terduga, barang-barang yang Yuni jual laku dan akhirnya ia putuskan untuk terus menjalani usaha kecil-kecilan sampai lulus kuliah, hingga bekerja sebagai bidan di salah satu rumah sakit di Samarinda.



Berjalannya waktu, 'usaha sampingan' Yuni pun terus banyak pelanggannya. Dan di saat itulah kepikiran membuat produk sendiri.

"Jadi, awalnya nggak yang langsung membuat brand saat itu. Usaha kecil-kecilan dulu," kenang Yuni, seperti dilihat di postingan Instagram @yunieadiwidjaya, baru-baru ini.

Tak selang lama, berkat keinginannya membuat produk sendiri, seorang dokter di rumah sakit memberi tahu Yuni bahwa di Surabaya terdapat sekolah estetika agar dirinya bisa membuat produk skincare sendiri. Akhirnya ia putuskan untuk sekolah ilmu estetika dan setelah lulus barulah Yuni memproduksi produk skincare sendiri dengan label BD Yuni Esteticare, yaitu krim wajah dan body lotion.

Saat launching, Yuni mengaku termudahkan dengan database pelanggan lama waktu ia menjual skincare-kosmetiknya, sehingga memudahkan brand dan produknya diterima masyarakat Samarinda saat itu.

"Apalagi setelah punya nomor BPOM dan melakukan berbagai strategi marketing, salah satunya endorsement, alhamdulillah BD Yuni Esteticare dikenal sampai seluruh Indonesia," terangnya,
 

Sesuai passion


Saat ditanya kunci suksesnya, wanita kelahiran 10 Mei 1992 ini mengaku karena sudah passion di bidang kecantikan dan estetika, khususnya di produk skincare dan kosmetik. Sehingga membuatnya semangat dalam bekerja dan tidak mudah menyerah bila ada masalah.



"Karena namanya bisnis, itu banyak tantangannya. Saat saya waktu ditegur BPOM (Badan Pengelola Obat dan Makanan), di mana produk saya harus punya izin BPOM itu bikin saya down. Saya nggak tahu waktu itu, kalau (menjual produk skincare) harus ada teregistrasi di BPOM. Tapi karena memang passion di bidang ini, saya jalani. Nggak berhenti,” ungkap Yuni.
 

Berdayakan perempuan


Apalagi sejauh ini banyak orang yang terbantu dari bisnisnya. Dengan adanya program reseller dan agen yang Yuni ciptakan, rupanya berdampak pada terbukanya lapangan kerja dan bisa memberdayakan perempuan. Saat ini Yuni sudah punya 46 reseller di seluruh Indonesia dan tiga agen di Jakarta, Surabaya, dan Berau.

“Dan itu semua perempuan dan mereka sudah merasakan manfaatnya. Sampai-sampai ada yang bisa beli rumah dari sana,” kata Yuni, terharu.

Lebih dalam, Yuni menjelaskan bahwa bisnis skincare tak hanya menjual produk agar laku dan untung. Tapi bagaimana para konsumen bisa repeat order. Oleh karenanya, ia selalu mementingkan kualitas pada produknya.

"Nah, kalau dicek produk saya itu saya hanya pakai produk premium dan aman. Agar hasilnya bagus. Dan konsumen puas lalu repeat order lagi yang akhirnya reseller-agen senang. Inilah yang membuat BD Yuni Esteticare berkembang saat ini, dan bahkan menopang semua bisnis-bisnis lain yang ada sekarang,” kata Yuni yang baru saja me-launching bisnis coffee shop yang bernama Success Coffee ini

Dan di tengah kondisi pandemi saat ini, Yuni mengaku tetap optimis produknya, yaitu BD Yuni Esteticare dan Bderma Beauty, bakal diterima baik masyarakat Samarinda dan masyarakat Indonesia. Itu karena produk skincare sudah jadi barang pokok bagi para wanita dan demand-nya tidak berkurang. Hanya saja cara transaksinya berubah menjadi online. Alhasil, strategi marketingnya saja yang harus difokuskan ke digital.

"Saya optimis. Karena saya lihat yang berubah cara membelinya saja yang menjadi online. Dulu, di awal pandemi memang penjualan sempat turun sampai 50%. Tapi, kalau sekarang, alhamdulillah, sudah stabil," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)

MOST SEARCH